Lumajang, – Di tengah dominasi kopi arabika dan robusta di pasar nasional, Lumajang diam-diam menyimpan kekayaan rasa kopi yang belum banyak dikenal masyarakat luas.

Kopi tersebut bernama Original Qohwah, kopi hitam murni berbahan dasar biji kopi liberika yang berasal dari kawasan pegunungan Lumajang, tepatnya dari lereng Gunung Semeru dan Gunung Lemongan.

Berbeda dari kopi pada umumnya, Original Qohwah menyuguhkan karakter rasa yang unik dan berani. Aroma khas buah nangka matang berpadu dengan nuansa earthy, woody, dan herbal yang kuat.

Sensasi rasa tersebut memberikan pengalaman minum kopi yang tidak biasa, terutama bagi penikmat kopi hitam tanpa campuran.

Kopi liberika memang dikenal memiliki karakter yang sangat berbeda dibandingkan jenis kopi lainnya. Tingkat keasaman yang rendah, kandungan minyak yang tidak terlalu tinggi, serta rasa tajam menyerupai kayu terbakar menjadikan kopi ini memiliki ciri khas tersendiri.

Advertisement

Tak heran jika kopi liberika kerap disebut sebagai kopi dengan karakter “liar” dan tidak mudah diterima oleh lidah awam.

Salah satu pelaku usaha yang konsisten mengembangkan kopi liberika di Lumajang adalah Abdul Rohman, warga Desa Bades, Kecamatan Pasirian. Pria berusia 45 tahun ini menjadi penjual sekaligus pengolah kopi Original Qohwah, yang kini mulai dikenal di kalangan penikmat kopi kelas menengah ke atas.

Abdul Rohman mengatakan, biji kopi yang digunakan untuk Original Qohwah dipilih secara khusus dari kawasan lereng Gunung Semeru dan Gunung Lemongan. Menurutnya, lokasi tanam sangat berpengaruh terhadap karakter rasa kopi yang dihasilkan.

“Kami sengaja memilih biji kopi dari dua gunung berapi, Semeru dan Lemongan. Kopi yang tumbuh di lereng gunung berapi biasanya memiliki tanah yang sangat subur karena kaya mineral dan nutrisi dari abu vulkanik. Itu sangat mempengaruhi rasa kopi,” katanya, Minggu (28/12/2025).

Ia menjelaskan, kesuburan tanah vulkanik memberikan nutrisi alami yang membuat tanaman kopi tumbuh lebih optimal.

Hasilnya, biji kopi memiliki karakter rasa yang lebih kompleks dan aroma yang kuat. Hal inilah yang menjadi salah satu keunggulan utama Original Qohwah dibandingkan kopi dari daerah lain.

Abdul Rohman sengaja memilih jenis kopi liberika karena keunikan rasanya yang tidak dimiliki kopi lain. Menurutnya, kopi liberika memiliki karakter rasa yang sangat tegas dan kuat, sehingga cocok bagi penikmat kopi hitam yang mencari sensasi berbeda.

“Rasanya itu kuat, ada nuansa kayu, earthy, herbal, dan aroma buah yang difermentasi seperti nangka matang. Keasamannya rendah, tapi rasanya tajam. Itu yang jadi ciri khas liberika,” jelasnya.

Namun, di balik keunikan tersebut, kopi liberika bukanlah jenis kopi yang mudah ditemui di pasaran. Produksinya relatif rendah dan belum banyak dibudidayakan secara luas. Bahkan, banyak petani kopi yang memilih menyimpan hasil panen liberika untuk konsumsi pribadi.

“Biasanya petani kopi jarang menjual liberika, karena produksinya sedikit dan sering dibuat untuk konsumsi sendiri. Itu juga yang membuat kopi ini cukup langka,” ungkap Abdul.

Dalam proses pengolahan, Abdul Rohman mengaku, sangat berhati-hati agar karakter asli kopi tetap terjaga. Ia menolak mencampur kopi dengan bahan lain, karena ingin mempertahankan keaslian rasa dan aroma kopi liberika.

“Kopi ini asli, tidak ada campurannya. Proses pengolahan kami lakukan pelan-pelan supaya aroma khasnya keluar. Kalau salah proses, karakter rasa bisa hilang,” katanya.

Original Qohwah saat ini dipasarkan dalam beberapa pilihan kemasan di antaranya, ukuran 200 gram dan setengah kilogram.

Meski tergolong kopi premium, Abdul Rohman menyebut harga kopi tersebut masih bisa dinegosiasikan secara langsung dengan pembeli.

“Kalau harga bisa dibicarakan langsung. Tapi yang jelas, rasa premium pada kopi kami ya sebanding dengan harganya,” pungkasnya. (*)

Editor: Ikhsan Mahmudi

Komentar Ditutup! Anda tidak dapat mengirimkan komentar pada artikel ini.