Menu

Mode Gelap
Momentum Idul Adha, Kejari Kabupaten Probolinggo Tebar 800 Paket Daging Kurban Pemerintah Bolehkan ASN Rapat di Hotel, PHRI Kabupaten Probolinggo Sumringah Ada Temuan Ranjau Paku di Lautan Pasir Bromo, Kenai Jip dan Motor Belum Jera, Bandar Sabu di Pasuruan Ditangkap Lagi dengan 29 Gram Barang Bukti Korban Kecelakaan Beruntun di Exit Tol Purwodadi Bertambah, Total Tiga Meninggal Dunia Hama Tikus di Lumajang Merajalela, HKTI Sarankan Ditangani Terpadu

Sosial · 9 Jun 2025 13:46 WIB

Hama Tikus di Lumajang Merajalela, HKTI Sarankan Ditangani Terpadu


					Permasalahan hama tikus yang semakin merajalela di wilayah pertanian Lumajang (Asmadi). Perbesar

Permasalahan hama tikus yang semakin merajalela di wilayah pertanian Lumajang (Asmadi).

Lumajang, –  Permasalahan hama tikus yang semakin merajalela di wilayah pertanian Lumajang menjadi perhatian serius berbagai pihak, terutama para petani.

Ketua Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) Lumajang, Ishak Subagio, mengungkapkan, sejumlah faktor yang menyebabkan ledakan populasi tikus di sawah-sawah petani hingga kini belum dapat dikendalikan secara efektif.

Menurut Ishak, kunci utama pengendalian tikus adalah kebersihan di sekitar pematang sawah dan kekompakan antar petani dalam melakukan gerakan pengendalian.

Namun, kenyataannya saat ini petani cenderung bekerja sendiri-sendiri tanpa koordinasi yang baik, sehingga upaya pengendalian menjadi tidak maksimal.

“Kurang kompaknya petani dalam pengendalian ini berakibat fatal, populasi tikus makin meledak dan merusak tanaman padi secara masif,” kata Ishak, Senin (9/6/25).

Lebih lanjut, Ishak mengingatkan, bahwa dana desa yang dialokasikan sebesar 20% untuk ketahanan pangan seharusnya bisa dimanfaatkan untuk mendukung gerakan pengendalian hama tikus secara terpadu.

“Namun, selama ini dana tersebut belum dimaksimalkan dengan baik untuk tujuan tersebut,” katanya.

Selain itu, kata Ishak, paradigma kerja dinas pertanian yang selama ini cenderung menjadikan kelompok tani (poktan) sebagai “pengemis bantuan” dan hanya aktif saat ada bantuan dari pemerintah.

Ia menilai sudah saatnya dinas mengubah pendekatan dengan mendorong poktan agar lebih aktif, mandiri, dan dinamis dalam mengelola pertanian dan pengendalian hama.

“Sudah saatnya paradigma dari dinas berubah, yaitu mendorong kelompok tani untuk aktif dan dinamis, bukan menjadikan poktan sebagai pengemis bantuan. Ini terbukti saat ini poktan hanya aktif jika ada bantuan,” tegas Ishak. (*)

 


Editor: Ikhsan Mahmudi

Publisher: Keyra


Artikel ini telah dibaca 35 kali

badge-check

Reporter

Baca Lainnya

Momentum Idul Adha, Kejari Kabupaten Probolinggo Tebar 800 Paket Daging Kurban

9 Juni 2025 - 20:00 WIB

Innalillahi! Dua Jamaah Haji asal Jember Meninggal Dunia di Tanah Suci

8 Juni 2025 - 17:51 WIB

PLN Hadirkan Tambah Daya Listrik, Dukung Kebutuhan Energi Rumah Tangga Modern

8 Juni 2025 - 10:25 WIB

Ada Temuan Cacing Hati pada Hewan Kurban di Probolinggo, Warga Diminta Waspada

7 Juni 2025 - 14:08 WIB

Rawan Kecelakaan, Wisatawan Dilarang Kendarai Motor Matik saat Kunjungi Bromo

6 Juni 2025 - 14:46 WIB

PWI Probolinggo Raya dan Kejari Sepakat Kolaborasi Tingkatkan Literasi Masyarakat

4 Juni 2025 - 23:43 WIB

Pembangunan Infrastruktur Selesai, TMMD ke-124 di Jember Resmi Ditutup

4 Juni 2025 - 23:36 WIB

Ekonomi Labil Picu Tingginya Perceraian di PA Kraksaan, Satu Bulan Ada 443 Perkara

3 Juni 2025 - 19:19 WIB

Pemkot Probolinggo Sidak Hewan Kurban jelang Idul Adha, ini Temuannya

3 Juni 2025 - 19:07 WIB

Trending di Pemerintahan