Menu

Mode Gelap
Innalillahi! Mr. X Ditemukan Membusuk di Jalur Pendakian Gunung Arjuno Top! Jember Marching Band Sabet 5 Emas di Kejuaraan Dunia Malaysia Kala Khofifah Turun Ke Sungai Legundi Probolinggo, Bersihkan Sampah Bersama Warga Finis di Posisi Tiga, Jember Raih 11 Medali di MTQ XXXI Jawa Timur Polisi Tetapkan 5 Tersangka Pengeroyokan di Gondang Wetan Pasuruan, Seluruhnya Pelajar Warga 4 Desa Bergotong Royong Bangun Akses Baru di Senduro Lumajang

Budaya · 11 Okt 2017 10:45 WIB

Kisah Rusyami, Sarjana Agama Yang Mendunia Lewat Batik


					Bupati Probolinggo, P Tantriana Sari meresmikan galeri batik Dewi Rengganis di Desa Jatiurip Kecamatan Krejengan, Rabu (11/10/2017). Perbesar

Bupati Probolinggo, P Tantriana Sari meresmikan galeri batik Dewi Rengganis di Desa Jatiurip Kecamatan Krejengan, Rabu (11/10/2017).

PROBOLINGGO-PANTURA7.com, Kerja keras dan tekad bulat, dapat mengantarkan seseorang meraih kesuksesan, tak peduli latar belakang atau jenjang pendidikan yang dilaluinya. Tak percaya? Tengok saja perjalanan sukses Rusyami, sarjana agama yang justru mendunia lewat batik.

Kisah sukses wanita asal RT 03, RW 03, Dusun Kuripan, Desa Jatiurip Kecamatan Krejengan itu dimulai pada awal 2000-an. Saat itu, ia baru lulus dari UIN Maulana Malik Ibrahim Malang. Bukannya terjun ke lembaga pendidikan, wanita 48 tahun itu malah mengembangkan keterampilan membuat pernak-pernik perhiasan wanita, berupa gelang, anting, kalung dan lain sebagainya.

“Itu saya kembangkan disela-sela kesibukan sebagai ibu rumah tangga. Lalu pada tahun 2012, saya mengikuti pelatihan batik oleh Dinas Koperasi dan Usaha Mikro Kabupaten Probolinggo. Sepulang dari pelatihan itu, saya berlatih mandiri dengan modal Rp 300 ribu,” kenangnya.

Usaha batik mandiri awalnya dilakukan dengan sistem celup selama 2 tahun, dimana satu lembar baru selesai selama satu minggu dengan hasil yang tidak begitu bagus. Siapa sangka usaha kecil-kecilan ini berkembang dengan pesat, bahkan mulai beralih menggunakan batik tulis.

“Kemudian saya mendapatkan ide untuk membuat batik motif Rengganis, yang terinsparasi dari legenda masyarakat Kabupaten Probolinggo. Dewi Rengganis ini konon pernah tinggal di antara Kecamatan Krucil, Tiris dan Krejengan,” ujar istri Ansyori ini.

Menurut cerita, kata Rusyami, Dewi Rengganis adalah salah seorang putri dari Prabu Brawijaya, Raja Majapahit, yang lahir dari salah satu selirnya. Karena tidak diakui keberadaannya, Dewi Rengganis pun pergi ke Probolinggo.

Bupati Probolinggo, P Tantriana Sari melihat koleksi batik motif Dewi Rengganis di galeri batik milik Rusyami, Rabu (11/10/2017).

Motif sejarah ini membuat usahanya kian melejit. Saat ini, Rusyami dan 48 karyawannya mampu menciptakan 75 motif yang berasal dari tokoh Dewi Rengganis. Omsetnya pun mencapai Rp. 95 juta dengan hasil produksi 300 lembar per bulan. Bahkan produknya dikenakan Gubernur Jawa Timur Soekarwo dan Bupati Probolinggo Puput Tantriana Sari.

“Selain digunakan Gubernur dan Bupati, batik kami juga dikenakan pegawai di Pemkab Probolinggo. Selain itu telah kami pasarkan Sumatera Selatan, Riau dan Papua Barat bahkan mancanegara mas,” beber wanita dengan tiga anak ini.

Apresiasi dari Pemkab Probolinggo pun diberikan dengan meresmikan Galeri Batik Dewi Rengganis, yang menjadi galeri batik pertama dari 13 pengrajin batik se-Kabupaten Probolinggo.

“Hari ini saya meresmikan galery batik pertama di Kabupaten Probolinggo, tentu ini menjadi kabar baik bagi pecinta batik maupun masyarakat, bahwa batik di Kabupaten semakin banyak pilihan,” tutur Bupati Probolinggo, P Tantriana Sari, seusai meresmikan Galeri Batik tersebut, Rabu (11/10/2017).

Bupati Tantri berharap para pengrajin batik tak berpuas diri dan terus belajar agar perkembangan dunia batik dapat terus diperbarui. “Sehingga dari situlah para peminat batik dapat menjaga minat mereka terhadap batik khas Kabupaten Probolinggo,” pungkas Bupati Probolinggo ke 34 ini. (em/ela).

Artikel ini telah dibaca 38 kali

badge-check

Reporter

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Baca Lainnya

Kemeriahan Maulid Nabi di Pasuruan, Warga Berebut Barang dalam Tradisi Arebbuan

5 September 2025 - 10:53 WIB

Padepokan Fashion Carnaval Probolinggo, Kuatkan Identitas Kebudayaan Indonesia

31 Agustus 2025 - 20:40 WIB

Terinspirasi Pejuang Kemerdekaan, Peserta Tajemtra Berusia 70 Tahun ini Tuntaskan Rute 30 KM

24 Agustus 2025 - 08:33 WIB

15 Ribu Peserta Semarakkan Tajemtra 2025, Termasuk WNA China

24 Agustus 2025 - 02:02 WIB

Tajemtra 2025 Siap Digelar, 15.171 Peserta Terdaftar

22 Agustus 2025 - 19:22 WIB

Dorong Wisatawan Kenali Budaya Tengger, Bupati Gus Haris Siapkan Kalender Even di Bromo

9 Agustus 2025 - 20:51 WIB

Hari Raya Karo, 3 Desa Lereng Bromo Probolinggo Gelar Ritual Tari Sodoran

9 Agustus 2025 - 18:19 WIB

Wisatawan Mancanegara Ramaikan Tradisi Jolen di Lereng Gunung Semeru

28 Juli 2025 - 19:28 WIB

Tradisi Ujung dan Ujub, Upaya Menolak Bala di Desa Kandangan

28 Juli 2025 - 18:00 WIB

Trending di Budaya