Menu

Mode Gelap
Pendapatan Pajak Pasir Baru Capai Rp8 Miliar hingga Juli, Masih Jauh dari Target Penambang Protes Tambahan Opsen Rp8.750, Pemerintah Tetap Jalankan Amanat UU No.1/2022 Ada Nilai Filosofis Calon Arang dalam Pementasan Seni Menyuarakan Dharma Kapolres Probolinggo Tinjau Lokasi Terdampak Gempa di Tiris, Salurkan Bantuan Top Up Barcode Subsidi Wajib Lewat Bank Jatim, Penambang Pasir Lumajang Kini Harus Legal Top Up Barcode Subsidi Harus Lewat Verifikasi Izin Tambang, BPRD Terapkan Skema Baru

Budaya · 13 Jun 2018 15:44 WIB

Mudik Dari Jawa, Warga Madura Gunakan Perahu


					Mudik Dari Jawa, Warga Madura Gunakan Perahu Perbesar

PROBOLINGGO-PANTURA7.com, Perahu menjadi alat transportasi pilihan bagi warga Madura yang merantau di Pulau Jawa, khususnya Probolinggo untuk mudik ke kampung halamannya. Selain lebih murah, jenis transportasi laut itu juga lebih cepat dibandingkan angkutan darat.

Jika menggunakan alat transportasi darat berupa bus atau angkutan kota, warga baru sampai ke kampung halaman sedikitnya 7 jam. Titik perjalanannya, dari terminal Bayuangga Kota Probolinggo menuju Pulau Mandangin, Kabupaten Sampang.

Sedangkan bila menggunakan perahu yang berlabuh di Pulau Jawa dua kali dalam sepekan, warga dapat sampai ke kampung halaman sekitar 6 jam. Mereka bisa berangkat dari Pelabuhan Tanjung Tembaga Mayangan Kota Probolinggo hingga ke Pulau Madura.

“Naik perahu ongkosnya murah hanya Rp. 20 ribu, kalau lewat darat ongkosnya bisa sampai Rp. 80 ribu itupun tidak dihitung dengan ongkos oleh-oleh yang dibawa, mesti mahal ongkosnya,” ujar Imam Suyuti (25), pemudik asal Pulau Kambing, Kabupaten Sampang, Rabu (13/6/2018).

Hal yang sama juga diungkapkan oleh Khoiri (37) warga Pulau Mandangin bagian tengah. Menurut pria yang beristri orang Jawa ini, transportasi laut via kapal memang menjadi kendaraan favorit yang ditunggu oleh warga rantau yang hendak mudik dari pulau Jawa ke Pulau Madura.

“Kalau dari desa kami kebanyakan lewat laut karena langsung bersandar di pulau kami. Kalau lewat darat masih oper lagi di Sampang untuk menuju desa kami. Jadi kalau pakai perahu lebih praktis, hemat dan lebih cepat juga terhindar dari kemacetan musim mudik,” terang Khoiri.

Momentum mudik lebaran ini juga menjadi kesempatan bagi para pemilik perahu dari Madura untuk meraup rejeki. Perahu mereka (Kapal Jebeh’) bisa lebih banyak menumpang warga, entah itu dari warga Madura yang ingin berbelanja ke Jawa ataupun warga Madura yang hendak pulang kampung.

“Memang untuk saat ini biasanya lebih banyak penumpang, apalagi ini menjadi alat transportasi terakhir dari Gili ke Jawa, sebentar lagi mau lebaran. Jadi yang biasanya penumpang hanya 50 otrang dekarang bisa mencapai 100 ditambah muatan barang,” papar Shodiqin pemilik perahu. (*)

 

Penulis : Moh Ahsan Faradies
Editor : Efendi Muhammad

Artikel ini telah dibaca 11 kali

badge-check

Reporter

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Baca Lainnya

Ada Nilai Filosofis Calon Arang dalam Pementasan Seni Menyuarakan Dharma

21 Juli 2025 - 09:26 WIB

Tradisi Tak Lekang Waktu, Bhakti Penganyar Jadi Jembatan Budaya Bali dan Jawa

18 Juli 2025 - 15:00 WIB

Dorong UMKM Probolinggo Naik Kelas, Gus Hilman Ajak BRIN Berikan Bimtek

17 Juli 2025 - 17:12 WIB

Genjot Produksi Susu, Kementan Tebar 1.080 Sapi Perah Bunting ke 5 Wilayah di Jatim

15 Juli 2025 - 19:20 WIB

Piodalan di Pura Mandhara Giri Semeru Agung Gerakkan Ekonomi Warga Senduro

13 Juli 2025 - 14:49 WIB

Uansut, Seni Menyesap Kopi yang Terlupakan

13 Juli 2025 - 13:38 WIB

Kunjungi Jember, Wamentan Dorong Peningkatan Produksi Padi

11 Juli 2025 - 20:41 WIB

Piwadalan di Pura Senduro Lumajang Jadi Simpul Tumbuhnya Ekonomi Inklusif

11 Juli 2025 - 14:20 WIB

1.923 Petani Lumajang Tercakup Asuransi Usaha Tani Padi

10 Juli 2025 - 16:52 WIB

Trending di Budaya