Menu

Mode Gelap
Mediasi Buntu, Paguyuban Pedagang Oleh-oleh Haji Keukeh Berjualan di Sekitar Masjid Alun-alun Tinjau Pembangunan Jembatan Penghubung Condong – Brabe, Gus Haris Upayakan Akses Permanen Kesetrum Saat Kegiatan Sekolah, Siswa SMPN 3 Kota Pasuruan Tewas Tiga Direktur BUMD Lumajang Mundur, Bupati Siapkan Seleksi Visioner dan Audit PD Semeru Kesiapan Maksimal Lumajang Jaga Kesehatan Masyarakat di Tengah Tren Positif Covid-19 Nasional Sepasang Kekasih Kena Begal di Jalan Barito Kota Probolinggo, Motor Raib

Nasional · 23 Feb 2020 15:34 WIB

Bromo Lebih Tenang dan Sejuk Saat CFM, Benarkah?


					Bromo Lebih Tenang dan Sejuk Saat CFM, Benarkah? Perbesar

SUKAPURA-PANTURA7.com, Sejak sebulan lalu, Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS), menerapkan bulan bebas kendaraan atau car free month (CFM) di kawasan wisata lautan pasir Gunung Bromo. Kebijakan ini membuat kawasan konservasi itu lebih sejuk dan tenang tanpa polusi.

Hal ini diakui oleh salah seorang wisatawan, Artha Setiaputri (25). Menurut wisatawan asal Jakarta ini, kawasan lautan pasir yang bebas polusi dan suara bising knalpot, membuatnya betah berlama-lama di area tersebut.

“Lebih enak, lebih sejuk, telinga juga gak terganggu bunyi knalpot. Gak apa-apa meski harus capek-capek jalan kaki, mending begini daripada ramai kendaraan bermotor,” ujar Artha, Minggu, (23/2/2020) pagi.

Pengunjung menaiki kuda wisata untuk menikmati kawasan Gunung Bromo yang bersih dan tenang. (Foto : Moh Ahsan Faradies)

Sementara, Bupati Probolinggo yang disaat bersamaan juga berada di Bromo menjelaskan, CFM merupakan best season dan best moment untuk mengunjungi bromo. Saat CFM, pengunjung bisa menikmati alam bromo dengan segala keindahannya tanpa distraksi.

“Dengan adanya car free month saya merasakan experience (pengalaman) yang berbeda dan saya ingin menularkan experience ini kepada siapapun yang datang atau berkunjung ke Bromo,” kata Bupati Tantri.

Tantri menambahkan, kualitas udara di Gunung Bromo saat ini sangat baik dan bersih karena bebas dari paparan asap kendaraan bermotor. “Rasakan sendiri perbedaannya, kualitas oksigennya sempurna,” Tantri menegaskan.

Kedepan, sambungnya, pemerintah daerah akan mendorong agar CFM bisa diterapkan secara kontinyu setiap tahun. Masyarakat adat pelaku wisata dan TNBTS, paparnya, perlu duduk bersama kembali demi CFM yang berkelanjutan.

“Jika saat ini merujuk pada budaya atau adat masyarakat tengger pada saat wulan kapitu, kedepan saya harap CFM bisa dilakukan kontinyu. Sehingga wisatawan yang butuh suasana tenang dan oksigen berkualitas bisa datang saat car free month,” tutupnya.

Sekedar informasi, CFM diberlakukan TNBTS sejak tanggal 23 Januari hingga 24 Februari 2020. Larangan menggunakan kendaraan bermotor dilakukan untuk melestarikan alam bromo sekaligus menghormati masyarakat suku tengger yang tengah merayakan wulan kapitu. (*)


Editor : Efendi Muhammad
Publisher : A. Zainullah FT


Artikel ini telah dibaca 78 kali

badge-check

Reporter

Baca Lainnya

Tinjau Pembangunan Jembatan Penghubung Condong – Brabe, Gus Haris Upayakan Akses Permanen

16 Juni 2025 - 15:37 WIB

Tiga Direktur BUMD Lumajang Mundur, Bupati Siapkan Seleksi Visioner dan Audit PD Semeru

16 Juni 2025 - 14:23 WIB

Kolaborasi Warga – Pemerintah di Candipuro, Perbaiki Tiga Jalan Desa

15 Juni 2025 - 16:44 WIB

Dari Rp1 Juta ke Rp92 Juta, Pengelolaan Tumpak Sewu Baru Beres Setelah Bupati Lumajang Turun Tangan

15 Juni 2025 - 10:58 WIB

Segoro Topeng Kaliwungu 2025: Sinergi Budaya dan Ekonomi Kreatif Lumajang Siap Mengguncang Dunia

14 Juni 2025 - 19:27 WIB

Bupati Lumajang Siap Bertemu Investor di Jakarta untuk Bahas Pariwisata Kelas Dunia

13 Juni 2025 - 13:24 WIB

Lumajang Belum Punya Perda Tata Kelola dan Destinasi Wisata

13 Juni 2025 - 10:26 WIB

Pemkab Lumajang Tata Ulang Distribusi Pupuk lewat Pembentukan Koperasi Merah Putih

13 Juni 2025 - 09:40 WIB

Mimpi Bersama Wujudkan Sekolah Gratis di Lumajang, Tunggu Juknis dari Pemerintah Pusat

13 Juni 2025 - 09:00 WIB

Trending di Pemerintahan