Menu

Mode Gelap
Kankemenag Kota Probolinggo Bakal Berangkatkan 213 Jamaah Calon Haji, Dilepas Tanggal 26 Mei Jadi Tuan Rumah Pesta Miras yang Tewaskan 2 Orang, Kades Temenggungan Ngaku Tidak Tahu Kasus PMK di Probolinggo, 51 Ekor Sapi Terpapar, 2 Mati, 9 Sembuh Kunjungan Industri Dinilai Penting Bagi Siswa SMK, ini Beberapa Alasannya Singa Betina TWSL Kota Probolinggo Bunting, Kandang Mulai Disterilkan Bupati Lumajang Perkuat Perlindungan Pekerja Migran Indonesia di Luar Negeri

Nasional · 23 Feb 2020 15:34 WIB

Bromo Lebih Tenang dan Sejuk Saat CFM, Benarkah?


					Bromo Lebih Tenang dan Sejuk Saat CFM, Benarkah? Perbesar

SUKAPURA-PANTURA7.com, Sejak sebulan lalu, Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS), menerapkan bulan bebas kendaraan atau car free month (CFM) di kawasan wisata lautan pasir Gunung Bromo. Kebijakan ini membuat kawasan konservasi itu lebih sejuk dan tenang tanpa polusi.

Hal ini diakui oleh salah seorang wisatawan, Artha Setiaputri (25). Menurut wisatawan asal Jakarta ini, kawasan lautan pasir yang bebas polusi dan suara bising knalpot, membuatnya betah berlama-lama di area tersebut.

“Lebih enak, lebih sejuk, telinga juga gak terganggu bunyi knalpot. Gak apa-apa meski harus capek-capek jalan kaki, mending begini daripada ramai kendaraan bermotor,” ujar Artha, Minggu, (23/2/2020) pagi.

Pengunjung menaiki kuda wisata untuk menikmati kawasan Gunung Bromo yang bersih dan tenang. (Foto : Moh Ahsan Faradies)

Sementara, Bupati Probolinggo yang disaat bersamaan juga berada di Bromo menjelaskan, CFM merupakan best season dan best moment untuk mengunjungi bromo. Saat CFM, pengunjung bisa menikmati alam bromo dengan segala keindahannya tanpa distraksi.

“Dengan adanya car free month saya merasakan experience (pengalaman) yang berbeda dan saya ingin menularkan experience ini kepada siapapun yang datang atau berkunjung ke Bromo,” kata Bupati Tantri.

Tantri menambahkan, kualitas udara di Gunung Bromo saat ini sangat baik dan bersih karena bebas dari paparan asap kendaraan bermotor. “Rasakan sendiri perbedaannya, kualitas oksigennya sempurna,” Tantri menegaskan.

Kedepan, sambungnya, pemerintah daerah akan mendorong agar CFM bisa diterapkan secara kontinyu setiap tahun. Masyarakat adat pelaku wisata dan TNBTS, paparnya, perlu duduk bersama kembali demi CFM yang berkelanjutan.

“Jika saat ini merujuk pada budaya atau adat masyarakat tengger pada saat wulan kapitu, kedepan saya harap CFM bisa dilakukan kontinyu. Sehingga wisatawan yang butuh suasana tenang dan oksigen berkualitas bisa datang saat car free month,” tutupnya.

Sekedar informasi, CFM diberlakukan TNBTS sejak tanggal 23 Januari hingga 24 Februari 2020. Larangan menggunakan kendaraan bermotor dilakukan untuk melestarikan alam bromo sekaligus menghormati masyarakat suku tengger yang tengah merayakan wulan kapitu. (*)


Editor : Efendi Muhammad
Publisher : A. Zainullah FT


Artikel ini telah dibaca 77 kali

badge-check

Reporter

Baca Lainnya

Bupati Lumajang Perkuat Perlindungan Pekerja Migran Indonesia di Luar Negeri

2 Mei 2025 - 16:57 WIB

Dari Sejarah Ki Hajar Dewantara, Bupati Lumajang Dorong Revitalisasi Pendidikan untuk Tingkatkan SDM

2 Mei 2025 - 16:04 WIB

Bupati Lumajang Tegaskan Larangan Tahan Ijazah dan Wajib Patuhi UMK

1 Mei 2025 - 20:07 WIB

Ditengah Efisiensi, Pemkot Probolinggo Digerojok Anggaran Rp40 Miliar untuk Perbaiki Infrastruktur

1 Mei 2025 - 19:37 WIB

Batik dan Bordir Lumajang Unjuk Pesona di Ajang Batik Bordir Aksesoris Fair 2025

1 Mei 2025 - 16:06 WIB

Komisi A DPRD Lumajang Apresiasi Kinerja Damkar, Dorong Peningkatan Sarana dan Prasarana

30 April 2025 - 10:21 WIB

Tiga Terdakwa Ganja Divonis 20 Tahun Penjara

30 April 2025 - 09:46 WIB

DPRD Lumajang Gelar Uji Publik Raperda Fasilitasi Pengembangan Pesantren

30 April 2025 - 09:17 WIB

Hanya Dijatah Anggaran Rp 150 juta Setahun, MUI Probolinggo Protes

30 April 2025 - 03:53 WIB

Trending di Pemerintahan