Menu

Mode Gelap
SDN 2 Banjarsengon Jadi Sekolah Percontohan, Dorong Digitalisasi Pendidikan Dasar di Jember Kapolres Probolinggo Peringatkan Anggotanya; Hindari Gaya Hidup Hedon, Bijak Bermedia Sosial Siswa Berkebutuhan Khusus di Pandaan Rayakan Hari Batik dengan Membatik Bersama FAO Pilih Pisang Mas Kirana Jadi Produk OCOP, Wabup, Potensi Ekspor Lumajang Meningkat Pasca Pembongkaran Makam di Pasuruan, Massa Geruduk Polsek Winongan Pria Tangerang Dihajar Warga Usai Ketahuan Curi Ban Serep Truk di Pasuruan

Sosial · 4 Okt 2022 16:45 WIB

Duh! Buruh Tani asal Glagah Pakuniran Diduga Jadi Korban Human Trafficking


					Duh! Buruh Tani asal Glagah Pakuniran Diduga Jadi Korban Human Trafficking Perbesar

Pakuniran,- Dugaan terjadinya praktik perdagangan manusia atau human trafficking menimpa Asriyatun (41), warga Desa Glagah, Kecamatan Pakuniran, Kabupaten Probolinggo.

Bekerja di Malaysia sebagai Tenaga Kerja Wanita (TKW) untuk meningkatkan perekonomian keluarga, nyatanya ia tak digaji. Justru buruh tani ini disiksa oleh majikannya.

Camat Pakuniran Imron Rosyadi mengatakan, dari informasi yang didapatnya, korban pertama kali mendengar adanya lowongan pekerjaan di Malaysia dengan izin resmi sekitar empat tahun yang lalu.

Asriyatun yang tertarik untuk mendapatkan pekerjaan dengan gaji besar, lantas menemui sang agen pemberangkatannya. Tak berselang lama, ia pun diberangkatkan bersama dua orang laki-laki yang tak dikenalnya dari Bandara Juanda Surabaya ke Kota Batam, Kepulauan Riau.

Sesampainya di Batam, untuk bekerja di Malaysia, ternyata ia hanya diberikan paspor pelancong. Sehingga, sesampainya di Malaysia Asriyatun terpaksa bekerja tanpa adanya surat perjanjian kerja.

“Informasinya saya dapat dari TKSK (Tenaga Kesejahteraan Sosial Kecamatan. red), sekarang kami sedang mengupayakan penjemputan,” kata Imron, Selasa (4/10/22).

Dari majikannya itu, sebut Imron, Asriyatun sering mendapatkan tindakan kekerasan. Sehingga ia terpaksa melarikan diri sampai akhirnya menemukan majikan baru.

Nahasnya, dari majikannya yang kedua ini, keadaan Asriyatun tetap tak kunjung membaik. Sebab, ia bekerja tanpa dibayar lantaran tidak adanya surat perjanjian kerja seiring kepemilikan paspornya sebagai pelancong.

Korban pun kemudian melarikan diri sampai akhirnya ditemukan oleh Konsulat Jenderal RI Johor Bahru dan dipulangkan ke Badan Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI) Tanjungpinang pada 21 Juni 2022 lalu.

Kemudian pada 3 Juli 2022, korban diantarkan oleh Polresta Tanjungpinang ke rumah singgah Dinas Sosial (Dinsos setempat).

“Rencananya besok dijemput di Juanda, dalam hal ini kami sudah minta bantuan ke Baznas (Badan amil Zakat Nasional. Red). Kami juga sudah komunikasi dengan keluarga. Keluarganya pun sudah siap menyambut, karena memang sudah lama terpisah,” paparnya.

Editor: Efendi Muhammad
Publisher: Zainul Hasan R

Artikel ini telah dibaca 66 kali

badge-check

Reporter

Baca Lainnya

Pengentasan Kemiskinan Berhasil, 266 KPM PKH Lulus Mandiri

2 Oktober 2025 - 15:53 WIB

Antisipasi Keracunan, Wali Kota Probolinggo Tinjau SPPG dan MBG di Sekolah

2 Oktober 2025 - 14:56 WIB

Tak Lagi Penuhi Syarat, Ratusan Penerima Bantuan di Pasuruan Dihapus

1 Oktober 2025 - 17:27 WIB

Dinilai Tidak Hargai Makam Kyai, Warga Bongkar Bangunan Makam di Winongan Pasuruan

1 Oktober 2025 - 15:52 WIB

Musala Ponpes Al Khoziny Sidoarjo Ambruk, Pesantren di Jember Gelar Tahlil dan Istighosah

30 September 2025 - 19:32 WIB

Wali Kota Probolinggo Mutasi Pejabat, Empat Kepala Dinas Terpental

30 September 2025 - 19:18 WIB

Pemkab Lumajang Tanggung Biaya Pengobatan Santri Korban Keracunan Asam Klorida

30 September 2025 - 16:17 WIB

Mobil Polisi di Pasuruan Jadi Pengangkut Air Bersih untuk Warga Kekeringan

27 September 2025 - 14:18 WIB

Digerogoti Penyakit Langka, Bocah 3 Tahun di Probolinggo ini Butuh Bantuan

27 September 2025 - 07:47 WIB

Trending di Sosial