Menu

Mode Gelap
Satpolairud Polres Pasuruan Kota Tempati Gedung Baru di Panggungrejo Fisik Terbatas tak Halangi Para Tunanetra Unjuk Kebolehan di MTQ Jatim XXXI Jember Parkir di Selatan Alun-alun Kota Probolinggo, Motor Matic Raib Residivis Ditangkap Usai Satroni Sekolah dan TPQ Pasca Laka Maut di Jalur Bromo, Usulan Pembangunan Jalur Penyelamat Menguat Kantor KUD di Beji Pasuruan Terbakar, Kerugian Capai Ratusan Juta Rupiah

Ekonomi · 13 Jul 2020 04:58 WIB

Pandemi, Harga Jual Sapi Qurban pun Anjlok


					Pandemi, Harga Jual Sapi Qurban pun Anjlok Perbesar

BESUK-PANTURA7.com, Dua pekan menjelang Hari Raya Idul Adha 1440 H, harga jual sapi potong atau sapi kurban justru anjlok. Pedagang menuding, turunnya harga jual sapi akibat pasar hewan terlalu lama ditutup seiring pandemi Covid-19.

Pantauan PANTURA7.com pada Senin (13/7/2020) pagi, harga sapi lokal jantan siap potong dipatok sekitar Rp16 juta. Padahal sebelumnya, harga sapi kualitas bagus ini berada di kisaran Rp18 hingga 20 juta.

Sementara, harga sapi potong kurban dengan kualitas biasa, dihargai Rp10 hingga Rp12 juta per ekor. Sementara, harga sapi potong asal Madura, harganya justru lebih rendah lagi dibandingkan harga sapi lokal.

Muhammad Rozaqi (26) warga Desa Alaskandang, Kecamatan Besuk, Kabupaten Probolinggo menjelaskan, saat ini harga sapi merah asal Madura berada dikisaran Rp5 juta. Padahal harga sebelumnya sekitar Rp7 juta, kisaran harga ini juga terjadi untuk sapi lokal yang kondisinya kurus.

“Padahal sudah mendekati hari raya Idul Adha, biasanya harga jual sapi di pasaran naik. Semoga saja harga jualnya bisa berubah saat Idul Adha kurang sepekan,” paparnya.

Merosotnya harga sapi, menurut dia, disinyalir lantaran stok sapi potong melimpah. Pasca pasar hewan ditutup selama 3 bulan oleh pemerintah daerah, para pedagang berduyun-duyun menjajakan sapi dagangannya.

“Kan tiga bulanan pasar hewan ditutup gara-gara virus corona, sampai akhirnya berimbas ke harga sapi. Mau tidak mau kalau sudah banyak saingan harus mau jual rugi, daripada tidak laku sama sekali,” keluh Rozaqi.

Keluhan serupa disampaikan Muhammad Yondri, pedagang sapi asal Kecamatan Kotaanyar. Ia menyebut, harga sapi yang anjlok membuatnya tidak berani mengambil sapi dari luar daerah dengan jumlah banyak.

“Banyak pertimbangan kalau mau kulak sapi dari luar. Bisa-bisa gak balik modal, bisa rugi. Kalau harganya kembali normal, kemungkinan transaksi sapi dari luar juga normal,” tuturnya. (*)


Editor : Efendi Muhamad
Publisher : A. Zainullah FT


Artikel ini telah dibaca 21 kali

badge-check

Reporter

Baca Lainnya

Kue Pasar Jadi Konsumsi MTQ XXXI Jatim, Pedagang Tradisional Jember Kebanjiran Pesanan

15 September 2025 - 14:57 WIB

Serapan Gula Petani tak Maksimal, Wagub Emil Tinjau PG Gending Probolinggo

9 September 2025 - 23:54 WIB

Harga Tembakau Kasturi Turun, Petani Lumajang Tetap Sumringah

9 September 2025 - 21:05 WIB

Penyerapan Pupuk Organik di Lumajang Rendah, Alokasi Berpotensi Dikurangi

8 September 2025 - 18:54 WIB

Petani Tebu Lumajang Akhirnya Sumringah, Tumpukan Gula di Gudang Terjual Rp.79,7 Miliar

5 September 2025 - 19:13 WIB

Impor Gula Rafinasi Bocor ke Pasar Konsumsi, Gula Petani Lokal Tak Terserap

4 September 2025 - 10:59 WIB

Kebanjiran Order, Persewaan Baju Karnaval di Pasuruan Raup Puluhan Juta

24 Agustus 2025 - 17:18 WIB

Dari Dapur Nenek ke Meja Milenial, Makanan Tradisional yang Menyatukan Zaman

24 Agustus 2025 - 15:15 WIB

Target Luas Tanam Tembakau di Kabupaten Probolinggo Belum Tercapai

18 Agustus 2025 - 17:22 WIB

Trending di Ekonomi