Menu

Mode Gelap
Razia Miras, Polres Probolinggo Sita Belasan Botol Masuki Musim Pancaroba, Hujan Masih Mengguyur Kota Probolinggo Pelaku Pemerkosaan Anak Kandung di Randuagung Lumajang Jadi Tersangka Tanggapi Miras di Temenggungan, Bupati Gus Haris, Sudah Ada Permendagri-nya, Inspektorat Akan Kaji Truk Pasir Terguling di Jalur Lahar Gunung Semeru, Sopir Selamat Bupati Gus Haris Dorong K-Sarbumusi jadi Katalisator Kesejahteraan Buruh dan Pertumbuhan Industri di Probolinggo

Peristiwa · 29 Okt 2022 16:21 WIB

20 Hektare Lahan Kelapa Diserang Ulat, Petani di Tempursasi Resah


					KapolsekTempursari bersama Kades Bulurejo saat mengecek kebun sawit yang serang ulat (Foto : Asmadi) Perbesar

KapolsekTempursari bersama Kades Bulurejo saat mengecek kebun sawit yang serang ulat (Foto : Asmadi)

Lumajang – Sejumlah petani di Desa Bulurejo, Kecamatan Tempursari, Kabupaten Lumajang belakangan ini mengaku resah karena banyak pohon kelapanya yang diserang hama ulat. Sekitar 20 hektare lahan kelapa di kawasan pantai selatan Kecamatan Tempursasi itu rusak akibat serangan ulat.

Petani setempat mengatakan, hama yang mirip dengan kepompong itu jumlah sangat banyak. Hama berwarna putih itu bersarang di sela-sela daun kelapa.

Kholis, petani kelapa di Bulurejo mengatakan, serangan hama ulat tersebut sudah beberapa minggu terakhir menyerang pohon kelapa di desanya. Bahkan, ia memperkirakan sudah sekitar 20 hektare pohon kelapa yang terserang hama tersebut.

Menurutnya, hama ini seperti mengisap sari daunnya, kemudian nantinya ada semacam kotorannya yang menempel pada daun.

“Setelah itu akan ditumbuhi jamur jelaga namanya, kemudian daun kelapa menjadi berwarna hitam lalu menjadi rapuh,” kata Kholis, Sabtu (29/10/2022).

Menurutnya, hampir semua pohon kelapa yang tumbuh di Bulurejo terserang hama. Hanya saja ada yang sudah parah dan ada yang baru digerogoti.

Atas kondisi tersebut, Kholis bahkan cukup khawatir hama akan membuat pohon kelapa mati secara perlahan. Sebab saat ini pasca diserang hama tersebut produktivitas pohon kelapa menurun drastis. Buah kelapa yang belum saatnya panen sudah banyak yang mendadak berjatuhan ke tanah.

“Kalau kelapa sudah produktif masih bisa dijadikan santan. Cuma kelapa muda yang jatuh rasanya agak kurang manis. Tengkulak sudah banyak yang komplain soal ini,” ujarnya.

Untuk mengatasi masalah ini, katanya, petani sudah menjajal berbagai produk obat tanaman. Bahkan, tim dari Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian, Jumat (28/10/2022) lalu, turun ke lokasi untuk menangani. Namun usaha tersebut banyak membawa perubahan, serangan ulat tetap mengganas.

“Lah wong yang diobati cuma batang pohonnya. Sarangnya kan di daun. Harusnya kan disemprot dari atas pakai drone,” kata Kholis.(*) 

 

Editor: Ikhsan Mahmudi

Publisher: Zainul Hasan R.

Artikel ini telah dibaca 120 kali

badge-check

Reporter

Baca Lainnya

Truk Pasir Terguling di Jalur Lahar Gunung Semeru, Sopir Selamat

9 Mei 2025 - 17:19 WIB

Honda HRV Sasak Beat di Jember, Satu Penumpang Luka Parah

7 Mei 2025 - 21:10 WIB

Truk TNI Kebakaran dan Meledak di Tol Gempol, Serpihan Lukai Bapak dan Anak

6 Mei 2025 - 13:55 WIB

Kebakaran Truk Militer di Tol Gempol, Satu Prajurit Meninggal, Satu Luka Berat

6 Mei 2025 - 13:23 WIB

Truk Muat Amunisi Milik TNI Terbakar di Tol Gempol, Keluarkan Suara Ledakan

6 Mei 2025 - 06:14 WIB

Tabrak Truk Mogok di Kejayan, Pengendara Motor Tewas

5 Mei 2025 - 09:21 WIB

Jatuh Usai Serempetan, Pemotor Terlindas Truk di Jalur Pantura Pasuruan

5 Mei 2025 - 07:24 WIB

Warga Beji Tewas Mendadak di Depan Rutan Bangil

4 Mei 2025 - 15:09 WIB

Jadi Tuan Rumah Pesta Miras yang Tewaskan 2 Orang, Kades Temenggungan Ngaku Tidak Tahu

2 Mei 2025 - 20:01 WIB

Trending di Peristiwa