Menu

Mode Gelap
Bupati Lumajang Tegaskan Larangan Tahan Ijazah dan Wajib Patuhi UMK Ditengah Efisiensi, Pemkot Probolinggo Digerojok Anggaran Rp40 Miliar untuk Perbaiki Infrastruktur Hari Buruh Internasional, Mahasiswa dan Pekerja Lurug Gedung DPRD Jember Futsal Gagal Melenggang, KONI Kota Probolinggo Sisakan 32 Cabor di Porprov Jatim 2025 Kuota Haji Lumajang 2025 Menurun Peringati Hari Buruh, Pemkab Probolinggo Ajak Serikat Pekerja dan Pengusaha Perkuat Kolaborasi

Kesehatan · 28 Mar 2024 19:26 WIB

Seribuan Kasus DBD di Kab. Probolinggo jadi yang Tertinggi di Jatim


					Foto: Ilustrasi nyamuk penyebab Demam Berdarah Dengue (DBD). Perbesar

Foto: Ilustrasi nyamuk penyebab Demam Berdarah Dengue (DBD).

Probolinggo,- Kasus demam berdarah dengue (DBD) di Kabupaten Probolinggo terbilang cukup banyak. Sepanjang tahun ini berjalan, sudah ada 993 pasien DBD dan menjadi yang tertinggi se-Jatim. Bahkan, 12 di antaranya meninggal dunia.

 

Kabid Pencegahan dan Pengendalian Penyakit pada Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Probolinggo, dr. Nina Kartika mengatakan, dari total kasus tersebut, rata-rata penyebarannya banyak terjadi di daerah pesisir atau dataran rendah.

 

“Karena kalau daerah pesisir itu cenderung suhunya panas, lebih disukai nyamuk. Kalau di pengunungan kan dingin,” kata dr. Nina, Kamis (28/3/2024).

Ia menyebut, karakteristik nyamuk Aedes Aegypti atau nyamuk DBD, memang memiliki karakteristik menyukai daerah dengan suhu panas.

Di daerah tersebut, nyamuk DBD akan lebih mudah untuk berkembang biak.

“Nyamuk ini sukanya di tempat yang teduh dengan daerah yang memiliki suhu panas. Disitu biasanya sarangnya,” ujarnya.

Dokter Nina menyebut, hal itu selaras dengan kondisi di lapangan. Saat ini penderita DBD mayoritas memang berasal dari daerah pesisir atau dataran rendah.

Bahkan, terdapat tiga kecamatan, yang kasus DBD nya terbilang cukup tinggi. Di Kecamatan Paiton sudah terdapat 207 kasus DBD. Jumlah ini menjadi yang tertinggi di Kabupaten Probolinggo.

Peringkat kedua, Kecamatan Besuk yang menyumbang 178 kasus, bahkan tiga di antaranya meninggal dunia. Sedangkan di Kecamatan Kraksaan, terdapat dua pasien DBD meninggal dari 92 pasien.

“Tiga kecamatan ini cukup tinggi kasusnya. Tapi bukan berarti yang di daerah pegunungan tidak ada nyamuk Aedes Aegypti ini, harus tetap waspada juga,” ucapnya.

Ia mengimbau agar masyarakat turut berperan aktif dalam melakukan pemberantasan sarang nyamuk (PSN). Sebab, hal ini masih menjadi cara paling efektif untuk menghindari DBD.

“Paling efektif masih ya PSN. Karena kalau sarangnya yang dibasmi, maka perkembangbiakan nyamuknya kan bisa diantisipasi,” paparnya. (*)

 

 

Editor: Ikhsan Mahmudi

Publisher: Moch. Rochim

Artikel ini telah dibaca 35 kali

badge-check

Reporter

Baca Lainnya

Penderita TBC di Lumajang Menurun, Dinkes Lumajang Klaim Upaya Pencegahan Efektif

28 April 2025 - 14:47 WIB

Pasien dan Keluarga Keluhkan Pelayanan RSUD dr. Haryoto Lumajang

28 April 2025 - 12:33 WIB

Tiga Bulan, Pemkot Probolinggo Vaksin 3 Ribu Ekor Sapi

18 April 2025 - 18:40 WIB

Pemkab Jember Luncurkan UHC Prioritas, Seluruh Warga Kini Bisa Berobat Gratis

10 April 2025 - 22:31 WIB

Jaga Tubuh Tetap Bugar, ini Tips Memilih Makanan saat Lebaran

30 Maret 2025 - 14:35 WIB

Tips Sehat Selama Ramadan, ini Cara Menjaga Pola Makan saat Buka Puasa

15 Maret 2025 - 07:23 WIB

Yukh, Penuhi Kebutuhan Cairan Tubuh saat Berpuasa, ini Tipsnya

10 Maret 2025 - 12:05 WIB

Penting! Hindari 7 Makanan dan Minuman ini Agar Tubuhmu Tetap Sehat Selama Berpuasa

9 Maret 2025 - 12:12 WIB

Waspada! Satu Orang Warga Probolinggo Meninggal Dunia Akibat DBD

7 Maret 2025 - 17:55 WIB

Trending di Kesehatan