Menu

Mode Gelap
Angka Kemiskinan Kota Probolinggo Tahun 2025 Turun Jadi 5,69 Persen, Masuk 6 Besar di Jatim Lumajang Beradaptasi dengan Efisiensi Anggaran, Fokus pada Pembangunan Infrastruktur Wanita di Winongan Dihadang Begal, Motor, HP, dan Uang Tunai Amblas Penerbangan Perdana Jember–Jakarta Kembali Ditunda, Dijadwalkan 23 September 2025 Beras Lokal dan SPHP Bisa Berdampingan, Bukan Harus Bersaing Pembangunan Tak Boleh Molor, DPRD Lumajang Kawal Serapan Anggaran Hingga Tuntas

Ekonomi · 21 Okt 2023 13:10 WIB

Alumni Pesantren asal Kuripan Sukses Raup Cuan dari Lukis Ukir Daun Jati Kering


					Rijarulloh, pelukis ukir daun jati kering menunjukkan hasil karyanya. Perbesar

Rijarulloh, pelukis ukir daun jati kering menunjukkan hasil karyanya.

Probolinggo – Warga Desa Wringinanom, Kecamatan Kuripan, Kabupaten Probolinggo ini berhasil menyulap daun jati kering menjadi lukisan ukir bernilai tinggi. Karena kualitasnya bagus, lukisan ukir dari daun jati kering karyanya bahkan dikirim ke luar negeri.

Di rumahnya di Dusun Pekalongan, Desa Wringinanom, Sabtu (21/10/2023), Rijarulloh (31), menggarap lukisan ukir dari daun jati kering. Bermodalkan daun jati kering yang banyak ditemukan di daerah Kuripan, serta cutter, Rijarulloh menggarap pesanan lukisan sketsa yang sudah masuk.

Seperti melukis pada umumnya, Rijarulloh terlebih dahulu membuat sketsa di atas jaun jati kering. Setelah jadi, barulah daun jati kering tersebut mulai diukir dengan menggunakan cutter. Pada proses ini diperlukan kehati-hatian, karena semakin detail gambar, dan ukuran daun jati kering yang lebih kecil, risiko daun jati rusak cukup besar.

Setelah jadi, barulah, masuk tahap finising, yang mana tahap ini untuk menyempurnakan gambar ukir di daun jati, termasuk dipernis sebelum akhirnya diletakkan di pigora.

“Untuk usaha kerajinan lukis ukir di daun jati kering ini sudah saya geluti selama 1,5 tahun yang lalu. Memang, saya sudah punya hobi melukis saat pertama masuk ke pondok pesantren di usia 3 tahun,” ujarnya.

Harga lukisan ukir daun jati kering ini oleh Rijarulloh dijual dengan harga bervariasi mulai dari Rp130 ribu hingga Rp800 ribu tergantung ukuran hingga detail lukisan ukir yang dipesan.

Untuk pemasaran, Rijarulloh memanfaatkan media sosial, mulai dari tiktok, instagram, hingga youtube. Karena sudah banyak dikenal, dalam sebulan, Rijarullloh dapat menggarap lukis ukir daun jati kering ini dari 20-30 pesanan.

Pembeli lukisan ukir daun jati kering ini tak hanya datang dari sejumlah kota di Indonesia seperti, Jakarta, Surabaya, Yogyakarta, hingga Kalimantan. Juga datang dari Sungapura dan Hongkong.

“Untuk satu lukisan, saya dapat menyelesaikannya paling cepat dalam waktu 20 menit, karena saya memiliki teknik tersendiri. Rata-rata lukisan ini selain dibuat hiasan dinding, juga dibuat untuk suvenir,” ujarnya.

Tak hanya lukis ukir dari daun jati kering, Rijarulloh juga bisa membuat lukisan sketsa wajah dari selotip yang disusun membentuk sebuah wajah.

“Selain lukis ukir ini, ke depan ada kreasi lukis dari teknik dan bahan lain yang akan saya buat,” katanya. (*)

 

Editor: Ikhsan Mahmudi

Publisher: Zainul Hasan R.

Artikel ini telah dibaca 117 kali

badge-check

Reporter

Baca Lainnya

Beras Lokal dan SPHP Bisa Berdampingan, Bukan Harus Bersaing

18 September 2025 - 17:22 WIB

Cold Storage dan D’Ozone, Senjata Baru Lumajang Jaga Mutu dan Harga

18 September 2025 - 16:33 WIB

Pasokan Berkurang, Harga Daging Ayam Potong di Probolinggo Tembus Rp40 Ribu/Kg

18 September 2025 - 14:58 WIB

Harga Naik, Pembeli Menyusut, Pedagang Pasar Pasirian Keluhkan Sepinya Pembeli

17 September 2025 - 20:39 WIB

Berkah MTQ XXXI Jatim, Ekonomi UMKM di Jember Ikut Tumbuh

17 September 2025 - 19:24 WIB

Kue Pasar Jadi Konsumsi MTQ XXXI Jatim, Pedagang Tradisional Jember Kebanjiran Pesanan

15 September 2025 - 14:57 WIB

Serapan Gula Petani tak Maksimal, Wagub Emil Tinjau PG Gending Probolinggo

9 September 2025 - 23:54 WIB

Harga Tembakau Kasturi Turun, Petani Lumajang Tetap Sumringah

9 September 2025 - 21:05 WIB

Penyerapan Pupuk Organik di Lumajang Rendah, Alokasi Berpotensi Dikurangi

8 September 2025 - 18:54 WIB

Trending di Ekonomi