Menu

Mode Gelap
Akhirnya, Polisi Tetapkan Sopir Bus sebagai Tersangka Laka Maut di Jalur Bromo Kasus Suami Tusuk Istri, Pelaku Mengaku Emosi Setelah Dituduh Memberi Uang ke Istri Kedua Kesal Ditanyai Motor yang Digadaikan, Suami di Pasuruan Kalap Tusuk Istri Siasati Balap Liar, Bupati Jember Canangkan Pembangunan Sirkuit di Kawasan Stadion JSG Satreskrim Lumajang Ringkus 2 Pelaku Pengeroyokan Sadis di Bayeman Truk Pecah Ban Tabrak Dua Rumah dan Dua Mobil di Purwosari, Sopir Tewas

Lingkungan · 22 Jun 2019 11:35 WIB

Kristal Es Bromo Diprediksi Berlangsung Hingga Agustus


					Kristal Es Bromo Diprediksi Berlangsung Hingga Agustus Perbesar

PROBOLINGGO-PANTURA7.com, Fenomena langka berupa embun beku atau bun upas yang mirip butiran salju terjadi di kawasan wisata Gunung Bromo, Probolinggo. Fenomena yang memantik rasa penasaran ini, disebut-sebut baru permulaan.

“Ini baru awal, puncaknya pada bulan Juli hingga Agustus. Ini es-nya masih tipis, kalau sudah mencapai puncak ya tebal,” kata warga lereng Gunung Bromo, Sugeng Laksono, Sabtu (22/6/2019).

Pria yang juga pemandu wisata di Gunung Bromo ini menambahkan, untuk melihat fenomema frozen atau embun yang membeku, pengunjung harus datang pagi-pagi ke kaldera. Sebab jika sinar matahari sudah terpancar, embun beku sudah mencair.

“(Frozen) mulai ada sejak tengah malam sampai sekitar pukul 5.30 WIB. Saya tadi kesana pukul 4.30 WIB masih ada,” ia menjelaskan.

Hal senada disampaikan oleh Kepala Seksi Lautan Pasir Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS) Subur Hari Handoyo. Menurutnya, ketebalan kristal es dari endapan yang membeku bisa sampai 0,5 sentimeter.

“Memang ini fenomena alam, namun frozen ini belum parah. Puncaknya nanti bulan Agustus bahkan hingga September,” jelas Subur.

Ia menghimbau kepada para pengunjung agar memakai pakaian yang lebih tebal selama menikmati wisata alam di Gunung Bromo. “Demi kenyamanan, gunakan pakaian yang lebih tebal untuk mengurangi hawa dingin,” imbaunya.

Sekedar informasi, fenomena frozen di kawasan Gunung Bromo terjadi setahun sekali, mulai bulan Juni hingga Agustus. Hal ini terjadi karena suhu ekstrim di bawah 0°C. Tak hanya menempel di dedaunan, buliran es menyerupai salju juga menempel di gundukan pasir. (*)

 

Penulis : Mohamad Rochim
Editor : Efendi Muhammad

 

Artikel ini telah dibaca 8 kali

badge-check

Reporter

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Baca Lainnya

Kemarau Basah di Lumajang Picu Longsor, Banjir, dan Ancaman Lahar Dingin Semeru

17 September 2025 - 20:06 WIB

Gunung Semeru Erupsi 2.449 Kali Sepanjang Januari Hingga September

17 September 2025 - 19:52 WIB

Kemarau Basah Picu Risiko Banjir Lahar Semeru, Enam Kecamatan Masuk Zona Rawan

17 September 2025 - 16:25 WIB

Mekarnya Tabebuya di Embong Kembar, Ketika Lumajang Menyulap Diri Jadi Negeri Sakura

12 September 2025 - 13:06 WIB

Longsor Tutup Jalur Lumajang-Malang, Sistem Buka-Tutup Diberlakukan

10 September 2025 - 11:42 WIB

Perkuat Jalur Gumitir, Pemasangan Beronjong di Tikungan Khokap Dikebut

27 Agustus 2025 - 03:35 WIB

Cuaca Ekstrem, BPBD Lumajang Ingatkan Hindari Kawasan Rawan Longsor dan Banjir

21 Agustus 2025 - 20:20 WIB

TRC dan Loader Dikerahkan, BPBD Lumajang Buka Akses Jalan Tertimbun Longsor

20 Agustus 2025 - 14:16 WIB

Jelang Perayaan HUT Kemerdekaan RI, Warga Protes Kerusakan Hutan di Kawasan Proyek Tol Probowangi

16 Agustus 2025 - 19:55 WIB

Trending di Lingkungan