Menu

Mode Gelap
Antisipasi Macet, Polres Pasuruan Atur Penyekatan dan Kantong Parkir untuk Haul KH Abdul Hamid ke-44 Gelombang Demonstrasi di Gedung DPRD Kota Probolinggo, Mahasiswa Tuntut Keadilan dan Reformasi Pemkab Jember Resmikan Layanan PMI, Dorong Proses Administrasi Lebih Efektif Polisi Ringkus Pelaku Pembacokan di Kedungsupit Probolinggo, Motif Masih Diselidiki Bupati Lumajang dan Ketua DPRD Kompak Jaga Harga Pangan Lewat GPM PT. KAI Daop 9 Jember Eksekusi Aset Rumah Dinas di Kota Probolinggo, Diklaim Penghuni Sejak 2005

Kesehatan · 27 Agu 2024 14:43 WIB

Penderita TBC di Lumajang Capai 1.410 Orang, 72 Meninggal Dunia


					Penderita TBC di Lumajang Capai 1.410 Orang, 72 Meninggal Dunia Perbesar

Lumajang,- Kasi Pemberantasan Penyakit Menular (P2M) Dinas Kesehatan Kabupaten Lumajang, Askap Hariyanto mengatakan, sejak  Januari hingga Agustus 2024, sebanyak 1.410 warga Lumajang menderita penyakit Tuberkulosis (TBC).

“Sebanyak 1.410 orang di Lumajang positif alami penyakit TBC, 72 orang diantaranya meninggal dunia,” kata Askap, Selasa (27/8/24).

Sementara itu, Sekretaris Daerah Kabupaten Lumajang, Agus Triyono mengatakan, Tuberkulosis (TBC) merupakan penyakit menular kronis yang masih menjadi masalah akut kesehatan masyarakat.

“Meski berisiko fatal, namun TBC adalah penyakit yang masih bisa disembuhkan asalkan melalui penanganan secara tepat. Biasanya, dokter akan menganjurkan pengidap TB paru untuk mengonsumsi obat selama 6 sampai 12 bulan,” urai.Agus.

Obat TB paru umumnya mengandung jenis anti tuberkulosis, yaitu antibiotik yang khusus digunakan untuk mematikan infeksi bakteri TB.

Pengobatannya sendiri terdiri dari 2 tahap yaitu intensif dan lanjutan.

“TB tidak seperti ketika dokter umum menangani luka, yang bisa langsung dilihat hasilnya, tetapi TB butuh proses dan pendekatan,” imbuhnya.

“Oleh karenanya saya berharap kita semua mampu mengedukasi, lebih telaten dan lebih dekat sambung hatinya agar mereka lekas sehat,” Ia menambahkan.

Agus berharap tenaga kesehatan di Lumajang pro-aktif mengedukasi masyarakat tentang TBC. Pasalnya, kebanyakan orang langsung shock ketika mengetahui menderita TBC.

“Memang ngeri, orang jadi takut mendekat, tidak semua orang mau menerima. Oleh karenanya, tugas kita bersama tenaga kesehatan untuk mengedukasi, sehingga tidak menambah pasien down karena divonis TBC” pungkas dia. (*)

 


Editor: Mohamad S

Publisher: Keyra


Artikel ini telah dibaca 122 kali

badge-check

Reporter

Baca Lainnya

Kasus Campak Melonjak di Jember, Pencegahan Terhambat Imunisasi

29 Agustus 2025 - 14:18 WIB

Sebanyak 1.320 Kasus TBC di Lumajang, Anak dan Usia Produktif Paling Rentan

12 Agustus 2025 - 14:42 WIB

RSUD Lumajang Ungkap Fakta Meningkatnya Kasus Gangguan THT

8 Agustus 2025 - 17:23 WIB

Ratusan Warga Jember Ikuti Operasi Katarak Gratis, Lansia Prioritas

5 Agustus 2025 - 22:49 WIB

Waspada! Pasien Sakit Musiman di Jember Melonjak Gara-gara Anomali Cuaca

5 Agustus 2025 - 19:12 WIB

Capaian Cek Kesehatan Gratis Lumajang Baru 12,7 Persen, Tantangan Edukasi Masih Besar

27 Juli 2025 - 11:24 WIB

Gandeng UJ, Pemkab Lumajang Operasi Gratis Bibir Sumbing

13 Juli 2025 - 16:27 WIB

Canangkan Zero Kusta, Pemkab Probolinggo Gandeng Organisasi Pemerhati Kusta Internasional

9 Juli 2025 - 19:37 WIB

Kasus Kusta Indonesia Masuk 3 Besar Dunia, The Nippon Foundation Turun Tangan

9 Juli 2025 - 19:09 WIB

Trending di Internasional