Probolinggo,- Menjadi perempuan era modern, tidak boleh berpuas diri hanya dengan kecakapan akademis di lingkup kampus. Pengalaman diluar bangku kuliah, justru akan menjadi khazanah tak ternilai untuk bekal masa depan.
Premis ini disadari betul oleh Roisatul Muttaqin Alalloh, dara cantik asal Desa Jorongan, Kecamatan Leces, Kabupaten Probolinggo. Bahkan sepak terjangnya kini, bisa dikatakan sudah melebihi ekspektasi.
Baru-baru ini, Roisatul Muttaqin Alalloh, mengikuti ajang Internasional Youth Connection (IYC), sebuah program yang bertujuan memperkuat pemahaman tentang pentingnya toleransi agama, budaya, dan kedisiplinan di kalangan pemuda-pemudi di negara-negara lingkup ASEAN.
Dalam IYC Batch 2 2025 yang berlangsung di 3 negara, yakni Malaysia, Singapura dan Thailand, wanita muda berhijab itu menjadi delegasi asal Jawa Timur yang mewakili Indonesia.
Sepak terjang Ica, sapaan Roisatul Muttaqin Alalloh, dalam membangun jejaring, sejatinya tidak terlalu mengherankan. Sebab selama ini alumnus SDI Al- Amin, SMPN 2 Kraton, dan MAN 2 Pasuruan, aktif bersosialisasi dan berorganisasi.
Bahkan saat ini, jebolan Sastra Inggris Universitas Negeri Surabaya (UNESA) tahun 2023 ini, masih tercatat sebagai Ketua 1 Kopri PC PMII Surabaya dan pengurus PC IPPNU Kabupaten Probolinggo.
Ica memaparkan sejumlah agenda dalam IYC Batch 2 2025. Diantaranya Seminar Internasional dan Forum Pemuda, Presentasi Scientific Project, Kunjungan Institusi Pendidikan hingga Cultural Exchange and City Tour dan ASEAN Market Visit.
“Kegiatannya berlangsung selama enam hari, dari tanggal 21 hingga 26 Juli 2025. Luar biasa sekali kegiatannya, selain mendapatkan ilmu, juga mendapatkan pengalaman yang banyak,” kata perempuan kelahiran 06 Desember 2001 ini, Jum’at (1/8/25).
“Motivasi saya ikut kegiatan ini karena ingin belajar langsung dari para pemuda di berbagai negara. Bisa memperluas jaringan internasional, dan menunjukkan bahwa pemuda dari desa pun bisa berkontribusi dalam forum global,” imbuhnya.
Ia menegaskan, tujuan mengikuti kegiatan ini tak lain untuk memperkuat peran pemuda dalam pembangunan berkelanjutan, memperkenalkan inovasi lokal ke tingkat internasional, serta menjalin kolaborasi lintas negara demi masa depan yang lebih modernis.
Di akhir cerita, Ica berharap pengalamannya di dunia internasional, dapat menjadi langkah awal dari kontribusi yang lebih besar dan nyata kepada dirinya sendiri, bangsa serta agama.
“Semoga semakin banyak juga pemuda dari Jawa Timur, khususnya Probolinggo yang percaya diri untuk melangkah lebih jauh ke panggung internasional,” pungkasnya. (*)
Editor: Mohammad S
Publisher: Keyra