Menu

Mode Gelap
Innalillahi! Mr. X Ditemukan Membusuk di Jalur Pendakian Gunung Arjuno Top! Jember Marching Band Sabet 5 Emas di Kejuaraan Dunia Malaysia Kala Khofifah Turun Ke Sungai Legundi Probolinggo, Bersihkan Sampah Bersama Warga Finis di Posisi Tiga, Jember Raih 11 Medali di MTQ XXXI Jawa Timur Polisi Tetapkan 5 Tersangka Pengeroyokan di Gondang Wetan Pasuruan, Seluruhnya Pelajar Warga 4 Desa Bergotong Royong Bangun Akses Baru di Senduro Lumajang

Ekonomi · 28 Jan 2023 18:57 WIB

Hujan Terus Menerus, Perajin Gerabah-Bata Kehilangan Penghasilan


					TERDAMPAK: Salah satu perajin gerabah di Desa Alaskandang, Besuk, Probolinggo. (foto Ainul Jannah) Perbesar

TERDAMPAK: Salah satu perajin gerabah di Desa Alaskandang, Besuk, Probolinggo. (foto Ainul Jannah)

Besuk,- Musim hujan berkepanjangan berdampak buruk bagi pera perajin gerabah dan batu bata di Kabupaten Probolinggo. Sebab, produktifitas perajin menuju lantaran terkendala cuaca.

Perajin gerabah asal Desa Alas Kandang, Kecamatan Besuk, Wahidin (67) mengatakan, ia kesulitan memenuhi pesanan pasar akibat cuaca saat ini yang tak menentu.

Bahkan banyak pesanan dibatalkan lantaran pelanggan tak sabar menunggu gerabah selesai diproduksi. Alhasil, penghasilannya merosot akibat banyak pesanan dibatalkan.

“Pesanan banyak, tapi saya belum bisa mencukupi karena sering hujan. Sampai pelanggan saya beli gerabah ke orang lain,” kata Wahidin, Sabtu (28/1/23).

Menurutnya, sejak tahun 2022 akhir hingga tahun 2023 ini, cuaca ekstrim nyaris selalu terjadi di daerahnya. “Akhirnya saya memilih tidak produksi gerabah karena cuaca tak bersahabat,” keluhnya.

Sementara itu, perajin batu bata di Desa Sumberkatimoho, Kecamatan Krejengan, Muhid (47), mengaku kelimpungan dengan kondisi cuaca saat ini. Sebab mata pencahariannya sangat terdampak.

“Kewalahan proses lama, pesanan mengurang, pastinya berdampak ke penghasilan saya setiap harinya. Sudah sepi ditambah hujan terus seperti ini,” curhatnya.

“Terakhir saya dapat pesanan itu Rabu pekan lalu. Untungnya saat itu masih ada terik matahari selama dua hari, itu pun saya telat produksinya,” imbuh dia. (*)

Editor: Mohamad S
Publisher: Zainul Hasan R

Artikel ini telah dibaca 105 kali

badge-check

Reporter

Baca Lainnya

Kreatif! Warga Kota Probolinggo Sulap Sayuran jadi Es Krim Favorit Bocil

20 September 2025 - 12:08 WIB

Beras Lokal dan SPHP Bisa Berdampingan, Bukan Harus Bersaing

18 September 2025 - 17:22 WIB

Cold Storage dan D’Ozone, Senjata Baru Lumajang Jaga Mutu dan Harga

18 September 2025 - 16:33 WIB

Pasokan Berkurang, Harga Daging Ayam Potong di Probolinggo Tembus Rp40 Ribu/Kg

18 September 2025 - 14:58 WIB

Harga Naik, Pembeli Menyusut, Pedagang Pasar Pasirian Keluhkan Sepinya Pembeli

17 September 2025 - 20:39 WIB

Kemarau Basah di Lumajang Picu Longsor, Banjir, dan Ancaman Lahar Dingin Semeru

17 September 2025 - 20:06 WIB

Gunung Semeru Erupsi 2.449 Kali Sepanjang Januari Hingga September

17 September 2025 - 19:52 WIB

Berkah MTQ XXXI Jatim, Ekonomi UMKM di Jember Ikut Tumbuh

17 September 2025 - 19:24 WIB

Kemarau Basah Picu Risiko Banjir Lahar Semeru, Enam Kecamatan Masuk Zona Rawan

17 September 2025 - 16:25 WIB

Trending di Lingkungan