Menu

Mode Gelap
Ratusan Warga Jember Ikuti Operasi Katarak Gratis, Lansia Prioritas Waspada! Pasien Sakit Musiman di Jember Melonjak Gara-gara Anomali Cuaca Bocah di Paiton Curhat di Tik-tok, Ngaku jadi Korban Pencabulan Polres Pasuruan Ungkap Jaringan Narkoba, Bandar hingga Kurir Dibekuk Dinkes Lumajang Edukasi Bahaya Sound Horeg, Bukan Sekadar Berisik, Bisa Mematikan BPN Lumajang: Kami Punya Dasar Yuridis dan Fisik yang Kuat

Gaya Hidup · 11 Des 2021 18:51 WIB

Warga Ketapang, Ciptakan Alat Roasting Kopi Tradisional


					Warga Ketapang, Ciptakan Alat Roasting Kopi Tradisional Perbesar

Probolinggo – Seorang warga Jalan Damai, Kelurahan Ketapang, Kecamatan Kademangan, Kota Probolinggo berhasil menciptakan alat roasting kopi tradisional. Alat yang ia ciptakan dengan memakan waktu sekitar 7 bulan ini sudah mendapat hak paten. Kini mesin rosting kopinya tersebut masih terus dikembangkan.

Pencipta mesin roasting kopi tradisional ini adalah Bambang Harianto (63). Disebut mesin roasting tradisional lantaran mesin yang ia ciptakan ini masih menggunakan gentong dari tanah liat sebagai tempat merosting biji (bean) kopi.

Bermula saat Bambang tak tega menyaksikan istrinya, Zahrotul Aini (56) yang kepanasan saat menggoreng biji kopi. Dari situlah, Bambang kemudian berinisiatif membuat peralatan.

Sebagai sarjana teknik (elektro) lulusan Institut Teknologi Nasional (ITN) Malang, Bambang wajar ia punya keahlian. Belum lagi pengalamannya di bidang elektronika, serta sejak tahun 2018 ia sering ikut pameran elektronik di berbagai daerah. Barulah pada tahun 2021 Bambang ia mencetuskan idenya ini.

“Untuk pengerjaan mesin roasting kopi tradisional ini memakan waktu sekitar tujuh bulan, mulai dari mencari bahan, menghubungkan satu komponen dengan yang lain, hingga alat tersebut bisa digunakan,” ujarnya.

Setelah jadi, alat tersebut mengalami tiga kali percobaan hingga benar-benar sempurna dan dapat dipergunakan. Cara kerja mesin roasting kopi tradisional ini cukup sedernaha. Pertama kabel power menghidupkan komponen.

Selanjutnya, kompor gas yang berada di bawah gentong dihidupkan hingga mencapai suhu 120 derajat. Uniknya jika suhu sudah mencapai 120 derajat, maka alarm berbunyi, kemudian biji kopi dimasukan ke dalam gentong.

Setelah masuk, motor listrik kecil dihidupkan untuk menggerakkan pengaduk yang ada di dalam gentong. Biji kopi pun teraduk dengan merata.

Proses meroasting kopi ini memakan waktu satu jam. Namun selama kopi diroasting, tidak perlu ditunggui di depan peralatan. Hanya perlu sesekali dicek kematangan kopi melalui lubang di depan.

“Setelah matang, kopi kemudian dituang pada alat penyaring untuk mengupas kulit kopi. Dengan alat ini tingkat kematangan kopi merata, tidak seperti saat menggoreng kopi dengan wajan,” ujar Bambang.

Dengan kapasitas maksimal 2 kilogram dan biaya pembuatan sekitar Rp3 juta, mesin roasting kopi tradisional ini akan terus dikembangkan. Salah satunya, gentong tempat kopi nantinya akan dapat diputar secara otomatis. (*)


Editor: Ikhsan Mahmudi
Publisher: Albafillah

Artikel ini telah dibaca 43 kali

badge-check

Reporter

Baca Lainnya

Kekeringan, Petani Tunjungrejo Lumajang Terancam Gagal Panen

5 Agustus 2025 - 10:59 WIB

Dari Lupis hingga Sayur Gratis, Cerita Hangat di Balik Pasar Minggu Rowojali RW 06

3 Agustus 2025 - 10:11 WIB

Ketahanan Pangan Gagal Jika Petani Hanya Jadi Objek, Bukan Subjek

3 Agustus 2025 - 09:39 WIB

Cuaca Laut Buruk, Harga Ikan di TPI Mayangan Probolinggo Melambung

25 Juli 2025 - 15:25 WIB

Budidaya Ayam Petelur dan Burung Puyuh Jadi Pendongkrak Ekonomi Desa di Lumajang

25 Juli 2025 - 13:45 WIB

Petani Semangka di Ambulu Jember Keluhkan Minimnya Pendampingan, Jamur Jadi Ancaman Utama

24 Juli 2025 - 19:37 WIB

Serapan Gabah Bulog Jember Turun Usai Panen Raya, Fokus ke Panen Gaduh

24 Juli 2025 - 19:10 WIB

Polisi Gendut di Pasuruan Tak Bisa Santai Lagi, Kini Wajib Olahraga

24 Juli 2025 - 17:42 WIB

Berkah Piodalan, Omzet UMKM dan Home Stay di Senduro Puluhan Juta

23 Juli 2025 - 16:31 WIB

Trending di Ekonomi