Menu

Mode Gelap
Bupati Lumajang Tegaskan Larangan Tahan Ijazah dan Wajib Patuhi UMK Ditengah Efisiensi, Pemkot Probolinggo Digerojok Anggaran Rp40 Miliar untuk Perbaiki Infrastruktur Hari Buruh Internasional, Mahasiswa dan Pekerja Lurug Gedung DPRD Jember Futsal Gagal Melenggang, KONI Kota Probolinggo Sisakan 32 Cabor di Porprov Jatim 2025 Kuota Haji Lumajang 2025 Menurun Peringati Hari Buruh, Pemkab Probolinggo Ajak Serikat Pekerja dan Pengusaha Perkuat Kolaborasi

Ekonomi · 12 Jul 2021 20:53 WIB

PPKM Darurat, Harga Cabai Rawit Melonjak


					PPKM Darurat, Harga Cabai Rawit Melonjak Perbesar

MAYANGAN,- Penerapan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat, berdampak terhadap naiknya harga sejumlah komoditas dapur di Kota Probolinggo. Sebab, komoditas dari luar daerah tidak leluasa masuk ke pasar lokal.

Pantauan PANTURA7.com, Senin (12/7/21), salah satu komoditas yang kini harganya meroket adalah cabai rawit merah. Di Pasar Baru Kota Probolinggo, harga komoditas ini menyentuh Rp70 ribu per kilogram (Kg).

Komoditas lain yang juga mengalami kenaikan harga adalah tomat. Saat ini harga bahan pelengkap sambal itu Rp 14 ribu/Kg. Padahal harga pekan pekan lalu hanya Rp5 ribu/Kg.

Salah seorang pedagang sayuran di Pasar Baru, Suliana menduga, tingginya harga tomat dan cabai rawit disebabkan petani berkurang lantaran banyak tanaman petani yang rusak.

Kondisi itu, lanjut dia, diperparah dengan pemberlakuan PPKM Darurat di seluruh Pulau Jawa dan Bali. Alhasil, distribusi cabai dari luar ke pedagang di Kota Probolinggo tersendat.

“Selain cabai rawit, cabai kecil hijau juga naik yakni Rp30 ribu/Kg, sebelumnya Rp25 ribu/Kg. Cabai naik, pembeli juga menurun drastis, karena masyarakat kan tidak bisa keluar rumah,” paparnya.

Yang membuatnya bingung, sejumlah komoditas dapur justru mengalami penurunan harga jual. “Cabai merah besar dan cabai hijau besar saat ini hanya Rp15 ribu, padahal harga sebelumnya sempat Rp60 ribu/Kg,” keluhnya.

Pedagang lain, Hosnawiah mengatakan, naiknya harga cabai dan sepinya pembeli dikarenakan banyak pemilik usaha kuliner yang tutup karena aturan PPKM.

Selain itu, pedagang asal Kecamatan Wonoasih itu menambahkan, banyak warga yang enggan keluar rumah dan lebih memilih belanja di pedagang keliling.

“Saya berharap PPKM Darurat ini segera berakhir dan jalan-jalan dapat kembali di buka. Sejak PPKM diterapkan, omset penjualan pedagang turun drastis,” ucapnya. (*)

Editor: Efendi Muhammad
Publisher: Albafillah

Artikel ini telah dibaca 5 kali

badge-check

Reporter

Baca Lainnya

Kisah Yulianto, Petani Lumajang yang Berani Ambil Risiko

25 April 2025 - 13:32 WIB

Pemkot Probolinggo Mulai Persiapkan Koperasi Merah Putih, Optimis Dongkrak Pertumbuhan Ekonomi

22 April 2025 - 17:03 WIB

Program Koperasi Makro Desa Dipenuhi Ketidakpastian, Diskopum Jember Tunggu Arahan

12 April 2025 - 17:57 WIB

Inflasi Jember Meroket, Faktor Tarif Listrik dan Kenaikan Bahan Pokok?

9 April 2025 - 18:07 WIB

Dukung Swasembada Pangan, Bupati Probolinggo Gus Haris Pimpin Panen Raya Padi

7 April 2025 - 18:55 WIB

Pengunjung Pantai Mbah Drajid Membeludak, Omset UMKM Meningkat

7 April 2025 - 18:23 WIB

Lahan Pertanian Padi Meningkat, Kota Probolinggo Hasilkan 8,9 Ton Per Hektar

7 April 2025 - 18:04 WIB

Kebutuhan Melonjak Menjelang Lebaran, Stok LPG di Jember Dipastikan Aman

30 Maret 2025 - 05:45 WIB

Jelang Lebaran Stok BBM dan LPG di Lumajang Dipertanyakan

26 Maret 2025 - 11:20 WIB

Trending di Ekonomi