Menu

Mode Gelap
Kankemenag Kota Probolinggo Bakal Berangkatkan 213 Jamaah Calon Haji, Dilepas Tanggal 26 Mei Jadi Tuan Rumah Pesta Miras yang Tewaskan 2 Orang, Kades Temenggungan Ngaku Tidak Tahu Kasus PMK di Probolinggo, 51 Ekor Sapi Terpapar, 2 Mati, 9 Sembuh Kunjungan Industri Dinilai Penting Bagi Siswa SMK, ini Beberapa Alasannya Singa Betina TWSL Kota Probolinggo Bunting, Kandang Mulai Disterilkan Bupati Lumajang Perkuat Perlindungan Pekerja Migran Indonesia di Luar Negeri

Nasional · 17 Mar 2020 12:42 WIB

Pesantren Genggong Terapkan Lockdown Selama 2 Pekan


					Pesantren Genggong Terapkan Lockdown Selama 2 Pekan Perbesar

PAJARAKAN-PANTURA7.com, Penyebaran wabah virus corona atau Covid-19 ke sejumlah daerah di Indonesia, membuat Pondok Pesantren Pondok Pesantren Zainul Hasan (PZH) Genggong, Kecamatan Pajarakan, Kabupaten Probolinggo, pasang badan.

Pengasuh pesantren pun memberlakukan lockdown, yakni prosedur protokol darurat untuk mencegah orang atau informasi meninggalkan suatu area tertentu. Santri tidak diperbolehkan meninggalkan pesantren, mulai tanggal 16 hingga 29 Maret 2020.

Selama periode itu, kunjungan wali santri kepada putra – putrinya juga tidak diperbolehkan, kecuali santri alami sakit serius. Bahkan kegiatan madrasah diniyah diliburkan hingga 2 pekan kedepan.

“Kami mengambil sikap awal dengan melakukan lockdown, kami antisipasi mereka (santri, red) dari segala kemungkinan terjadinya penularan virus corona,” kata salah satu Pengasuh Pesantren Zainul Hasan Genggong, dr. Harris Damanhuri Romly, Selasa (17/3/2020).

Selain itu, pihak pesantren menurut Gus Harris, menganjurkan pola hidup sehat bagi seluruh santrinya, baik sehat jasmani ataupun rohani. Hal itu, paparnya, sebagai bentuk antisipasi penularan Covid-19 yang kini sudah menyebar luas.

“Jadi selama 14 kedepan, mohon maaf para wali sementara tidak diperkenankan menjenguk putra-putrinya. Rentang waktu 14 hari, masa yang ditentukan pemerintah, sebagai masa berkembangnya virus ini,” ujarnya saat ditemui di rumahnya.

Kebijakan tersebut menurut Gus Harris, bukan berarti pesantren tidak takut kepada Allah, melainkan langkah itu merupakan bentuk ikhtiyar sebagai wujud ketakutan kepada Allah SWT. Agar, imbuhnya, para santri yang berada di bawah naungan Pesantren Genggong aman dan terdeteksi.

“Justru karena kita takut kepada Allah, maka kita melakukan ikhtiyar ini. Karena kita tidak tahu, sudah sampai mana virus ini berkembang,” tuturnya. (*)


Editor : Efendi Muhammad
Publisher : A. Zainullah FT


Artikel ini telah dibaca 12 kali

badge-check

Reporter

Baca Lainnya

Batik dan Bordir Lumajang Unjuk Pesona di Ajang Batik Bordir Aksesoris Fair 2025

1 Mei 2025 - 16:06 WIB

Tiga Terdakwa Ganja Divonis 20 Tahun Penjara

30 April 2025 - 09:46 WIB

Bromo Marathon Kembali Digelar pada September 2025, Ratusan Peserta Sudah Mendaftar

26 April 2025 - 16:21 WIB

AMSI Jatim Gelar Rakerwil, Bahas Inovasi Bisnis Media dan Keamanan Serangan Siber

24 April 2025 - 12:08 WIB

Sosialisasi 4 Pilar Kebangsaan, Gus Hilman Dicurhati soal Infrastruktur hingga Pelajar Putus Sekolah

21 April 2025 - 19:17 WIB

Kebijakan soal Pajak ‘Dikuliti’, Gubernur Khofifah Beberkan Prinsip Keadilan Fiskal

19 April 2025 - 16:29 WIB

Lahan untuk Program 3 Juta Rumah di Lumajang Belum Terpetakan

14 April 2025 - 14:03 WIB

Kiai Hasan Genggong, Ulama Sejuta Karomah dengan Jejak Spiritual Mendalam

10 April 2025 - 22:15 WIB

Berburu Barokah, Ribuan Jemaah Hadiri Haul Kiai Hasan Genggong ke-72

10 April 2025 - 16:48 WIB

Trending di Religi & Pesantren