Menu

Mode Gelap
Sempat Terbakar, Hutan di Kawasan Gunung Arjuno Kini Padam, BPBD Masih Siaga Hindari Razia Polisi, Puluhan Motor Disembunyikan di Semak-semak Soal Koperasi Merah Putih, Ketua DPRD Lumajang: Ini Langkah Strategis Yang Membuka Peluang Luar Biasa Kurir Paket Tewas Tertabrak Truk di Jalur Pantura Nguling Potensi Hilang dari Pajak Pasir Rp16 Miliar, Bupati Lumajang Perketat Penjagaan di Pos Pajak MUI Desak Wali Kota Probolinggo Berani Perangi Miras, LGBT dan Sound Horeg

Ekonomi · 29 Agu 2018 05:25 WIB

Sempat Meroket, Harga Cabai Kini Terjun Bebas


					Sempat Meroket, Harga Cabai Kini Terjun Bebas Perbesar

PROBOLINGGO-PANTURA7.com, Para petani cabai di Kabupaten Probolinggo, kini dilanda keresahan. Meski kualitas cabai sedang bagus-bagusnya, namun petani tak dapat menikmati hasil panen karena harga jual cabai kini anjilok.

Muhammad Ridho (26), petani asal Desa Randutatah, Kecamatan Paiton, mengatakan saat ini harga cabai jenis cabai rawit, baik cabai rawit merah ataupun cabai rawit hijau berada dibawah Rp. 7 ribu per kilogram. Penurunan harga cabai terus terjadi hampir setiap hari.

“Sepekan lalu masih dikisaran Rp. 8 ribu hingga Rp. 10 ribu per kilogramnya, tapi saat sudah sangat anjlok. Ini tentu tidak menguntungkan kami, padahal cabai bagus kalau kemarau gini,” papar Ridho, Rabu (29/8/2018).

Selain cabai rawit, harga cabai keriting juga anjlok. Bahkan harga cabai keriting atau cabai merah besar ini lebih miris lagi karena harga jualnya hanya dikisaran Rp. 2 ribu per kilogramnya. “Mau dapat untung dari mana kalau harganya segitu,” keluh Ridho kepada PANTURA7.com.

Ridho menduga, faktor pemicu anjloknya harga cabai disebabkan oleh banyaknya pemasokan cabai dari luar daerah ke pasar tradisional di wilayah Kabupaten Probolinggo. “Padahal tiga bulan lalu, harga cabai masih diatas Rp. 30 ribu,” kenangnya.

Sementara Ismail (32), pedagang cabai keriting di Desa Krejengan, Kecamatan Krejengan, mengaku merasakan dampak dari rendahnya harga cabai. Dagangannya kini melimpah dan tidak cepat laku, sehingga sering membusuk yang mengakibatkan ia rugi.

“Kalau harganya sudah memprihatinkan kayak gini, masak dari pihak pemerintah tidak mau berbuat sesuatu. Kami harap kedepan, harga cabai kembali ke harga semula,” harap pria dengan dua anak ini. (*)

 

Penulis : Moh Ahsan Faradies

Editor : Efendi Muhammad

Artikel ini telah dibaca 10 kali

badge-check

Reporter

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Baca Lainnya

Dorong UMKM Probolinggo Naik Kelas, Gus Hilman Ajak BRIN Berikan Bimtek

17 Juli 2025 - 17:12 WIB

Genjot Produksi Susu, Kementan Tebar 1.080 Sapi Perah Bunting ke 5 Wilayah di Jatim

15 Juli 2025 - 19:20 WIB

Piodalan di Pura Mandhara Giri Semeru Agung Gerakkan Ekonomi Warga Senduro

13 Juli 2025 - 14:49 WIB

Kunjungi Jember, Wamentan Dorong Peningkatan Produksi Padi

11 Juli 2025 - 20:41 WIB

Piwadalan di Pura Senduro Lumajang Jadi Simpul Tumbuhnya Ekonomi Inklusif

11 Juli 2025 - 14:20 WIB

Serangan Wereng Meluas, 11 Kecamatan di Lumajang Terancam Gagal Panen

10 Juli 2025 - 09:39 WIB

Stok Beras di Pasar Tanjung Jember Menipis, Pedagang Hanya Andalkan Stok Sisa

9 Juli 2025 - 20:29 WIB

Tak Mampu Tekan HPP, Penggilingan Padi di Pasuruan Pilih Hentikan Produksi

3 Juli 2025 - 18:55 WIB

Pasar Maron Probolinggo Siap Tingkatkan Daya Saing, Jual Produk Olahraga Jadi Daya Tarik Baru

3 Juli 2025 - 15:12 WIB

Trending di Ekonomi