Menu

Mode Gelap
Penyisiran Amunisi Truk TNI Terbakar Dihentikan, Warga Diminta Tetap Waspada Libur Waisak, Ribuan Wisatawan Sesaki Wisata Gunung Bromo Pemkab Probolinggo Tegaskan Belum Pernah Keluarkan Rekomendasi Izin Penjualan Miras Ketahanan Pangan Desa Lumajang: Inovasi, Pelatihan dan Dana Desa Bersinergi Ketua DPRD Lumajang Dampingi Bupati Tinjau Perbaikan Talud di Kebondeli Candipuro Sambut Puncak Perayaan Waisak, Umat Buddha Kota Probolinggo Ritual Mandikan Rupang

Ekonomi · 8 Jan 2023 20:31 WIB

Produksi Garam di Probolinggo Hanya 3.244 Ton, Jauh dari Target


					Produksi Garam di Probolinggo Hanya 3.244 Ton, Jauh dari Target Perbesar

Dringu,- Cuaca ekstrim yang terjadi di Kabupaten Probolinggo dan sekitarnya di sepanjang tahun 2022 mengakibatkan produksi garam tidak maksimal. Akibatnya, target panen pun gagal total.

Data yang dihimpun Dinas Perikanan Kabupaten Probolinggo, produksi garam sepanjang tahun 2022 hanya 3.244 ton. Padahal, target produksi yang ditetapkan selama kurun waktu tersebut sebanyak 12.000 ton.

“Target tidak tercapai. Saat ini kami belum dapat informasi dari Dinas Perikanan Provinsi Jatim berapa target produksi garam tahun 2023,” kata Kepala Bidang Perikanan Tangkap Dinas Perikanan Kabupaten Probolinggo, Hari Pur Sulistiyono, Minggu (8/1/23).

Hari mengatakan, bencana hidrometeorologi di Kabupaten Probolinggo seperti hujan dengan intensitas tinggi serta hujan yang terjadi terus menerus, membuat produk garam anjlok.

Beberapa daerah sentra produksi garam seperti wilayah Kecamatan Dringu, Gending, Pajarakan, Kraksaan, dan Paiton, tidak mampu memaksimalkan hasil panen. Sebab banyak petani garam gagal panen.

“Cuaca tahun ini tidak mendukung produksi garam. Meskipun kemarau tetap terjadi hujan, musim produksi garam juga mundur,” ia menegaskan.

Menurut Hari, produksi garam dimulai sejak Juni 2022 lalu. Banyak lahan yang telah disiapkan para petani garam di kawasan pesisir Kabupaten Probolinggo.

Kemudian pada bulan berikutnya, panen garam sudah bisa dilakukan. “Puncak produksi garam terjadi hingga Agustus dan September 2022,” papar dia.

Sementara pada Oktober 2022, produksi sudah mulai merosot. Hasilnya bahkan turun separuh dari bulan sebelumnya lantaran wilayah penghasil garam sudah sering diguyur hujan.

“Efektif puncak produksi hanya dua bulan, tentu hasilnya tidak maksimal untuk mengejar target,” ungkap Hari memungkasi.(*) 

 

Editor: Efendi Muhammad

Publisher: Zainullah FT

Artikel ini telah dibaca 7 kali

badge-check

Reporter

Baca Lainnya

Bupati Gus Haris Dorong K-Sarbumusi jadi Katalisator Kesejahteraan Buruh dan Pertumbuhan Industri di Probolinggo

9 Mei 2025 - 17:07 WIB

Pertumbuhan Ekonomi di Jember Relatif Sehat, PHK Massal Berkurang

8 Mei 2025 - 23:01 WIB

Pemkab Jember Bakal Buka Ribuan Lapangan Kerja Baru lewat Pasar Digital

8 Mei 2025 - 20:04 WIB

Sebulan Jelang Idul Adha, Harga Sapi Mulai Meroket

7 Mei 2025 - 21:25 WIB

Serapan Gabah Bulog Jember Capai 100 Persen, Tertinggi di Jawa Timur

4 Mei 2025 - 21:22 WIB

Kisah Yulianto, Petani Lumajang yang Berani Ambil Risiko

25 April 2025 - 13:32 WIB

Pemkot Probolinggo Mulai Persiapkan Koperasi Merah Putih, Optimis Dongkrak Pertumbuhan Ekonomi

22 April 2025 - 17:03 WIB

Program Koperasi Makro Desa Dipenuhi Ketidakpastian, Diskopum Jember Tunggu Arahan

12 April 2025 - 17:57 WIB

Inflasi Jember Meroket, Faktor Tarif Listrik dan Kenaikan Bahan Pokok?

9 April 2025 - 18:07 WIB

Trending di Ekonomi