Menu

Mode Gelap
Pemprov Jatim Gelar Pasar Murah di Jember, Harga Jual Sembako Dibawah HET Terganjal Aturan, Pasien ‘Celebral Palsy’ di Kota Probolinggo Tidak Lagi Menerima Layanan Fisioterapi Pemkab Jember Terima 158 Program RTLH, Gubernur Khofifah Tinjau Pengerjaan Pemkot Probolinggo Segera Galakkan Siskamling Guna Cegah Gangguan Keamanan Aktivitas Paralayang di Kawasan Bromo Viral, TNBTS Tegaskan Dilarang, Hormati Kesucian Adat Tengger Jelang Konfercab NU Kraksaan, JIN: Regenerasi Pengurus jadi Kunci, Kembalikan Marwah NU

Peristiwa · 7 Jun 2021 15:57 WIB

Anak Pemulung di Paiton Didera Busung Lapar


					Anak Pemulung di Paiton Didera Busung Lapar Perbesar

PAITON,- Hidup pilu dialami Muhammad Asabul Kafi (6) warga Dusun Krajan, RT 01, RW 01, Desa Randumerak, Kecamatan Paiton, Kabupaten Probolinggo. Selain menghuni bangunan semi permanen, ia harus bertahan hidup karena kurang gizi.

Putra pasangan Muhammad Solehudin (33) dan Ririn Fatmala Santi (27) ini menderita busung lapar. Karena penyakitnya itu, ia harus terbaring lemas di tempat tidur. Kedua orangtuanya pun juga tidak memiliki pekerjaan tetap.

Muhammad Sholehudin mengatakan, penyakit anaknya semata wayangnya itu sudah diderita sejak lahir. Saat itu, istrinya melahirkan di tempat praktik bidan desa setempat. Hanya saja, saat dilahirkan belum ada tanda-tanda kelainan itu.

Namun, kata Sholehudin, beberapa hari kemudian, tiba-tiba kesehatan anaknya menurun. Sehingga, pihak keluarga memeriksakannya ke dokter. Dokter menyatakan, Kafi menderita busung lapar.

“Karena tidak punya biaya, ya untuk pengobatan dengan cara alternatif, yakni diobati ke orang pintar atau pun tukang pijet di sekitar rumah. Hampir putus asa saya sudah, bahkan sampai harus jual rumah untuk biayanya,” kata Sholehudin, Senin (7/6/2021).

Dari penjualan rumahnya itu, Sholehudin lantas membangun gubuk kecil berukuran 4×5 meter di tanah pengairan. Rumah kecil itu ditempati enam orang termasuk anak semata wayangnya.

“Jangankan untuk berobat, biaya untuk makan saja repot, kerjaan saya hanya pemulung, dan sejauh ini tidak ada perhatian juga dari pemerintah. Tidak berharap banyak, setidaknya ada perhatian kepada anak saya,” ucap Sholehudin lirih.

Penderitaan Kafi beserta keluarganya turut dirasakan tetangga sekitarnya. Arul (30) mengatakan, sejatinya keluarga itu sudah menerima bantuan Program Keluarga Harapan (PKH). Sedangkan untuk bantuan lainnya sama sekali tidak pernah terlihat.

“Setahu saya cuma itu bantuannya (PKH), kalau untuk yang lainnya tidak ada, karena untuk kebutuhan sehari-harinya keluarga itu bergantung kepada tetangga sekitarnya, apalagi ayah dari Kafi bekerja pemulung. Kalau Kafi itu memang dari kecil menderita penyakit itu,” ujarnya.(*)

Editor : Ikhsan Mahmudi
Publisher : Albafillah

Artikel ini telah dibaca 37 kali

badge-check

Reporter

Baca Lainnya

Rumah di Mandaran Kota Pasuruan Terbakar, Kerugian Capai Ratusan Juta

12 September 2025 - 13:38 WIB

Duh! Bayi Perempuan Ditemukan di Pos Ronda Pohsangit Leres Probolinggo, Sengaja Dibuang?

12 September 2025 - 08:59 WIB

Terisolasi Akibat Banjir Lahar Semeru, Puluhan Siswa SD Tak Bisa Sekolah

11 September 2025 - 16:52 WIB

Warga Sumurmati Probolinggo Jadi Korban Meninggal Banjir Bali, Jenazah Dimakamkan

11 September 2025 - 14:07 WIB

Banjir Lahar Semeru di Lumajang, Warga Sumberlangsep Terisolasi

10 September 2025 - 20:10 WIB

Pikap Bermuatan Sayur Tabrak Pemotor di Grati, Dua Kendaraan Masuk Parit

10 September 2025 - 18:46 WIB

Waspada! Siswa SDN Kanigaran 6 Kota Probolinggo Nyaris jadi Korban Penculikan

10 September 2025 - 15:08 WIB

Ban Meletus dan Terjebak di Rel, Nissan Serena Dihantam Kereta Api di Probolinggo

8 September 2025 - 22:11 WIB

Heboh! Wanita Dimutilasi jadi 65 Bagian, Potongan Tubuh Ditemukan di Pacet Mojokerto

8 September 2025 - 13:20 WIB

Trending di Peristiwa