Menu

Mode Gelap
KPK Mulai Gerah! Bakal Jemput Paksa 21 Tersangka Korupsi Dana Hibah Jatim Pesawat Latih Jatuh di Bogor, Tewaskan Eks Kadispen TNI AU Toyota Fortuner Terjun ke Sungai di Jalur Wisata Bromo, 2 Orang Luka-luka Masuki Musim Hujan, Polisi Imbau Pengendara Waspada Longsor di Piket Nol Dari Lupis hingga Sayur Gratis, Cerita Hangat di Balik Pasar Minggu Rowojali RW 06 Ketahanan Pangan Gagal Jika Petani Hanya Jadi Objek, Bukan Subjek

Berita Pantura · 30 Mar 2022 16:59 WIB

Solar Subsidi Langka, Pertamina Jatah Tiap SPBU


					Solar Subsidi Langka, Pertamina Jatah Tiap SPBU Perbesar

Probolinggo – Di sejumlah Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) di sejumlah wilayah terjadi antrean kendaraan yang hendak membeli solar subsidi. Sisi lain, stok solar subsidi di SPBU semakin sulit ditemui.

Menurut seorang pengawas SPBU di Probolinggo, sulitnya solar subsidi ini lantaran setiap SPBU mendapat jatah dari Pertamina.

Salah satu SPBU yang diserbu antrean warga adalah SPBU di Desa Malasan Kulon, Kecamatan Leces. Sejumlah truk dan kendaraan diesel lainnya terlihat memanjang menunggu antrean untuk mendapat solar subsidi.

Menurut pengawas lapangan SPBU Malasan, Edi Saiful, fenomena kelangkaan solar ini karena pihak Pertamina menjatah solar bersubsidi dengan jumlah berbeda-beda setiap SPBU dalam setahun. Sehingga, jatah solar tersebut penjualannya harus di-manage oleh masing-masing SPBU.

“Untuk SPBU Malasan sendiri, jatah yang diberikan oleh Pertamina, perhitungan kami dalam satu hari dapat menjual sekitar 16 ton solar bersubsidi. Jika menjual melebihi jumlah tersebut, dikawatirkan, tidak sampai satu tahun, kami tidak dapat menjual solar bersubsidi,” ujarnya.

Pihak SPBU pun akhirnya memberikan jatah tertentu kepada pembeli. Sopir truk misalnya, hanya dijatah bisa membeli solar subsidi Rp200 ribu (setara 38 liter) dengan harga solar subsidi sebesar Rp5.150 perliter.

Dan untuk mencegah pemilik kendaraan kembali mengisi solar subsidi di SPBU Malasan, maka sebelum membeli, petugas mencatat plat nomor kendaraan. Sehingga nomor HP sopir truk tercatat pada perangkat Electronic Data Capture (EDC).

“Setiap SPBU berbeda-beda penjualanan solar bersubsidinya, ada yang 7 ton 16 ton. Kalau di SPBU Malasan, kami maksimalkan jatah yang diberikan, sehingga, truk yang datang ke SPBU Malasan bisa mendapat solar bersubsidi,” imbuhnya.

Sementara, salah satu sopir truk asal Nguling, Misnalam Hadi (42) mengatakan, sebelum mengisi solar di SPBU Malasan, ia telah berkeliling ke beberapa SPBU. Tetapi semua SPBU yang ia datangi tidak satu pu memiliki stok solar subsidi.

“Saya mengantre solar di SPBU ini sudah sejak pukul 10.00, hingga akhirnya dapat membeli solar subsidi. Saya berharap, solar bersubsidi ini kembali normal agar pemilik truk dapat terus bekerja dan tidak bingung cari solar,” ujarnya. (*)

 

Editor: Ikhsan Mahmudi

Publisher: A. Zainullah FT

Artikel ini telah dibaca 104 kali

badge-check

Reporter

Baca Lainnya

Sopir Bus Keluhkan Macet Parah di Klakah, Waktu Tempuh Bertambah Satu Jam Lebih

7 Juli 2025 - 18:45 WIB

Kedapatan Mencuri di Bus, Pria Asal Jember Diamankan Penumpang Bus di Pasuruan

23 Maret 2025 - 22:10 WIB

Tanaman Ganja Dilarang tapi Tumbuh Subur di Lumajang

23 Maret 2025 - 17:05 WIB

Penemuan Ribuan Koin Kuno di Pasuruan Segera Diteliti

28 Januari 2025 - 16:44 WIB

Target PAD Lumajang Melalui Pajak Sebesar Rp170 Miliar

3 Januari 2025 - 11:03 WIB

Pendapatan PBB-P2 Belum Maksimal, BPRD Lumajang Akan Grebeg Desa yang Capaiannya Rendah

2 Januari 2025 - 16:13 WIB

Antisipasi Lonjakan Penumpang saat Nataru, KAI Daop 9 Jember Operasikan Satu KA Tambahan

25 Desember 2024 - 13:27 WIB

Balos Tampilkan Karakteristik Batik Khas Lumajang

22 Desember 2024 - 15:50 WIB

Diguyur Hujan Deras, Gelora Merdeka Kraksaan Banjir

16 Desember 2024 - 18:19 WIB

Trending di Berita Pantura