Menu

Mode Gelap
Bupati Lumajang Perkuat Perlindungan Pekerja Migran Indonesia di Luar Negeri Dari Sejarah Ki Hajar Dewantara, Bupati Lumajang Dorong Revitalisasi Pendidikan untuk Tingkatkan SDM Perjuangan Nenek Satumi, 95 Tahun, Mewujudkan Impian Haji Temuan Ladang Ganja di TNBTS Mencoreng Destinasi Wisata Bupati Lumajang Tegaskan Larangan Tahan Ijazah dan Wajib Patuhi UMK Ditengah Efisiensi, Pemkot Probolinggo Digerojok Anggaran Rp40 Miliar untuk Perbaiki Infrastruktur

Budaya · 1 Apr 2023 16:07 WIB

Isi Ramadhan, Santri Ponpes Bani Rancang Sepakbola Api


					Sejumlah santri bermain sepakbola api. Perbesar

Sejumlah santri bermain sepakbola api.

Probolinggo – Banyak cara untuk mengisi bulan Ramadhan dengan kegiatan yang positif, seperti yang di lakukan santri Pondok Pesantren Bani Rancang, di Dusun Kalisat, Desa Lemahkembar, Kecamatan Sumberasih, Kabupaten Probolinggo. Sepakbola api yang dimainkan oleh santri ini juga sebagai tradisi di pondok.

Seperti sepakbola pada umumnya, ada dua tim yang berisi masing-masing lima santri yang bertanding. Bak pertandingan resmi, sebelum bermain, kedua tim mendapat instruksi dari wasit terkait teknik pertandingan, hingga berjabat tangan sebelum bertanding.

Sebelum sepakbola dimulai, dilakukan doa yang dipimpin Pengasuh Ponpes Bani Rancang, Gus Agus Hasan Muktasim Billah. Doa ini ditujukan selain selama pertandingan berjalan lancar, juga agar para pemain diberi kekuatan saat menendang bola api.

Selama bermain, para pemain seperti tidak merasakan panasnya api saat menendang bola. Bahkan, mereka pun saling berebut bola dan berusaha memasukkan bola ke dalam gawang.

“Sepakbola api yang kita gelar ini merupakan salah satu tradisi Pondok Pesantren Bani Rancang untuk mengisi bulan Ramadhan. Pelaksanaannya pun dilakukan setelah tadarus atau setelah kajian kitab kuning,” ujar pengasuh pesantren.

Permainan sepakbola api ini semakin meriah lantaran santri perempuan ataubpun santri laki-aki yang tidak ikut sepakbola api, bersorak-sorak mendukung timnya. Hingga peluit panjang dibunyikan skor berakhir 2-1.

Selain tradisi, sepakbola api ini juga sebagai obat gagalnya Piala Dunia U-20 yang rencananya digelar di Indonesia oleh FIFA.

“Dengan digelarnya sepakbola api ini, diharapkan para santri di pondok dapat terhibur setelah menjalani rutinitas bulan Ramadhanm juga menjadi penyemangat santri selama menuntut ilmu di pondok,” imbuh Gus Agus Hasan.

Sementara, salah satu santri, Muhammad Amrullah mengatakan, meskipun bermain bola api, namun saat menendang bola tidak terasa panas, karena sebelum permainan dilakukan doa-doa oleh pengasuh.

“Sepakbola api ini rutin di gelar di bulan Ramadhan setelah tadarus, karena memang sepak bola api ini merupakan tradisi. Selain itu, sepakbola api ini juga sebagai hiburan para santri,” ujarnya. (*) 

 

Editor: Ikhsan Mahmudi

Publisher: Zainul Hasan R.

Artikel ini telah dibaca 53 kali

badge-check

Reporter

Baca Lainnya

Kontes Domba Lumajang 2025 Diikuti 65 Peserta

24 April 2025 - 16:24 WIB

Umat Hindu Bromo Rayakan Galungan, Begini Kemeriahannya

23 April 2025 - 22:18 WIB

Pantai Mbah Drajid Jadi Jujukan Warga Mandi di Laut saat Lebaran Ketupat

7 April 2025 - 16:24 WIB

Kapolres Pasuruan Kota Terbitkan Edaran Jelang Praonan, Ini Aturannya

5 April 2025 - 16:13 WIB

Sosok Kakek Calang, Pembabat Desa Kamalkuning Probolinggo (2)

5 April 2025 - 12:41 WIB

Sosok Kakek Calang, Pembabat Desa Kamalkuning Probolinggo (1)

4 April 2025 - 20:35 WIB

Mengenal Ogoh- ogoh, Tradisi Menjelang Hari Raya Nyepi

29 Maret 2025 - 02:24 WIB

Pawai Ogoh-ogoh Meriah di Lumajang, Wujud Toleransi Menjelang Nyepi dan Lebaran

29 Maret 2025 - 02:06 WIB

Sebelum Mengarak Ogoh-ogoh, Umat Hindu di Lumajang Gelar Upacara Tawur Agung Kesanga

28 Maret 2025 - 15:28 WIB

Trending di Budaya