Menu

Mode Gelap
KAI Daop 9 Jember Tawarkan Sensasi Nikmati Keindahan Alam Diatas Kereta Didampingi Gus Haris, Gubernur Khofifah resmikan SMKN Sukapura di Probolinggo Pelaku Tabrak Lari Pelajar SMK di Pasuruan Ditangkap, Mengaku Takut Dimassa Haru Mardijah, Nenek Berusia 104 Tahun di Jember yang Bakal Naik Haji Kankemenag Kota Probolinggo Bakal Berangkatkan 213 Jamaah Calon Haji, Dilepas Tanggal 26 Mei Jadi Tuan Rumah Pesta Miras yang Tewaskan 2 Orang, Kades Temenggungan Ngaku Tidak Tahu

Peristiwa · 7 Jun 2021 15:57 WIB

Anak Pemulung di Paiton Didera Busung Lapar


					Anak Pemulung di Paiton Didera Busung Lapar Perbesar

PAITON,- Hidup pilu dialami Muhammad Asabul Kafi (6) warga Dusun Krajan, RT 01, RW 01, Desa Randumerak, Kecamatan Paiton, Kabupaten Probolinggo. Selain menghuni bangunan semi permanen, ia harus bertahan hidup karena kurang gizi.

Putra pasangan Muhammad Solehudin (33) dan Ririn Fatmala Santi (27) ini menderita busung lapar. Karena penyakitnya itu, ia harus terbaring lemas di tempat tidur. Kedua orangtuanya pun juga tidak memiliki pekerjaan tetap.

Muhammad Sholehudin mengatakan, penyakit anaknya semata wayangnya itu sudah diderita sejak lahir. Saat itu, istrinya melahirkan di tempat praktik bidan desa setempat. Hanya saja, saat dilahirkan belum ada tanda-tanda kelainan itu.

Namun, kata Sholehudin, beberapa hari kemudian, tiba-tiba kesehatan anaknya menurun. Sehingga, pihak keluarga memeriksakannya ke dokter. Dokter menyatakan, Kafi menderita busung lapar.

“Karena tidak punya biaya, ya untuk pengobatan dengan cara alternatif, yakni diobati ke orang pintar atau pun tukang pijet di sekitar rumah. Hampir putus asa saya sudah, bahkan sampai harus jual rumah untuk biayanya,” kata Sholehudin, Senin (7/6/2021).

Dari penjualan rumahnya itu, Sholehudin lantas membangun gubuk kecil berukuran 4×5 meter di tanah pengairan. Rumah kecil itu ditempati enam orang termasuk anak semata wayangnya.

“Jangankan untuk berobat, biaya untuk makan saja repot, kerjaan saya hanya pemulung, dan sejauh ini tidak ada perhatian juga dari pemerintah. Tidak berharap banyak, setidaknya ada perhatian kepada anak saya,” ucap Sholehudin lirih.

Penderitaan Kafi beserta keluarganya turut dirasakan tetangga sekitarnya. Arul (30) mengatakan, sejatinya keluarga itu sudah menerima bantuan Program Keluarga Harapan (PKH). Sedangkan untuk bantuan lainnya sama sekali tidak pernah terlihat.

“Setahu saya cuma itu bantuannya (PKH), kalau untuk yang lainnya tidak ada, karena untuk kebutuhan sehari-harinya keluarga itu bergantung kepada tetangga sekitarnya, apalagi ayah dari Kafi bekerja pemulung. Kalau Kafi itu memang dari kecil menderita penyakit itu,” ujarnya.(*)

Editor : Ikhsan Mahmudi
Publisher : Albafillah

Artikel ini telah dibaca 33 kali

badge-check

Reporter

Baca Lainnya

Jadi Tuan Rumah Pesta Miras yang Tewaskan 2 Orang, Kades Temenggungan Ngaku Tidak Tahu

2 Mei 2025 - 20:01 WIB

Pesta Miras di Rumah Kades Temenggungan Probolinggo, Dua Warga Meninggal Dunia

1 Mei 2025 - 13:33 WIB

Brakk! KA Ijen Ekspres di Jember Sasak Dump Truk saat Seberangi Perlintasan

30 April 2025 - 23:37 WIB

Kurang Hati-hati, Pelajar Tabrak Pejalan Kaki di Beji Pasuruan

30 April 2025 - 21:11 WIB

Pelajar SMK di Pasuruan Tewas Ditabrak Truk Saat Menuju Sekolah

30 April 2025 - 15:53 WIB

Korban Kecelakaan yang Tercebur ke Sungai Bondoyudo Lumajang Ditemukan Meninggal Dunia

26 April 2025 - 11:40 WIB

Laka Maut di Jalur Pantura Karanggeger, Pengendara Motor Tewas Diseruduk

26 April 2025 - 04:12 WIB

Fenomena Langka, Ada Telur Berlafaz Allah di Jember

25 April 2025 - 18:49 WIB

Motor Tercebur ke Sungai Bondoyudo Lumajang, Korban Belum Ditemukan

25 April 2025 - 17:25 WIB

Trending di Peristiwa