Menu

Mode Gelap
Angka Kemiskinan Kota Probolinggo Tahun 2025 Turun Jadi 5,69 Persen, Masuk 6 Besar di Jatim Lumajang Beradaptasi dengan Efisiensi Anggaran, Fokus pada Pembangunan Infrastruktur Wanita di Winongan Dihadang Begal, Motor, HP, dan Uang Tunai Amblas Penerbangan Perdana Jember–Jakarta Kembali Ditunda, Dijadwalkan 23 September 2025 Beras Lokal dan SPHP Bisa Berdampingan, Bukan Harus Bersaing Pembangunan Tak Boleh Molor, DPRD Lumajang Kawal Serapan Anggaran Hingga Tuntas

Peristiwa · 31 Mei 2023 15:48 WIB

Musim Kemarau, Fenomena Embun Beku Muncul di Gunung Bromo


					Fenomena frozen di Lautan Pasir Gunung Bromo (Foto: Istimewa) Perbesar

Fenomena frozen di Lautan Pasir Gunung Bromo (Foto: Istimewa)

Probolinggo – Fenomena embun beku atau embun upas (frozen dew) di kawasan Lautan Pasir (Kaldera) Gunung Bromo mulai terlihat sejak Selasa (31/5/2023). Fenomena tahunan frozen ini diperkirakan terjadi hingga bulan Agustus bersamaan dengan musim kemarau.

Munculnya fenomena embun beku ini disampaikan Kepala Resort Laut Pasir BB TNBTS, Arianto. Dikatakan munculnya frozen ini pertama kali diinformasikan dan diketahui sejumlah sopir jip yang sedang mengantar wisatawan.

Munculnya embun beku kemarin ini dimulai sejak dini hari sekitar pukul 03.00 hingga pukul 07.00 WIB, bertepatan dengan banyaknya aktivitas di Lautan Pasir dan munculnya matahari.

“Munculnya frozen ini biasanya ditandai dengan angin yang bertiup cukup besar dan suhu rendah pada pukul 01.00 hingga pukul 02.00 WIB, dari tanda-tanda itulah, frozen ini muncul,” ujarnya.

Selain itu, munculnya frozen ini suhu permukaan di bawah mencapai 5 derajat Celsius. Selain itu fenomena frozen ini biasanya terjadi antara Juli hingga Agustus, namun demikian tidak setiap hari frozen ini muncul.

Biasanya tak hanya terlihat di Lautan Pasir dengan terlihat putih menyelimuti pasir, fenomena frozen ini juga terlihat pada tanaman yang ada di Lautan Pasir.

“Dengan fenomena ini, kami mengimbau kepada wisatawan yang hendak ke Bromo untuk memakai pakaian yang tebal, mulai jaket hingga kerpus. Selain itu bagi wisatawan yang memiliki penyakit sesak agar tidak beraktivitas pada malam, atau subuh untuk memaksakan melihat sunrise. Hal itu untuk mengantisipasi terjadinya hal yang tidak diinginkan,” imbuh Ariyanto. (*)

Editor: Ikhsan Mahmudi
Publisher: Zainul Hasan R.

Artikel ini telah dibaca 77 kali

badge-check

Reporter

Baca Lainnya

Wanita di Winongan Dihadang Begal, Motor, HP, dan Uang Tunai Amblas

18 September 2025 - 18:34 WIB

Kantor KUD di Beji Pasuruan Terbakar, Kerugian Capai Ratusan Juta Rupiah

16 September 2025 - 13:21 WIB

Cidera Parah, 9 Korban Kecelakaan Bus di Jalur Bromo Dioperasi

15 September 2025 - 21:26 WIB

Takziah ke Rumah Duka Laka Bus Bromo, Gubernur Khofifah Janjikan Beasiswa

15 September 2025 - 20:48 WIB

Lengkapi Pemeriksaan, Giliran Korlantas Polri Olah TKP Laka Bus di Jalur Bromo

15 September 2025 - 14:04 WIB

Kapolres Probolinggo Jamin Penanganan Laka Bus di Jalur Bromo Maksimal

15 September 2025 - 11:57 WIB

Laka Maut di Jalur Bromo Tewaskan 8 Orang, ini Pengakuan Sopir Bus

14 September 2025 - 23:28 WIB

Tunggu Kedatangan Jenazah, Keluarga Korban Laka Maut Jalur Bromo Sesaki RS Bina Sehat Jember

14 September 2025 - 22:45 WIB

Delapan Orang Meninggal Pasca Laka Bus Wisata di Jalur Bromo, ini Identitasnya Korban

14 September 2025 - 22:33 WIB

Trending di Peristiwa