Menu

Mode Gelap
Jamin Kualitas MBG di Lumajang, BPOM dan Diskopindag Berikan Pengawasan Penuh Waspada! Siswa SDN Kanigaran 6 Kota Probolinggo Nyaris jadi Korban Penculikan Longsor Tutup Jalur Lumajang-Malang, Sistem Buka-Tutup Diberlakukan Serapan Gula Petani tak Maksimal, Wagub Emil Tinjau PG Gending Probolinggo Anggaran Zonk, Persipro 54 Diambang Kegagalan Ikuti Liga 4 Jawa Timur Harga Tembakau Kasturi Turun, Petani Lumajang Tetap Sumringah

Peristiwa · 3 Jul 2023 16:50 WIB

Ada Fenomena Koyo di Ranu Klakah Lumajang, Apa Itu?


					Ada Fenomena Koyo di Ranu Klakah Lumajang, Apa Itu? Perbesar

Lumajang,- Sejak pukul 02.00 WIB, Senin (3/7/23), Ranu Klakah di Desa Tegalrandu, Kecamatan Klakah, Kabupaten Lumajang, dipadati masyatakat. Warga datang untuk berburu ikan, yang tiba-tiba muncul ke permukaan.

Warga menyebut fenomena itu sebagai Fenomena Koyo, yakni mabuknya ikan yang terjadi setiap setahun sekali. Lantaran banyak orang datang, warga sekitar pun banyak yang mendirikan stand penjualan ikan di sepanjang jalan masuk ke Ranu Klakah.

Salah satu warga setempat, Muhammad Wafi mengatakan, mulanya fenomena ini diketahui para pemilik karamba di ranu yang terletak di wilayah utara Kabupaten Lumajang itu.

Pada saat mengecek keramba, banyak ikan budidaya yang tiba-tiba muncul ke permukaan. Lalu, setelah mengamati sekitar ranu, rupanya Fenomena Koyo terjadi di Ranu Klakah.

“Belasan ribu ikan mungkin (yang muncul ke permukaan). Ikannya ya sehat, buktinya kalau dikonsumsi tidak ada masalah,” kata Wafi.

Kabar munculnya ikan yang mayoritas Mujair dan Nila, cepat menyebar ke masyarakat. Ada warga yang mengendarai sampan berbekal jaring untuk menangkap ikan.

“Ada pula yang hanya menggunakan tombak atau senapan angin untuk mendapatkan ikan dengan cepat dan mudah,” ungkap Wafi.

Warga lainnya, Dhika Prawono (32), menyampaikan, penyebab munculnya ribuan ikan ke permukaan diduga kuat karena naiknya gas belerang di dasar danau.

“Hari ini di sekitar Ranu Klakah menjadi pasar ikan dadakan. Ikan nila yang biasanya dijual dengan harga Rp33 ribu per kilogram, pada hari ini dijual dengan harga Rp20 ribu per kilogram,” tuturnya.

Yang rugi dalam fenomena ini adalah pengelola keramba yang ikan peliharaannya tidak terlalu besar. Pemilik keramba terpaksa panen lebih awal, karena jika dibiarkan ikan-ikan terancam mati.

“Karena hasil tangkapan kami cukup banyak, hasilnya kami jual. Harganya paling mahal Rp20 ribu perkilogram,” ucap Dhika.

Fenomena Koyo ini, sambungnya, kerap terjadi pada musim kemarau yang ditandai dengan cuaca dingin selama semalaman, bahkan sampai pagi hari.

“Kalau dinginnnya seperti ini, biasanya gas belerang naik, maka ikan-ikan akan mati. Kalau tidak dipanen, kemungkinan akan mati semua ikannya,” pungkasnya. (*)

 

Editor: Mohamad S
Publisher: Zainullah FT

Artikel ini telah dibaca 50 kali

badge-check

Reporter

Baca Lainnya

Waspada! Siswa SDN Kanigaran 6 Kota Probolinggo Nyaris jadi Korban Penculikan

10 September 2025 - 15:08 WIB

Ban Meletus dan Terjebak di Rel, Nissan Serena Dihantam Kereta Api di Probolinggo

8 September 2025 - 22:11 WIB

Heboh! Wanita Dimutilasi jadi 65 Bagian, Potongan Tubuh Ditemukan di Pacet Mojokerto

8 September 2025 - 13:20 WIB

Warga Pasuruan Geger, Bayi Laki-laki Ditemukan di Bekas Kolam Lele

7 September 2025 - 20:06 WIB

Kebakaran di Wonomerto Probolinggo Ludeskan Kandang Ayam, Ribuan Bibit Ayam Terpanggang

7 September 2025 - 07:05 WIB

Tragis! Bayi Baru Lahir Ditemukan Hanyut di Sungai Bedadung Jember

6 September 2025 - 20:12 WIB

Bocah 5 Tahun di Pasuruan Diserang Kera Liar, Alami Luka Serius

5 September 2025 - 18:33 WIB

Korsleting Arus Pendek, Rumah di Jember Hangus Terbakar

4 September 2025 - 05:34 WIB

Tragis! Seorang Pria Tewas Dibacok saat Isi BBM di Jalur Wisata Bromo

2 September 2025 - 15:50 WIB

Trending di Peristiwa