Menu

Mode Gelap
Disorot soal Ketimpangan Wilayah, Bupati Pasuruan: Tidak Ada Pasuruan Barat dan Timur Pariwisata Tumpak Sewu Terancam Stagnan, Homestay dan Atraksi Pendamping Tak Terkoordinasi Ketidaksepemahaman BUMDes dan Pengelola Tumpak Sewu Ancaman Serius bagi Ekonomi Lokal Pendapatan Tumpak Sewu Selama Ini Dipertanyakan Diduga Jadi Korban Penganiayaan, Pemuda Asal Kudus Tewas di Pandaan Dua Pelaku Pembacokan di Kos Mayangan Kota Probolinggo Ditangkap, Begini Tampangnya

Peristiwa · 14 Mei 2022 17:38 WIB

Abaikan Virus PMK, Harga Sapi di Probolinggo Tetap Tinggi


					Abaikan Virus PMK, Harga Sapi di Probolinggo Tetap Tinggi Perbesar

Besuk,- Merebaknya virus Penyakit Mulut dan Kulit (PMK) di sejumlah wilayah di Jawa Timur, tak membuat harga sapi di Kabupaten Probolinggo anjlok. Hingga saat ini, harga sapi di pasaran masih normal.

Salah seorang pedagang sapi, Qomaruddin (24) menyebut, isu penyebaran virus PMK tidak mempengaruhi harga jual sapi potong. Bahkan harga jual dagingnya pun di pasaran masih tinggi.

“Sampai sekarang harga sapi masih normal, bahkan bisa dikatakan mulai naik. Sapi jantan jenis limousin dewasa harganya sekitar Rp 22 sampai Rp 26 juta. Kebetulan peternak sapi sekarang memang butuh sapi untuk dipelihara,” ujarnya, Sabtu (14/5/22).

Warga Desa Alastengah, Kecamatan Besuk ini menambahkan, harga daging sapi pun masih tinggi. Berkisar antara Rp 110 ribu per kilogram (kg) sampai Rp120 ribu/kg.

“Dengan harga segitu termasuk normal, karena di pasaran memang Rp110 sampai 120 ribu/kg,” tuturnya.

Sementara itu, jagal sapi di Pasar Semempir Kraksaan, Ahmad Rifa’i (45) membenarkan, harga daging sapi masih normal dan tidak mengalami penurunan. Kabar adanya virus PMK yang mulai masuk di Kabupaten Probolinggo, belum berpengaruh.

“Sampai sekarang masih normal untuk harga daging sapi. Mungkin karena masih belum masuk ke Kraksaan virus PMK itu. Ya, semoga saja virus itu bisa cepat hilang,” harap pria yang kerap dipanggil Martujuh ini.

Menurutnya, Virus PMK tersebut tidak berpengaruh terhadap para peternak. Ia menyebut, llock down Covid-19 pada 2020 silam lebih meresahkan peternak lantaran penjualan sapi terhambat dan harga jual sapi tidak stabil.

“Ya kalau lock down dulu itu penjualan sapi terhambat, harganyapun sulit ditentukan. Karena tidak ada perbandingan dengan sapi lain, jadi harga pasarannya tidak menentu,” paparnya.

“Jadi, bisa disimpulkan PMK ini tidak begitu berpengaruh terhadap harga jual sapi dan dagingnya. Kalau sapi sakit ya beda lagi, pastinya peternak lain tidak berani membelinya, kecuali dijual dengan harga miring,” imbuh dia. (*)

Editor: Ikhsan Mahmudi
Publisher: Zainul Hasan R.

Artikel ini telah dibaca 43 kali

badge-check

Reporter

Baca Lainnya

Serapan Tembakau tak Maksimal, HKTI Probolinggo Temui Bupati Gus Haris

17 Juni 2025 - 22:59 WIB

Pria asal Tiris Dibacok Di Mayangan Probolinggo, Salah Sasaran?

17 Juni 2025 - 22:17 WIB

Toyota Avanza Warga Alassumur Kulon Probolinggo Terbakar, Kerugian Ratusan Juta

17 Juni 2025 - 18:29 WIB

Diduga Ayan Kambuh Saat Berkendara, Pemotor di Pasuruan Tewas Tabrak Rumah

17 Juni 2025 - 17:07 WIB

Kesetrum Saat Kegiatan Sekolah, Siswa SMPN 3 Kota Pasuruan Tewas

16 Juni 2025 - 14:39 WIB

Polisi Pastikan Kecelakaan yang Renggut Nyawa Ketua PCNU Pamekasan Karena Sopir Tertidur Sesaat

14 Juni 2025 - 15:53 WIB

Perputaran Uang Pemotongan Hewan Kurban di Probolinggo Capai Rp 30 Miliar

14 Juni 2025 - 14:23 WIB

Innova Zenix Tabrak Truk di Tol Paspro, Ketua PCNU Pamekasan dan Istri Meninggal Dunia

14 Juni 2025 - 11:39 WIB

Jenazah Wanita Tewas Tanpa Busana di Grati Pasuruan Dimakamkan

11 Juni 2025 - 22:28 WIB

Trending di Peristiwa