Cerita Korban Laka Duren: Kami Minta Turun Sebelum Kecelakaan

Cerita Korban Laka Duren: Kami Minta Turun Sebelum Kecelakaan

Probolinggo – Minggu (29/5/2023) pagi, Fitriatul Laili (27) hendak bertakziyah ke rumah keluarga tetangganya di Desa Renteng, Kecamatan Gading. Warga Desa Tamansari, Kecamatan Kraksaan tersebut akhirnya berangkat bersama 24 warga lainnya pada siang harinya. Dari desa tempatnya tinggal, ia dan yang lainnya menaiki sebuah kendaraan pikap.

Bermuatan 20 orang lebih, kendaraan itu pun penuh. Padahal, rutenya menuju ke Desa Renteng yang berada di wilayah pegunungan Argopuro.

Tak berselang lama, sopir kendaraan yang diketahui bernama Junaidi (43) warga Desa Alaskandang, Kecamatan Besuk mengganti kendaraan pikap dengan kendaraan truk yang bernopol N 9449 UN sesampainya di Desa Alassumur Lor, Kecamatan Besuk. Para penumpang yang terdiri dari 19 orang dewasa dan enam anak kecil pun diminta pindah ke truk tersebut.

“Yang pesan kendaraan saya tidak tahu siapa, pas saya diajak bilangnya sudah ada kendaraannya, jadi tinggal ikut,” katanya saat ditemui di ruang perawatannya di RSUD Waluyo Jati Kraksaan, Minggu (29/5/2023).

Dari Desa Alassumur Lor, rombongan petakziyah tersebut meneruskan perjalannya melewati beberapa desa selanjutnya. Mulai dari Desa Alaskandang, Besuk Agung, Besuk Kidul, Sumurdalam, Jambangan, Kecik, dan Bago di Kecamatan Besuk. Memasuki Kecamatan Gading, rombongan tersebut melewati Desa Dandang, Sentul, dan Prasi.

Setelah Desa Prasi, Kecamatan Gading, untuk sampai ke lokasi, rombongan tersebut masih harus meleeati Desa Duren. Di desa ini rute perjalanan mulai menanjak. Baru setelah deda Duren, Rombongan sampai di Desa Renteng yang merupakan tujuan takziyah.

Suasana takziyah berjalan lancar, hingga akhirnya sekitar pukul 13.45 WIB rombongan takziyah ini berpamitan untuk pulang. Perjalanan pulang mulanya berjalan lancar sampai dengan keluar dari desa Renteng. Baru keluar dari Desa Renteng, rombongan ini sudah harus melewati melewati jalan yang cukup tajam, selain merupakan tikungan tajam, jalur yang harus dilalui merupakan jalanan menurun tajam.

Baca Juga  Budidaya Labu Madu, Warga Kebonsari Kulon Raup Puluhan Juta

Sambil menghela nafas panjang, Fitri yang terbaring lemas di ranjang rumah sakit ini kembali melanjutkan ceritanya. Di lokasi tersebut, truk yang dikendarainya sedikit terlambat untuk belok.

Sehingga sopir memberhentikan kendaraannya dan berencana untuk sedikit mundur agar bisa melewati jalur dengan baik. Padahal, di jalur ini posisi truk sedang berada di jalur turunan.

“Truk kan berhenti, mau ngatret (mundur, Red.) katanya. Anak-anak (rombongan, Red.) sudah minta turun semua, tetapi sama sopir dilarang,” paparnya.

Karena dilarang turun oleh sopir, semua rombongan akhirnya tetap berada di atas truk.
Namun, ketika truk dinyalakan kembali oleh sopir, kecelakaan nahas itu pun terjadi. Bukannya mundur, truk justru menerobos sejumlah pepohonan di depannya dan melaju bukan di atas jalur kendaraan.

Setelah pohon terakhir diterobos, truk sempat terbang sejenak sampai akhirnya kembali ke jalur kendaraan. Truk kemudian berhenti setelah merobohkan sebuah pohon di pinggir jalan.

“Saat dihidupkan kembali itu truk langsung terlonjak dan menerobos pepohonan. Untungnya setelah itu balik lagi ke jalan, sopir ini banting setir dan menabrak pohon. Kalau tidak nabrak pohon, bisa jatuh ke jurang,” ungkapnya.

Dari kecelakaan tersebut, kini dirinya dan sejumlah warga lainnya harus menjalani oerawatan intensif di RSUD Waluyo Jati untuk memulihkan kesehatan.

Sebagai informasi, pada Minggu (29/5/2023) sebuah truk rombongan takziyah mengalami kecelakaan di Desa Duren, Kecamatan Gading. Truk tersebut bermuatan 25 orang. Hingga saat ini sejumlah warga harus mengalami perawatan intensif di RSUD Waluyo Jati, bahkan seorang di antaranya meninggal dunia. (*)

Editor: Ikhsan Mahmudi
Publisher: Zainul Hasan R.

Baca Juga

Mandi di Sungai, Bocah di Purwosari Pasuruan Ditemukan tak Bernyawa

Pasuruan,- Bocah berusia 7 tahun, D-E-R-K, ditemukan meninggal dunia akibat diduga tenggelam di Sungai Babatan, …