Menu

Mode Gelap
Sepasang Sepatu dari Bupati, Sentuhan Kasih di Sekolah Lereng Semeru Bupati Lumajang Soroti Warga Kaya yang Terima Bansos, Segera Koreksi! Ratusan Warga Jember Ikuti Operasi Katarak Gratis, Lansia Prioritas Waspada! Pasien Sakit Musiman di Jember Melonjak Gara-gara Anomali Cuaca Bocah di Paiton Curhat di Tik-tok, Ngaku jadi Korban Pencabulan Polres Pasuruan Ungkap Jaringan Narkoba, Bandar hingga Kurir Dibekuk

Regional · 9 Feb 2020 09:33 WIB

Drainase Buruk, 2 Desa di Tanggulangin Terendam Banjir


					Salah satu kawasan yang tergenang banjir di Kecamatan Tanggulangin, Sidoarjo. (Foto : Fathir Hafidz) Perbesar

Salah satu kawasan yang tergenang banjir di Kecamatan Tanggulangin, Sidoarjo. (Foto : Fathir Hafidz)

TANGGULANGIN-PANTURA7.com, Buruknya sistem drainase saat musim hujan, membuat 2 desa di Kecamatan Tanggulangin, Kabupaten sidoarjo, sejak sebulan belakangan ini tergenang banjir. Debit air bahkan mencapai ketinggian hingga 50 sentimeter.

Dua desa tersebut yakni Desa Kedungbendo dan Desa Banjar Asri. Kondisi terparah terjadi di Desa Kedungbendo, dimana ratusan rumah warga tergenang. Dampaknya, sedikitnya 10 kepala keluaga (KK) terpaksa mengungsi ke rumah sanak saudaranya.

“Ya terpaksa mengungsi mas, daripada di dalam rumah air banjir tambah naik aja mas. Lagian harus tidur dimana? Lha wong kasur di rumah sudah basah,” tutur Sholikin, warga Desa Kedungbendo, Minggu (9/2/2020).

Tak hanya rumah penduduk, banjir juga menggenangi sejumlah Sekolah Dasar Negeri (SDN) dan juga Sekolah Menengah Pertama (SMP) sehingga kegiatan belajar mengajar (KBM) terganggu. Ruang kelas tergenang banjir, dengan ketinggian antara 10 hingga 20 sentimeter.

Menurut warga, selain drainase yang buruk saat musim hujan, banjir yang menggenangi pemukiman mereka juga dipicu aktivitas pengeboran gas pihak Minarak Brantas, yang berlangsung sejak akhir Desember lalu.

Warga mengklaim, Minarak Brantas melakukan pengurukan tanpa memperhatikan drainase. Buntutnyya, puluhan hektar sawah warga juga tergenang banjir, hingga lahan pertanian tersebut terancam tak bisa dimanfaatkan lagi untuk bercocok tanam.

“Di daerah ini sering banjir kalau sudah musim hujan. Tapi kalau banjir nggak separah ini,” ujar Minarsih, warga terdampak banjir.

Minarsih menambahkan, banjir kali ini yang terparah sejak beberapa tahun terakhir.  “Lha Minarak Brantas nggak pernah bikin tempat penampungan air, makanya sekarang banjir ini tambah parah,” jelasnya. (*)


Editor : Efendi Muhammad

Publisher : A. Zainullah FT


Artikel ini telah dibaca 19 kali

Baca Lainnya

Cetak Pendakwah Andal, LDNU Kraksaan Bakal Gelar Festival Da’i Muda 2025

5 Agustus 2025 - 09:30 WIB

Ratusan Fotografer Serbu Safari Prigen, Buru Momen Satwa Terbaik

2 Agustus 2025 - 22:26 WIB

Sambut HUT RI ke-80, Pemkot Probolinggo Bagikan 6 Ribu Bendera ke Warga

1 Agustus 2025 - 19:01 WIB

Jalur Gumitir Ditutup, Warga Ramai-ramai Naik Kereta Api

29 Juli 2025 - 18:25 WIB

Dari Lumajang ke Jember dan Batu, Parti Libur Siap Ekspansi ke Kota Lain

27 Juli 2025 - 15:12 WIB

Jazz Gunung Bromo 2025 Usung Dua Series, Sal Priadi Pukau Penonton di Hari Pamungkas

27 Juli 2025 - 12:44 WIB

Lomba Dayung di Pesisir Kota Pasuruan Diharapkan Tarik Wisatawan

26 Juli 2025 - 17:18 WIB

MUI Desak Wali Kota Probolinggo Berani Perangi Miras, LGBT dan Sound Horeg

22 Juli 2025 - 12:43 WIB

Ada Festival Nusantara 2025 di Jember, Perkuat Branding Surga Kopi dan Tembakau

17 Juli 2025 - 19:17 WIB

Trending di Regional