Menu

Mode Gelap
Serapan Tembakau tak Maksimal, HKTI Probolinggo Temui Bupati Gus Haris Asyik! Pemkab Probolinggo Fasilitasi Kuliah Gratis plus Uang Saku di Unitomo Surabaya Dua Pekan, 1.320 Orang di Kabupaten Probolinggo Langsungkan Pernikahan Pria asal Tiris Dibacok Di Mayangan Probolinggo, Salah Sasaran? Toyota Avanza Warga Alassumur Kulon Probolinggo Terbakar, Kerugian Ratusan Juta Kakak-beradik Atlet Balap Motor asal Kota Probolinggo Sabet 2 Medali Porprov Jatim 2025

Ekonomi · 20 Feb 2021 11:56 WIB

Harga Cabai Tinggi, Petani Terancam Rugi, Lho?


					Harga Cabai Tinggi, Petani Terancam Rugi, Lho? Perbesar

WONOASIH-PANTURA7.com, Sejumlah petani di Kelurahan Jrebeng Kidul, Kecamatan Wonoasih, Kota Probolinggo, ramai-ramai panen cabai. Petani panen dini untuk memanfaatkan harga cabai yang tengah meroket.

Salah seorang petani, Mudmiatun mengatakan, saat ini harga jual cabai rawit di pasaran memang tengah mahal, konon mencapai Rp 90 ribu per kilogram (Kg). Sementara ditingkat petani, harganya berkisar Rp 60 ribu/Kg.

“Kami menjualnya ke tengkulak dengan harga 50 ribu/Kg, paling tinggi Rp 60 ribu/Kg,” kata Mudmiatun, Sabtu (20/2/2021) saat ditemui di sawahnya.

Meski harga cabai rawit melambung, namun dikatakan Mudmiatun, kualitas dan kuantitas panen tak sebaik saat musim kemarau. “Karena hujan tiap hari, cabai banyak yang busuk,” ujar dia.

Oleh karenanya, dijelaskan Mudmiatun, ia dan sejumlah petani cabai lainnya memilih panen dini. Langkah itu ditempuh, selain mengejar harga cabai yang sedang tinggi, juga untuk menghindari kerugian akibat banyaknya cabai yang membusuk.

“Saat musim hujan seperti ini, sawah dengan luas setengah hektar hanya bisa panen sebanyak 20 kilogram sekali petik. Padahal jika musim kemarau, dengan luas lahan yang sama bisa menghasilkan satu kwintal,” imbuhnya.

Turunnya jumlah hasil panen, diakui Kepala Dinas Koperasi, Usaha Mikro, Perindustrian dan Perdagangan (DKUPP) Kota Probolinggo Fitriawati, sebagai penyebab melambungnya harga komoditas cabai di pasaran.

Menurut Fitriawati, hasil panen cabai petani tidak melimpah seperti saat musim kemarau karena banyak cabai rusak dan busuk. Ia juga memastikan, tidak ada unsur penimbunan dalam lonjakan harga cabai.

“Dari pantauan tim, naiknya harga cabai ini lebih dipengaruhi faktor kurangnya pasokan cabai dari petani karena cuaca buruk. Jadi bukan karena adanya penimbunan cabai oleh oknum-oknum tertentu,” bebernya. (*)


Editor : Efendi Muhammad
Publisher : A. Zainullah FT


Artikel ini telah dibaca 10 kali

badge-check

Reporter

Baca Lainnya

Serapan Tembakau tak Maksimal, HKTI Probolinggo Temui Bupati Gus Haris

17 Juni 2025 - 22:59 WIB

Perputaran Uang Pemotongan Hewan Kurban di Probolinggo Capai Rp 30 Miliar

14 Juni 2025 - 14:23 WIB

PHRI Lumajang Nilai Kebijakan Mendagri Buka Peluang Besar Pertumbuhan Hotel dan Restoran

8 Juni 2025 - 08:58 WIB

Terjadi Deflasi, Harga Cabai di Jember Turun Drastis

4 Juni 2025 - 01:41 WIB

Gurihnya Keripik Talas Lereng Gunung Semeru Rambah Luar Daerah

29 Mei 2025 - 17:17 WIB

Laris Sebelum Hari H, Sapi Kurban di Pasuruan Hampir Habis

28 Mei 2025 - 17:14 WIB

Disporapar Probolinggo Gelar Pelatihan Digital, Dorong Pegiat Ekonomi Kreatif Kuasai Teknologi

28 Mei 2025 - 16:43 WIB

Jual Sapi Zaman Now: Offline, Online, tetapi Tetap Bikin Dompet Tebal

27 Mei 2025 - 17:16 WIB

Menjelang Idul Adha, Harga Hewan Ternak di Lumajang Merangkak Naik

24 Mei 2025 - 18:34 WIB

Trending di Ekonomi