Menu

Mode Gelap
Kankemenag Kota Probolinggo Bakal Berangkatkan 213 Jamaah Calon Haji, Dilepas Tanggal 26 Mei Jadi Tuan Rumah Pesta Miras yang Tewaskan 2 Orang, Kades Temenggungan Ngaku Tidak Tahu Kasus PMK di Probolinggo, 51 Ekor Sapi Terpapar, 2 Mati, 9 Sembuh Kunjungan Industri Dinilai Penting Bagi Siswa SMK, ini Beberapa Alasannya Singa Betina TWSL Kota Probolinggo Bunting, Kandang Mulai Disterilkan Bupati Lumajang Perkuat Perlindungan Pekerja Migran Indonesia di Luar Negeri

Ekonomi · 18 Feb 2021 11:22 WIB

Harga Cabai Rawit Meroket, Picu Inflasi


					Harga Cabai Rawit Meroket, Picu Inflasi Perbesar

MAYANGAN-PANTURA7.com, Harga cabai rawit yang terus meroket, menjadi salah satu penyumbang tertinggi dan pemicu angka inflasi di Kota Probolinggo. Terhitung selama Januari 2021, angka inflasi mencapai 0,28 persen.

Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Probolinggo Heri Sulistio melalui Kasi Distribusi M. Machsus menyampaikan, pada Januari 2021 di Kota Probolinggo mengalami inflasi sebesar 0,28 persen dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) sebesar 104,83 persen, sedangkan laju inflasi year on year sebesar 1,76 persen.

“Komoditas yang memberikan andil terbesar terjadinya inflasi bulan Januari 2021 adalah cabe rawit, tempe, tahu, tahu mentah, ikan benggol, melon, ketimun, cumi-cumi dan lain-lain,” katanya, Kamis (18/2/2021).

Ia menambahkan, inflasi pada Januari 2021 di delapan kota IHK di Jawa Timur semua kota mengalami inflasi dengan inflasi tertinggi terjadi di Kota Madiun sebesar 0,60 persen; diikuti oleh Kota Surabaya sebesar 0,37 persen; Kota Probolinggo sebesar 0,28 persen.

“Kemudian Kabupaten Jember sebesar 0,25 persen; Kabupaten Banyuwangi sebesar 0,18 persen; Kota Kediri sebesar 0,16 persen. Inflasi terendah terjadi di Kota Malang, yakni sebesar 0,06 persen. Sedangkan Jawa Timur mengalami inflasi 0,32 persen,” paparnya.

Asisten Perekonomian dan Pembangunan Setiono Sayekti melalui Kepala Bagian Administrasi Perekonomian Heri Astuti mengakui, tingginya harga cabai merah mempengaruhi inflasi di Kota Probolinngo.

“Hal itu seiring dengan kenaikan harga cabai yang melonjak di pasar tradisional pada awal tahun ini,” ujar dia.

Ia menambahkan, seain cabai rawit yang menyumbang inflasi sebesar 0,1296 persen, komoditi lain juga turut andil memberikan sumbangan inflasi. “Seperti tempe sebesar 0,0367 persen dan tahu mentah sebesar 0,0291 persen,” paparnya.

Kepala Bidang Tanaman Pangan Hortikultura Perkebunan (TPHP) Irhamni Alfatih mengungkapkan salah satu kendalanya, adalah minimnya minat petani menanam kacang kedelai.

Hal itu, jelasnya, karena para pengguna khususnya pabrikan tahu dan tempe lebih memilih menggunakan bahan baku kedelai impor. Karena persediaannya mudah didapat, penanamannya cepat dan berkualitas dibanding jenis lokal.

“Kalau kedelai lokal, selain yang disebutkan diatas, kendala pemasaran dan biaya produksinya yang cukup tinggi. Sehingga hasil panennya dinilai kurang menguntungkan, dibanding tanaman padi atau jagung,” bebernya. (*)


Editor : Efendi Muhammad
Publisher : A. Zainullah FT


Artikel ini telah dibaca 3 kali

badge-check

Reporter

Baca Lainnya

Kisah Yulianto, Petani Lumajang yang Berani Ambil Risiko

25 April 2025 - 13:32 WIB

Pemkot Probolinggo Mulai Persiapkan Koperasi Merah Putih, Optimis Dongkrak Pertumbuhan Ekonomi

22 April 2025 - 17:03 WIB

Program Koperasi Makro Desa Dipenuhi Ketidakpastian, Diskopum Jember Tunggu Arahan

12 April 2025 - 17:57 WIB

Inflasi Jember Meroket, Faktor Tarif Listrik dan Kenaikan Bahan Pokok?

9 April 2025 - 18:07 WIB

Dukung Swasembada Pangan, Bupati Probolinggo Gus Haris Pimpin Panen Raya Padi

7 April 2025 - 18:55 WIB

Pengunjung Pantai Mbah Drajid Membeludak, Omset UMKM Meningkat

7 April 2025 - 18:23 WIB

Lahan Pertanian Padi Meningkat, Kota Probolinggo Hasilkan 8,9 Ton Per Hektar

7 April 2025 - 18:04 WIB

Kebutuhan Melonjak Menjelang Lebaran, Stok LPG di Jember Dipastikan Aman

30 Maret 2025 - 05:45 WIB

Jelang Lebaran Stok BBM dan LPG di Lumajang Dipertanyakan

26 Maret 2025 - 11:20 WIB

Trending di Ekonomi