Menu

Mode Gelap
KPK Mulai Gerah! Bakal Jemput Paksa 21 Tersangka Korupsi Dana Hibah Jatim Pesawat Latih Jatuh di Bogor, Tewaskan Eks Kadispen TNI AU Toyota Fortuner Terjun ke Sungai di Jalur Wisata Bromo, 2 Orang Luka-luka Masuki Musim Hujan, Polisi Imbau Pengendara Waspada Longsor di Piket Nol Dari Lupis hingga Sayur Gratis, Cerita Hangat di Balik Pasar Minggu Rowojali RW 06 Ketahanan Pangan Gagal Jika Petani Hanya Jadi Objek, Bukan Subjek

Kesehatan · 16 Okt 2023 16:22 WIB

Naik 0,5 Persen, Angka Stunting di Kota Probolinggo 12,8 Persen


					STUNTING: Salah satu cara mencegah STUNTING adalah dengan pemeriksaan kesehatan secara rutin. (foto: cegahstunting.id) Perbesar

STUNTING: Salah satu cara mencegah STUNTING adalah dengan pemeriksaan kesehatan secara rutin. (foto: cegahstunting.id)

Probolinggo – Angka gangguan pertumbuhan anak (stunting) di Kota Probolinggo tahun 2023 naik dibandingkan tahun 2022. Meski naik, angka stunting di Kota Probolinggo masih di bawah angka nasional. Dinkes dan P2KB Kota Probolinggo pun terus berupaya menurunkan angka stunting.

Nutrisiator Dinas Kesehatan dan P2KB Kota Probolinggo, Tunik Agustina mengatakan, pada tahun 2023 ini angka stunting di Kota Probolinggo (hingga awal Oktober) mencapai 12,8 persen. Angka tersebut naik 0,5 persen dari tahun 2022 yang mencapai 12,3 persen.

Faktor yang memengaruhi stunting ini di antaranya, saat remaja ibu bayi salah satunya mengalami anemia, kemudian saat ibu bayi hamil kekurangan gizi, atau Kurang Energi Kronis (KEK), dan saat bayi lahir tidak mendapat Air Susu Ibu (ASI) eksklusif.

“Selain itu faktor lain yakni, pemberian makan pada bayi dan anak yang salah, yang mana pada usia 0 hingga 2 bulan sudah diberi makan yang kurang gizi, dan juga faktor sanitasi yang kurang bersih,” ujarnya.

Dari total bayi di lima kecamatan di Kota Probolinggo yang diperiksa dan ditimbang, angka stunting tertinggi terdapat di Kecamatan Kanigaran yang mencapai 21,11 persen. Diikuti Kecamatan Mayangan 13,75 persen, kemudian Kecamatan Kedopok 13,11 persen, Kecamatan Kademangan 8,41, dan terakhir Kecamatan Wonoasih 5,95 persen.

Upaya yang dilakukan Dinas Kesehatan dan P2KB yakni, sosialisasi dan edukasi pemberian makanan bergizi, kemudian kelas hamil dengan memberikan edukasi pengetahuan perawatan selama hamil, serta makan makanan bergizi.

“Selain itu, sosialisasi dan edukasi juga kita lakukan langsung ke sasaran atau melalui tokoh-tokoh masyarakat atau PKK karena perannya juga dapat memberikan edukasi,” imbuhnya. (*)

 

Editor: Ikhsan Mahmudi

Publisher: Zainul Hasan R.

Artikel ini telah dibaca 26 kali

badge-check

Reporter

Baca Lainnya

Capaian Cek Kesehatan Gratis Lumajang Baru 12,7 Persen, Tantangan Edukasi Masih Besar

27 Juli 2025 - 11:24 WIB

Gandeng UJ, Pemkab Lumajang Operasi Gratis Bibir Sumbing

13 Juli 2025 - 16:27 WIB

Canangkan Zero Kusta, Pemkab Probolinggo Gandeng Organisasi Pemerhati Kusta Internasional

9 Juli 2025 - 19:37 WIB

Kasus Kusta Indonesia Masuk 3 Besar Dunia, The Nippon Foundation Turun Tangan

9 Juli 2025 - 19:09 WIB

Dokter Muter: Harapan Baru Warga Terpencil Dusun Bakah Lumajang

3 Juli 2025 - 18:28 WIB

Ancaman di Balik Genangan Air: Leptospirosis Mengintai Warga Lumajang

2 Juli 2025 - 16:04 WIB

Kesiapan Maksimal Lumajang Jaga Kesehatan Masyarakat di Tengah Tren Positif Covid-19 Nasional

16 Juni 2025 - 10:58 WIB

Covid-19 Kembali Mengintai, Dinkes Jember Minta Warga Tidak Panik

12 Juni 2025 - 18:01 WIB

Tiga Tahun Mangkrak, Klinik NU Jember Akhirnya Resmi Dibuka

5 Juni 2025 - 18:15 WIB

Trending di Kesehatan