Menu

Mode Gelap
Mediasi Buntu, Paguyuban Pedagang Oleh-oleh Haji Keukeh Berjualan di Sekitar Masjid Alun-alun Tinjau Pembangunan Jembatan Penghubung Condong – Brabe, Gus Haris Upayakan Akses Permanen Kesetrum Saat Kegiatan Sekolah, Siswa SMPN 3 Kota Pasuruan Tewas Tiga Direktur BUMD Lumajang Mundur, Bupati Siapkan Seleksi Visioner dan Audit PD Semeru Kesiapan Maksimal Lumajang Jaga Kesehatan Masyarakat di Tengah Tren Positif Covid-19 Nasional Sepasang Kekasih Kena Begal di Jalan Barito Kota Probolinggo, Motor Raib

Kesehatan · 20 Jul 2023 21:29 WIB

Waspada! 7.246 Warga Lumajang Suspek TBC, 28 Pasien Meninggal


					Ilustrasi penderita TBC. Perbesar

Ilustrasi penderita TBC.

Lumajang,- Tuberkulosis (TBC) menjadi salah satu penyakit yang harus diwaspadai saat ini. Di Kabupaten Lumajang, terdapat 7.246 warga dinyatakan suspek penyakit yang disebabkan oleh bakteri mycobacterium tuberculosis itu.

Kabid Pencegahan dan Pengendalian Penyakit pada Dinas Kesehatan (Dinkes) Lumajang, dr Marshal Trihandono mengatakan, 7.246 warga diketahui suspek TBC setelah menjalani pemeriksaan laboratorium, dalam rentang waktu 1 Januari 2023 hingga akhir Juni 2023.

Dari jumlah itu, sebanyak 807 orang positif dan saat ini sedang dalam pengobatan. “Sementara sebanyak 28 orang pasien meninggal dunia,” kata Marshal, Kamis (20/7/2023).

Hingga saat ini, sambung dia, Dinas Kesehatan Lumajang terus mendata dan memeriksa warga yang diduga suspek TBC melalui Tes Cepat Molekuler (TCM).

“Jadi, kita melakukan tes sebanyak mungkin kepada warga yang suspect. Tujuannya agar yang terduga TBC bisa dilakukan tes cepat molekuler,” jelas dia.

Marshal menyebutz penyakit ini bisa sangat berbahaya jika penanganannya tidak dilakukan dengan benar. Tak heran jika penderita TBC banyak yang meninggal.

TBC bisa berakibat fatal, tetapi dalam banyak kasus, namun penyakit TBC dapat dicegah dan diobati sedari awal. Menurutnya, TBC dapat disembuhkan melalui pengobatan yang tepat dan rutin.

“Mengingat kebanyakan penderitanya meninggal, selain adanya penyakit lain yang mengiringi, terdapat juga faktor yakni terlambat disadari dan tidak mendapatkan penanganan yang tepat,” bebernya.

“Jangka waktu pengobatan bagi penderita TBC harus dilakukan selama enam bulan secara tepat dna rutin,” sambungnya.

Marshell mengatakan, hingga saat ini jumlah penderita TBC di Lumajang tidak dapat dipastikan apakah turun atau justru meningkat dari tahun sebelumnya.

Sebab, pihaknya masih terus melakukan pendataan dan pengobatan bagi penderita yang sudah masuk dalam catatan Dinas Kesehatan.

Untuk pengobatannya, imbuh Marshal, tidak harus selalu di rumah sakit. Melainkan rutin juga disiplin melakukan beberapa kegiatan yang dianjurkan tim medis atau dokter. Hal itu juga untuk mencegah terjadinya Resistan Obat (RO).

“Artinya, penderita yang telah dinyatakan positif harus rutin mengonsumsi obat. Sebab jika terjadi (resistan obat, red), penanganan yang sama tentu tidak akan mempan,” pungkas dia. (*)

 

Editor Mohamad S
Publisher Zainul Hasan R

Artikel ini telah dibaca 12 kali

badge-check

Reporter

Baca Lainnya

Kesiapan Maksimal Lumajang Jaga Kesehatan Masyarakat di Tengah Tren Positif Covid-19 Nasional

16 Juni 2025 - 10:58 WIB

Covid-19 Kembali Mengintai, Dinkes Jember Minta Warga Tidak Panik

12 Juni 2025 - 18:01 WIB

Tiga Tahun Mangkrak, Klinik NU Jember Akhirnya Resmi Dibuka

5 Juni 2025 - 18:15 WIB

Bunda Indah: Masker Tetap Wajib, Antisipasi Covid-19 dan Polusi Udara di Lumajang

5 Juni 2025 - 15:40 WIB

Isu Merebak di Jember, BPJS Kesehatan Tolak Biayai Pasien DBD

29 Mei 2025 - 20:47 WIB

Pemkab Jember Waspadai Lonjakan Covid-19 di Asia, Skrining Ditingkatkan

23 Mei 2025 - 20:18 WIB

Empat Bulan, 163 Warga Kota Probolinggo Terjangkit TBC

20 Mei 2025 - 16:58 WIB

Cegah PMK, Ternak yang Bakal Masuk Probolinggo Divaksin Massal

17 Mei 2025 - 08:18 WIB

Kisah Haru Siti Aminah, Balita 3 Tahun di Lumajang, Berjuang Melawan Penyakit Berat

7 Mei 2025 - 20:13 WIB

Trending di Kesehatan