Menu

Mode Gelap
Demi Kedaulatan dan Kepentingan Rakyat, PKB Dukung RUU Pengelolaan Ruang Udara Aksi Pengeroyokan di Gondangwetan, Korban Luka, Pelaku Terjatuh Kecelakaan Harga Naik, Pembeli Menyusut, Pedagang Pasar Pasirian Keluhkan Sepinya Pembeli Polres Probolinggo Gagalkan Peredaran Sabu dan Ratusan Ribu Pil Okerbaya Kemasan Vitamin Ternak Kemarau Basah di Lumajang Picu Longsor, Banjir, dan Ancaman Lahar Dingin Semeru Gunung Semeru Erupsi 2.449 Kali Sepanjang Januari Hingga September

Peristiwa · 14 Mei 2022 17:38 WIB

Abaikan Virus PMK, Harga Sapi di Probolinggo Tetap Tinggi


					Abaikan Virus PMK, Harga Sapi di Probolinggo Tetap Tinggi Perbesar

Besuk,- Merebaknya virus Penyakit Mulut dan Kulit (PMK) di sejumlah wilayah di Jawa Timur, tak membuat harga sapi di Kabupaten Probolinggo anjlok. Hingga saat ini, harga sapi di pasaran masih normal.

Salah seorang pedagang sapi, Qomaruddin (24) menyebut, isu penyebaran virus PMK tidak mempengaruhi harga jual sapi potong. Bahkan harga jual dagingnya pun di pasaran masih tinggi.

“Sampai sekarang harga sapi masih normal, bahkan bisa dikatakan mulai naik. Sapi jantan jenis limousin dewasa harganya sekitar Rp 22 sampai Rp 26 juta. Kebetulan peternak sapi sekarang memang butuh sapi untuk dipelihara,” ujarnya, Sabtu (14/5/22).

Warga Desa Alastengah, Kecamatan Besuk ini menambahkan, harga daging sapi pun masih tinggi. Berkisar antara Rp 110 ribu per kilogram (kg) sampai Rp120 ribu/kg.

“Dengan harga segitu termasuk normal, karena di pasaran memang Rp110 sampai 120 ribu/kg,” tuturnya.

Sementara itu, jagal sapi di Pasar Semempir Kraksaan, Ahmad Rifa’i (45) membenarkan, harga daging sapi masih normal dan tidak mengalami penurunan. Kabar adanya virus PMK yang mulai masuk di Kabupaten Probolinggo, belum berpengaruh.

“Sampai sekarang masih normal untuk harga daging sapi. Mungkin karena masih belum masuk ke Kraksaan virus PMK itu. Ya, semoga saja virus itu bisa cepat hilang,” harap pria yang kerap dipanggil Martujuh ini.

Menurutnya, Virus PMK tersebut tidak berpengaruh terhadap para peternak. Ia menyebut, llock down Covid-19 pada 2020 silam lebih meresahkan peternak lantaran penjualan sapi terhambat dan harga jual sapi tidak stabil.

“Ya kalau lock down dulu itu penjualan sapi terhambat, harganyapun sulit ditentukan. Karena tidak ada perbandingan dengan sapi lain, jadi harga pasarannya tidak menentu,” paparnya.

“Jadi, bisa disimpulkan PMK ini tidak begitu berpengaruh terhadap harga jual sapi dan dagingnya. Kalau sapi sakit ya beda lagi, pastinya peternak lain tidak berani membelinya, kecuali dijual dengan harga miring,” imbuh dia. (*)

Editor: Ikhsan Mahmudi
Publisher: Zainul Hasan R.

Artikel ini telah dibaca 48 kali

badge-check

Reporter

Baca Lainnya

Harga Naik, Pembeli Menyusut, Pedagang Pasar Pasirian Keluhkan Sepinya Pembeli

17 September 2025 - 20:39 WIB

Berkah MTQ XXXI Jatim, Ekonomi UMKM di Jember Ikut Tumbuh

17 September 2025 - 19:24 WIB

Kantor KUD di Beji Pasuruan Terbakar, Kerugian Capai Ratusan Juta Rupiah

16 September 2025 - 13:21 WIB

Cidera Parah, 9 Korban Kecelakaan Bus di Jalur Bromo Dioperasi

15 September 2025 - 21:26 WIB

Takziah ke Rumah Duka Laka Bus Bromo, Gubernur Khofifah Janjikan Beasiswa

15 September 2025 - 20:48 WIB

Kue Pasar Jadi Konsumsi MTQ XXXI Jatim, Pedagang Tradisional Jember Kebanjiran Pesanan

15 September 2025 - 14:57 WIB

Lengkapi Pemeriksaan, Giliran Korlantas Polri Olah TKP Laka Bus di Jalur Bromo

15 September 2025 - 14:04 WIB

Kapolres Probolinggo Jamin Penanganan Laka Bus di Jalur Bromo Maksimal

15 September 2025 - 11:57 WIB

Laka Maut di Jalur Bromo Tewaskan 8 Orang, ini Pengakuan Sopir Bus

14 September 2025 - 23:28 WIB

Trending di Peristiwa