Menu

Mode Gelap
Absensi Siperlu Lumajang Dicurigai, Bupati: Deteksi Mata dan Ekspresi Wajah Harus Dioptimalkan Bertemu Wali Kota, FKUB Kota Probolinggo Ajukan Perluasan Lahan TPU bagi Non Muslim Selokambang Kritis: Potensi Besar, Pengelolaan Masih Minim Wanita Ditemukan Tewas Tanpa Busana di Pasuruan, Dua Pria Jadi Tersangka Mediasi Buntu, Paguyuban Pedagang Oleh-oleh Haji Keukeh Berjualan di Sekitar Masjid Alun-alun Tinjau Pembangunan Jembatan Penghubung Condong – Brabe, Gus Haris Upayakan Akses Permanen

Ekonomi · 12 Jul 2021 20:53 WIB

PPKM Darurat, Harga Cabai Rawit Melonjak


					PPKM Darurat, Harga Cabai Rawit Melonjak Perbesar

MAYANGAN,- Penerapan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat, berdampak terhadap naiknya harga sejumlah komoditas dapur di Kota Probolinggo. Sebab, komoditas dari luar daerah tidak leluasa masuk ke pasar lokal.

Pantauan PANTURA7.com, Senin (12/7/21), salah satu komoditas yang kini harganya meroket adalah cabai rawit merah. Di Pasar Baru Kota Probolinggo, harga komoditas ini menyentuh Rp70 ribu per kilogram (Kg).

Komoditas lain yang juga mengalami kenaikan harga adalah tomat. Saat ini harga bahan pelengkap sambal itu Rp 14 ribu/Kg. Padahal harga pekan pekan lalu hanya Rp5 ribu/Kg.

Salah seorang pedagang sayuran di Pasar Baru, Suliana menduga, tingginya harga tomat dan cabai rawit disebabkan petani berkurang lantaran banyak tanaman petani yang rusak.

Kondisi itu, lanjut dia, diperparah dengan pemberlakuan PPKM Darurat di seluruh Pulau Jawa dan Bali. Alhasil, distribusi cabai dari luar ke pedagang di Kota Probolinggo tersendat.

“Selain cabai rawit, cabai kecil hijau juga naik yakni Rp30 ribu/Kg, sebelumnya Rp25 ribu/Kg. Cabai naik, pembeli juga menurun drastis, karena masyarakat kan tidak bisa keluar rumah,” paparnya.

Yang membuatnya bingung, sejumlah komoditas dapur justru mengalami penurunan harga jual. “Cabai merah besar dan cabai hijau besar saat ini hanya Rp15 ribu, padahal harga sebelumnya sempat Rp60 ribu/Kg,” keluhnya.

Pedagang lain, Hosnawiah mengatakan, naiknya harga cabai dan sepinya pembeli dikarenakan banyak pemilik usaha kuliner yang tutup karena aturan PPKM.

Selain itu, pedagang asal Kecamatan Wonoasih itu menambahkan, banyak warga yang enggan keluar rumah dan lebih memilih belanja di pedagang keliling.

“Saya berharap PPKM Darurat ini segera berakhir dan jalan-jalan dapat kembali di buka. Sejak PPKM diterapkan, omset penjualan pedagang turun drastis,” ucapnya. (*)

Editor: Efendi Muhammad
Publisher: Albafillah

Artikel ini telah dibaca 6 kali

badge-check

Reporter

Baca Lainnya

Perputaran Uang Pemotongan Hewan Kurban di Probolinggo Capai Rp 30 Miliar

14 Juni 2025 - 14:23 WIB

PHRI Lumajang Nilai Kebijakan Mendagri Buka Peluang Besar Pertumbuhan Hotel dan Restoran

8 Juni 2025 - 08:58 WIB

Terjadi Deflasi, Harga Cabai di Jember Turun Drastis

4 Juni 2025 - 01:41 WIB

Gurihnya Keripik Talas Lereng Gunung Semeru Rambah Luar Daerah

29 Mei 2025 - 17:17 WIB

Laris Sebelum Hari H, Sapi Kurban di Pasuruan Hampir Habis

28 Mei 2025 - 17:14 WIB

Disporapar Probolinggo Gelar Pelatihan Digital, Dorong Pegiat Ekonomi Kreatif Kuasai Teknologi

28 Mei 2025 - 16:43 WIB

Jual Sapi Zaman Now: Offline, Online, tetapi Tetap Bikin Dompet Tebal

27 Mei 2025 - 17:16 WIB

Menjelang Idul Adha, Harga Hewan Ternak di Lumajang Merangkak Naik

24 Mei 2025 - 18:34 WIB

Pedagang Hewan Qurban Musiman Mulai Bertebaran di Kota Probolinggo

23 Mei 2025 - 18:07 WIB

Trending di Ekonomi