Menu

Mode Gelap
Mediasi Buntu, Paguyuban Pedagang Oleh-oleh Haji Keukeh Berjualan di Sekitar Masjid Alun-alun Tinjau Pembangunan Jembatan Penghubung Condong – Brabe, Gus Haris Upayakan Akses Permanen Kesetrum Saat Kegiatan Sekolah, Siswa SMPN 3 Kota Pasuruan Tewas Tiga Direktur BUMD Lumajang Mundur, Bupati Siapkan Seleksi Visioner dan Audit PD Semeru Kesiapan Maksimal Lumajang Jaga Kesehatan Masyarakat di Tengah Tren Positif Covid-19 Nasional Sepasang Kekasih Kena Begal di Jalan Barito Kota Probolinggo, Motor Raib

Nasional · 17 Mar 2020 12:42 WIB

Pesantren Genggong Terapkan Lockdown Selama 2 Pekan


					Pesantren Genggong Terapkan Lockdown Selama 2 Pekan Perbesar

PAJARAKAN-PANTURA7.com, Penyebaran wabah virus corona atau Covid-19 ke sejumlah daerah di Indonesia, membuat Pondok Pesantren Pondok Pesantren Zainul Hasan (PZH) Genggong, Kecamatan Pajarakan, Kabupaten Probolinggo, pasang badan.

Pengasuh pesantren pun memberlakukan lockdown, yakni prosedur protokol darurat untuk mencegah orang atau informasi meninggalkan suatu area tertentu. Santri tidak diperbolehkan meninggalkan pesantren, mulai tanggal 16 hingga 29 Maret 2020.

Selama periode itu, kunjungan wali santri kepada putra – putrinya juga tidak diperbolehkan, kecuali santri alami sakit serius. Bahkan kegiatan madrasah diniyah diliburkan hingga 2 pekan kedepan.

“Kami mengambil sikap awal dengan melakukan lockdown, kami antisipasi mereka (santri, red) dari segala kemungkinan terjadinya penularan virus corona,” kata salah satu Pengasuh Pesantren Zainul Hasan Genggong, dr. Harris Damanhuri Romly, Selasa (17/3/2020).

Selain itu, pihak pesantren menurut Gus Harris, menganjurkan pola hidup sehat bagi seluruh santrinya, baik sehat jasmani ataupun rohani. Hal itu, paparnya, sebagai bentuk antisipasi penularan Covid-19 yang kini sudah menyebar luas.

“Jadi selama 14 kedepan, mohon maaf para wali sementara tidak diperkenankan menjenguk putra-putrinya. Rentang waktu 14 hari, masa yang ditentukan pemerintah, sebagai masa berkembangnya virus ini,” ujarnya saat ditemui di rumahnya.

Kebijakan tersebut menurut Gus Harris, bukan berarti pesantren tidak takut kepada Allah, melainkan langkah itu merupakan bentuk ikhtiyar sebagai wujud ketakutan kepada Allah SWT. Agar, imbuhnya, para santri yang berada di bawah naungan Pesantren Genggong aman dan terdeteksi.

“Justru karena kita takut kepada Allah, maka kita melakukan ikhtiyar ini. Karena kita tidak tahu, sudah sampai mana virus ini berkembang,” tuturnya. (*)


Editor : Efendi Muhammad
Publisher : A. Zainullah FT


Artikel ini telah dibaca 13 kali

badge-check

Reporter

Baca Lainnya

Menteri Kebudayaan dan Bupati Probolinggo Dikukuhkan Jadi Warga Kehormatan Suku Tengger

11 Juni 2025 - 08:27 WIB

Mentan Amran Serukan Peran Bulog dan Pemerintah dalam Stabilkan Produksi Padi Nasional

10 Juni 2025 - 15:48 WIB

150 Ton Tebu per Hektar, Target Ambisius atau Terlalu Idealis

10 Juni 2025 - 12:45 WIB

Gus Hilman Dukung Program 5 Ribu Doktor Kemendiktisaintek, Syaratnya Transparan dan Akuntabel

4 Juni 2025 - 08:30 WIB

Menteri Perdagangan Lepas Ekspor Strategis dari Pasuruan ke China.

3 Juni 2025 - 20:30 WIB

Presiden Prabowo Hibahkan Sapi Kurban bagi Warga Kota Probolinggo, Bobotnya Hampir 1 Ton

3 Juni 2025 - 17:44 WIB

Kementan Bantu Dua Combine Harvestar dan 40 Traktor untuk Petani Lumajang

3 Juni 2025 - 15:09 WIB

Hari Lanjut Usia Nasional 2025, Seribuan Warga di Jember Ikuti Operasi Katarak Massal

31 Mei 2025 - 18:53 WIB

DTSEN: Revolusi Data Terpadu Pertama di Indonesia untuk Perbaikan Penyaluran Bantuan Sosial

30 Mei 2025 - 16:27 WIB

Trending di Nasional