Menu

Mode Gelap
KPK Mulai Gerah! Bakal Jemput Paksa 21 Tersangka Korupsi Dana Hibah Jatim Pesawat Latih Jatuh di Bogor, Tewaskan Eks Kadispen TNI AU Toyota Fortuner Terjun ke Sungai di Jalur Wisata Bromo, 2 Orang Luka-luka Masuki Musim Hujan, Polisi Imbau Pengendara Waspada Longsor di Piket Nol Dari Lupis hingga Sayur Gratis, Cerita Hangat di Balik Pasar Minggu Rowojali RW 06 Ketahanan Pangan Gagal Jika Petani Hanya Jadi Objek, Bukan Subjek

Ekonomi · 28 Jan 2023 18:57 WIB

Hujan Terus Menerus, Perajin Gerabah-Bata Kehilangan Penghasilan


					TERDAMPAK: Salah satu perajin gerabah di Desa Alaskandang, Besuk, Probolinggo. (foto Ainul Jannah) Perbesar

TERDAMPAK: Salah satu perajin gerabah di Desa Alaskandang, Besuk, Probolinggo. (foto Ainul Jannah)

Besuk,- Musim hujan berkepanjangan berdampak buruk bagi pera perajin gerabah dan batu bata di Kabupaten Probolinggo. Sebab, produktifitas perajin menuju lantaran terkendala cuaca.

Perajin gerabah asal Desa Alas Kandang, Kecamatan Besuk, Wahidin (67) mengatakan, ia kesulitan memenuhi pesanan pasar akibat cuaca saat ini yang tak menentu.

Bahkan banyak pesanan dibatalkan lantaran pelanggan tak sabar menunggu gerabah selesai diproduksi. Alhasil, penghasilannya merosot akibat banyak pesanan dibatalkan.

“Pesanan banyak, tapi saya belum bisa mencukupi karena sering hujan. Sampai pelanggan saya beli gerabah ke orang lain,” kata Wahidin, Sabtu (28/1/23).

Menurutnya, sejak tahun 2022 akhir hingga tahun 2023 ini, cuaca ekstrim nyaris selalu terjadi di daerahnya. “Akhirnya saya memilih tidak produksi gerabah karena cuaca tak bersahabat,” keluhnya.

Sementara itu, perajin batu bata di Desa Sumberkatimoho, Kecamatan Krejengan, Muhid (47), mengaku kelimpungan dengan kondisi cuaca saat ini. Sebab mata pencahariannya sangat terdampak.

“Kewalahan proses lama, pesanan mengurang, pastinya berdampak ke penghasilan saya setiap harinya. Sudah sepi ditambah hujan terus seperti ini,” curhatnya.

“Terakhir saya dapat pesanan itu Rabu pekan lalu. Untungnya saat itu masih ada terik matahari selama dua hari, itu pun saya telat produksinya,” imbuh dia. (*)

Editor: Mohamad S
Publisher: Zainul Hasan R

Artikel ini telah dibaca 92 kali

badge-check

Reporter

Baca Lainnya

Dari Lupis hingga Sayur Gratis, Cerita Hangat di Balik Pasar Minggu Rowojali RW 06

3 Agustus 2025 - 10:11 WIB

Ketahanan Pangan Gagal Jika Petani Hanya Jadi Objek, Bukan Subjek

3 Agustus 2025 - 09:39 WIB

Portal Jalan Tambakrejo–Lumbang Ditata Ulang, Mobil Damkar Jadi Tolak Ukur

2 Agustus 2025 - 18:04 WIB

Jalur Lumajang-Malang via Piket Nol Tertutup Longsor di Enam Titik

31 Juli 2025 - 19:36 WIB

Cuaca Ekstrem, BPBD Lumajang Imbau Penambang Waspada Banjir di Aliran Sungai Semeru

31 Juli 2025 - 16:05 WIB

Bakal Dipercantik, Alun-alun Kota Probolinggo Ditutup 5 Bulan

30 Juli 2025 - 16:31 WIB

Material Tanah dan Batu Besar Menutup Jalur Piket Nol Lumajang

29 Juli 2025 - 15:05 WIB

Cuaca Laut Buruk, Harga Ikan di TPI Mayangan Probolinggo Melambung

25 Juli 2025 - 15:25 WIB

Budidaya Ayam Petelur dan Burung Puyuh Jadi Pendongkrak Ekonomi Desa di Lumajang

25 Juli 2025 - 13:45 WIB

Trending di Ekonomi