Menu

Mode Gelap
Miris! Oknum Satpol PP Kota Probolinggo Diduga Curi Beras di Toko Kelontong Dinkes Jember Siapkan 175 Tim Medis untuk Sukseskan MTQ XXXI Jawa Timur 2025 Untuk Ganti Motor Dinas, Pemkab Lumajang Sediakan Rp35 Juta per Desa Jelang Konfercab NU Kraksaan, Desakan Reformasi Pengurus Terjerat Pusaran Korupsi Bermunculan BKD Lumajang Pasrah ke Pusat, Rekrutmen ASN Masih Menggantung Pecatan PNS di Probolinggo Diringkus Polisi Pasca Gelapkan Uang demi Judi Online

Ekonomi · 29 Agu 2018 05:25 WIB

Sempat Meroket, Harga Cabai Kini Terjun Bebas


					Sempat Meroket, Harga Cabai Kini Terjun Bebas Perbesar

PROBOLINGGO-PANTURA7.com, Para petani cabai di Kabupaten Probolinggo, kini dilanda keresahan. Meski kualitas cabai sedang bagus-bagusnya, namun petani tak dapat menikmati hasil panen karena harga jual cabai kini anjilok.

Muhammad Ridho (26), petani asal Desa Randutatah, Kecamatan Paiton, mengatakan saat ini harga cabai jenis cabai rawit, baik cabai rawit merah ataupun cabai rawit hijau berada dibawah Rp. 7 ribu per kilogram. Penurunan harga cabai terus terjadi hampir setiap hari.

“Sepekan lalu masih dikisaran Rp. 8 ribu hingga Rp. 10 ribu per kilogramnya, tapi saat sudah sangat anjlok. Ini tentu tidak menguntungkan kami, padahal cabai bagus kalau kemarau gini,” papar Ridho, Rabu (29/8/2018).

Selain cabai rawit, harga cabai keriting juga anjlok. Bahkan harga cabai keriting atau cabai merah besar ini lebih miris lagi karena harga jualnya hanya dikisaran Rp. 2 ribu per kilogramnya. “Mau dapat untung dari mana kalau harganya segitu,” keluh Ridho kepada PANTURA7.com.

Ridho menduga, faktor pemicu anjloknya harga cabai disebabkan oleh banyaknya pemasokan cabai dari luar daerah ke pasar tradisional di wilayah Kabupaten Probolinggo. “Padahal tiga bulan lalu, harga cabai masih diatas Rp. 30 ribu,” kenangnya.

Sementara Ismail (32), pedagang cabai keriting di Desa Krejengan, Kecamatan Krejengan, mengaku merasakan dampak dari rendahnya harga cabai. Dagangannya kini melimpah dan tidak cepat laku, sehingga sering membusuk yang mengakibatkan ia rugi.

“Kalau harganya sudah memprihatinkan kayak gini, masak dari pihak pemerintah tidak mau berbuat sesuatu. Kami harap kedepan, harga cabai kembali ke harga semula,” harap pria dengan dua anak ini. (*)

 

Penulis : Moh Ahsan Faradies

Editor : Efendi Muhammad

Artikel ini telah dibaca 11 kali

badge-check

Reporter

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Baca Lainnya

Serapan Gula Petani tak Maksimal, Wagub Emil Tinjau PG Gending Probolinggo

9 September 2025 - 23:54 WIB

Harga Tembakau Kasturi Turun, Petani Lumajang Tetap Sumringah

9 September 2025 - 21:05 WIB

Penyerapan Pupuk Organik di Lumajang Rendah, Alokasi Berpotensi Dikurangi

8 September 2025 - 18:54 WIB

Petani Tebu Lumajang Akhirnya Sumringah, Tumpukan Gula di Gudang Terjual Rp.79,7 Miliar

5 September 2025 - 19:13 WIB

Impor Gula Rafinasi Bocor ke Pasar Konsumsi, Gula Petani Lokal Tak Terserap

4 September 2025 - 10:59 WIB

Kebanjiran Order, Persewaan Baju Karnaval di Pasuruan Raup Puluhan Juta

24 Agustus 2025 - 17:18 WIB

Dari Dapur Nenek ke Meja Milenial, Makanan Tradisional yang Menyatukan Zaman

24 Agustus 2025 - 15:15 WIB

Target Luas Tanam Tembakau di Kabupaten Probolinggo Belum Tercapai

18 Agustus 2025 - 17:22 WIB

Harga Tembakau di Probolinggo Mulai Melonjak, Tembus Rp 66 Ribu/Kg

15 Agustus 2025 - 14:48 WIB

Trending di Ekonomi