Menu

Mode Gelap
Gubernur Khofifah Tinjau Sekolah Rakyat Terpadu di Jember, ini Pesannya Terekam CCTV, Pencuri Pakaian Dalam Wanita di Pasuruan Diringkus Polisi Jalur Lumajang-Malang via Piket Nol Tertutup Longsor di Enam Titik Menderita TBC Menahun, Petani Pasuruan Diduga Akhiri Hidup dengan Pisau Dapur Polres Probolinggo Ringkus Enam Maling Jalanan yang Resahkan Warga Jalur Piket Nol Makai Sistem Buka-Tutup Untuk Menghindari Kepadatan Lalulintas

Politik Dan Pemerintahan · 21 Sep 2017 00:37 WIB

Tarif Retribusi Naik Signifikan, Pasien ODHA Terlantar


					Sejumlah pendamping ODHA Kabuaten Probolinggo sesalkan kenaikan tarif restribusi yang dilakukan RSUD Waluyo Jati Kraksaan. Perbesar

Sejumlah pendamping ODHA Kabuaten Probolinggo sesalkan kenaikan tarif restribusi yang dilakukan RSUD Waluyo Jati Kraksaan.

PROBOLINGGO-PANTURA7.com, Pasien pengidap HIV/Aids di Kabupaten Probolinggo meradang akibat tarif retribusi Poli CVT (Voluntary Counseling Test) yang diterapkan oleh RSUD Waluyo Jati Kraksaan, naik siginifikan. Kenaikan tarif, selain memberatkan juga mengejutkan karena tidak diawali dengan sosialisasi.

Badrut Tamam, Koordinator pendamping ODHA Kabupaten Probolinggo menyebit, kenaikan retribusi itu terjadi sejak 14 September lalu. Sebelumnya, tarif hanya senilai Rp. 20 ribu, namun kini naik menjadi Rp. 50 ribu.

“Artinya ada kenaikan hingga 150 persen dari tarif semula, tarif baru ini sangat  memberatkan bagi penderita. Yang mengecewakan lagi, kenaikan itu juga tanpa sosialisasi kepada kami maupun penderita,” geram Badrut, Rabu (20/9/2017).

Kenaikan yang mencekik leher itu, kata Badrut, membuat pasien ADHA yang hendak kontrol, memilih pulang. Badrut mencontohkan jika beberapa hari lalu, ada ibu dan anak penderita ODHA dari Gending yang memilih pulang ketika mengetahui kenaikan itu. Mereka ngacir karena tidak membawa dana lebih untuk membayar biaya administrasi.

Jika situasi ini berlanjut, menurut Badrut, berpotensi memicu ke-engganan pasien ODHA berobat, sehingga mereka terlantar tanpa pengobatan. “Mereka mau berobat saja sudah untung, Ini kok malah diperberat. Kebijakan aneh, padahal Pemkab sudah memliki perda tentang penanggulangan HIV/Aids” sungut pria asal Banyuanyar ini.

Sekedar diketahui, di Kabupaten Proboliinggo terdapat 900 pengidap HIV/Aids yang masih hidul, namun dari jumlah itu hanya 300 orang yang melalukan pengobatan. Biasanya, mereka rutin mengunjungi Poli VCT RSUD Waluyo Jati seminggu sekali, pada hari Selasa, Rabu dan Kamis.

Sementara Direktur RSUD Waluyo Jati, dr. Endang Astuti, masih bungkam terkait keluhan pasien ODHA ini. Beberapa kali dikonfirmasi via seluler, namun juga belum ada respon. (em/ela).

Artikel ini telah dibaca 7 kali

badge-check

Reporter

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Baca Lainnya

Waspadai Politik Identitas dalam Pilkada 2024, Polres Lumajang Siagakan 3.950 Personel Keamanan

19 Agustus 2024 - 18:03 WIB

Dapat Arahan dari Presiden, Begini Respon Pj Bupati Probolinggo

31 Oktober 2023 - 16:34 WIB

Loncat Partai, Dua Legislator Hanura Lumajang Diganti 

30 Oktober 2023 - 19:51 WIB

PAW DPRD Kabupaten Probolinggo, Mahrus Bakal Gantikan Mukhali

18 Oktober 2023 - 17:27 WIB

Pj Bupati Probolinggo: Belum Ada Laporan ASN Bermedsos Politik

11 Oktober 2023 - 17:10 WIB

Heboh! Baliho Ketua Gerindra Lumajang Bersanding dengan Ganjar Pranowo Bertebaran

4 Oktober 2023 - 19:01 WIB

ASN Dilarang Sukai, Komentar, dan Bagikan Akun Medsos Pemenangan Pemilu

3 Oktober 2023 - 17:54 WIB

Lagi, Anggota DPRD Kabupaten Probolinggo Pindah Parpol

3 Oktober 2023 - 17:50 WIB

Reog Ponorogo Sosialisasikan Pemilu 2024 di Lumajang

29 September 2023 - 19:02 WIB

Trending di Politik Dan Pemerintahan