Menu

Mode Gelap
Cidera Parah, 9 Korban Kecelakaan Bus di Jalur Bromo Dioperasi Takziah ke Rumah Duka Laka Bus Bromo, Gubernur Khofifah Janjikan Beasiswa Buron Dua Bulan, Pengedar Sabu Diciduk di Prigen Paralayang di Kawasan Bromo Dilarang, Pelanggar Terancam Sanksi Adat Ketua Komisi D DPRD Lumajang Turun ke Pasrujambe, Serap Aspirasi Kesehatan Warga Pemkab Lumajang Kucurkan Rp891 Juta dari DBHCHT untuk Bangun 54 Gudang Pengering Tembakau

Peristiwa · 29 Jul 2025 19:35 WIB

Anak-Anak Sumberlangsep Lumajang Tak Bisa Sekolah Akibat Banjir Lahar Dingin Semeru


					Banjir lahar dingin Gunung Semeru menjadi halangan bagi anak-anak Desa Sumberlangsep untuk bersekolah. (Goto: tangkapan layar). Perbesar

Banjir lahar dingin Gunung Semeru menjadi halangan bagi anak-anak Desa Sumberlangsep untuk bersekolah. (Goto: tangkapan layar).

Lumajang, – Bencana hidrometeorologi kembali mengancam masa depan anak-anak di pelosok Lumajang. Dusun Sumberlangsep, Desa Jugosari, Kecamatan Candipuro, Kabupaten Lumajang terisolasi akibat banjir lahar hujan Gunung Semeru, Selasa (29/7/25).

Akses jalan putus, dan puluhan anak sekolah pun terpaksa absen dari kegiatan belajar.

“Saat ini aktivitas anak-anak sekolah terhenti total. Mereka tidak bisa pergi ke sekolah karena akses jalan satu-satunya harus menyebrangi sungai yang sering banjir,” kata Rudi, warga Dusun Sumberlangsep.

Menurut Rudi, sejak banjir lahar mulai mengalir semalam, jalan penghubung antara dusun dan wilayah sekitarnya langsung lumpuh.

Kondisi ini membuat anak-anak yang biasanya berjalan kaki atau diantar ke sekolah, kini harus tinggal di rumah tanpa kepastian kapan bisa kembali belajar. Orangtua mulai resah. Ketertinggalan materi pelajaran menjadi kekhawatiran utama, apalagi di tengah persiapan menghadapi ujian semester mendatang.

“Kami takut anak-anak makin tertinggal. Apalagi di dusun kami tidak ada jaringan internet stabil. Belajar online pun tidak bisa,” ujar Halima, ibu rumah tangga yang memiliki dua anak usia sekolah dasar.

Bagi mereka, teknologi belum bisa menjadi alternatif pembelajaran. Minimnya sinyal, tidak semua rumah memiliki perangkat, dan ketergantungan pada metode belajar tatap muka menjadikan situasi semakin rumit.

“Kalau tidak cepat diatasi, ini bukan hanya soal banjir, tapi bisa berdampak panjang ke masa depan mereka,” ujar Rudi. (*)

 


Editor: Ikhsan Mahmudi

Publisher: Keyra


Artikel ini telah dibaca 31 kali

badge-check

Reporter

Baca Lainnya

Cidera Parah, 9 Korban Kecelakaan Bus di Jalur Bromo Dioperasi

15 September 2025 - 21:26 WIB

Takziah ke Rumah Duka Laka Bus Bromo, Gubernur Khofifah Janjikan Beasiswa

15 September 2025 - 20:48 WIB

Lengkapi Pemeriksaan, Giliran Korlantas Polri Olah TKP Laka Bus di Jalur Bromo

15 September 2025 - 14:04 WIB

Kapolres Probolinggo Jamin Penanganan Laka Bus di Jalur Bromo Maksimal

15 September 2025 - 11:57 WIB

Laka Maut di Jalur Bromo Tewaskan 8 Orang, ini Pengakuan Sopir Bus

14 September 2025 - 23:28 WIB

Tunggu Kedatangan Jenazah, Keluarga Korban Laka Maut Jalur Bromo Sesaki RS Bina Sehat Jember

14 September 2025 - 22:45 WIB

Delapan Orang Meninggal Pasca Laka Bus Wisata di Jalur Bromo, ini Identitasnya Korban

14 September 2025 - 22:33 WIB

Polda Jatim Olah TKP Laka Maut Rombongan Nakes di Jalur Bromo, Gunakan 3D Scanner

14 September 2025 - 19:36 WIB

Korban Kecelakaan Bus di Jalur Bromo Dipulangkan ke Jember, Gunakan 18 Ambulans

14 September 2025 - 18:34 WIB

Trending di Peristiwa