Menu

Mode Gelap
Tertibkan Truk ODOL, Dishub Kabupaten Probolinggo Segera Pasang Portal Jalan di Tongas KONI Desak Pemkot Probolinggo Segera Cairkan Bonus Atlet Peraih Medali PON Pemkab Lumajang Siapkan Rp36 Juta untuk Asuransi Pertanian 1.000 Hektare Ancaman di Balik Genangan Air: Leptospirosis Mengintai Warga Lumajang Jelang Pindah, AKBP Wisnu Pimpin Upacara Kenaikan Pangkat Puluhan Anggota Polres Probolinggo Ibu Rumah Tangga di Jember Disekap Suami, Korban Disiksa dan Kaki Dirantai

Pemerintahan · 22 Mei 2022 16:03 WIB

Alih Fungsi, Kini Hutan Kota Kraksaan Tak Produksi Pupuk Kompos


					Alih Fungsi, Kini Hutan Kota Kraksaan Tak Produksi Pupuk Kompos Perbesar

Kraksaan,- Hutan kota di selatan Gelora Merdeka Kraksaan saat ini sudah tidak memproduksi pupuk kompos. Sebab saat ini area tersebut sudah menjadi Ruang Terbuka Hijau (RTH) hutan kota dan juga menjadi tempat pembibitan pohon dan bunga.

Kepala Dinas (Kadis) Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Probolinggo Dwijoko Nur Jayadi mengatakan, sejak beberapa waktu lalu produksi lompos sudah tidak dilakukan di hutan kota. Hal tersebut karena hutan kota itu sudah beralih fungsinya.

“Sudah tidak produksi lagi, karena sekarang sudah berfungsi sebagai RTH dan pembibitan pohon. Jadi saat ini, produksi (pupuk kompos) dilakukan di TPA (Tempat Pembuagan Akhir) di Desa Seboro. Jadi di sana semua sekarang,” kata Dwijoko, Minggu (22/5/2022).

Sejatinya, lanjut Dwijoko, produksi pupuk kompos di hutan kota memang dulunya dimanfaatkan untuk pemenuhan kebutuhan pupuk bagi tanaman milik DLH. Utamanya berbagai taman yang dikelola DLH, sehingga beberapa lokasi dimanfaatkan.

“Tapi sekarang untuk memenuhi kebutuhan pupuk itu melalui produksi TPA Seboro tersebut, kalau awalnya memang beberapa lokasi, salah satunya di hutan kota Kraksaan yang jadi tempat produksi pupuk kompos ini, tapi karena di TPA sudah cukup, jadi dialihfungsikan,” ujar Dwijoko.

Semenjak dialihfungsikan, sambung mantan Kasatpol PP Kabupaten Probolinggo ini, saat ini, hutan kota sedang melakukan pembibitan tanaman. Di mana nanti bibit tanaman tersebut dijadikan untuk memenuhi kebutuhan tanaman di taman-taman milik DLH.

“Untuk tambal sulam. Jadi misal ada yang rusak kita tambal sulam dari sana. Kalau sebelumnya, kami berhasil mengumpulkan pupuk kompos seberat 4,5 ton, lalu dimasukan karung memiliki berat 150 kilogram. Tapi sudah dialihfungsikan,” tutur mantan Camat Maron ini.

Sekadar informasi, pembuatan pupuk kompos ini dirintis sejak 2020 lalu dengan tujuan untuk menyiasati melimpahnya sampah yang masuk ke TPA. Akan tetapi tidak semua sampah masuk ke rumah kompos, dalam artian hanya sampah organik saja. (*) 

Editor : Ikhsan Mahmudi

Publisher : Zainul Hasan R.

Artikel ini telah dibaca 54 kali

badge-check

Reporter

Baca Lainnya

Pemkab Lumajang Siapkan Rp36 Juta untuk Asuransi Pertanian 1.000 Hektare

2 Juli 2025 - 16:18 WIB

Jelang Pindah, AKBP Wisnu Pimpin Upacara Kenaikan Pangkat Puluhan Anggota Polres Probolinggo

2 Juli 2025 - 14:58 WIB

Jaga Keamanan Lumajang Perlu Sinergi Masyarakat dan Aparat

1 Juli 2025 - 16:48 WIB

Rapat Paripurna DPRD Lumajang Bahas Raperda RPJMD dan Perubahan APBD 2025

30 Juni 2025 - 17:29 WIB

Ribuan Tenaga Honorer Tidak Lolos Seleksi PPPK, Anggota DPRD Kota Probolinggo ini Beri Solusi Begini

28 Juni 2025 - 19:11 WIB

Gus Fawait Blusukan di Kecamatan Silo, Janji Perjuangkan Pupuk untuk Petani Kopi

28 Juni 2025 - 16:39 WIB

Ngantor di Desa, Bupati Jember Salurkan Pompa Air bagi Petani

28 Juni 2025 - 13:30 WIB

Alun-alun Bakal Dipercantik, Pemkot Probolinggo Segera Relokasi PKL

27 Juni 2025 - 20:47 WIB

Para Difabel di Kota Probolinggo Digerojok Bantuan Puluhan Juta, Dini Rahmania Beri Pesan Begini

27 Juni 2025 - 14:25 WIB

Trending di Pemerintahan