Harga Cabai di Kota Probolinggo Meroket, Konsumen Menjerit

PROBOLINGGO-PANTURA7. Com, Naiknya harga cabai rawit di awal Maret tahun 2018 ini, membuat konsumen menjerit. Kenaikan harga cabai itu, terjadi pada jenis cabai rawit merah. Berdasarkan pantauan Pantura 7.Com, di pasar baru kota Probolinggo, jalan Panglima Sudirman, Senin (05/03/2018).

Harga cabai rawit merah yang semula berkisar Rp 18 ribu per kilo, kini terpantau mengalami kenaikan harga menjadi Rp 25 ribu per kilo. Bahkan, saat ini harganya sudah menyentuh angka Rp 60 ribu per kilogram.

Salah seorang konsumen, yang mengeluhkan kenaikan harga cabai itu adalah, Sanemo (54) warga Gending kabupaten Probolinggo. Menurutnya, meski mahal ia mengaku terpaksa membeli cabai karena kebutuhan. Ia mengeluhkan tingginya harga cabai, yang tak diimbangi dengan kualitas yang baik.

“Saya terpaksa beli cabai rawit merah karena memang untuk kebutuhan. Namun sayangnya kualitas juga tidak begitu bagus” ujar Sanemo.

Sanemo bahkan mencontohkan, jika kondisi cabai saat ini rata-rata kualitasnya jelek, yakni agak keriput dan sedikit membusuk. Ia sangat berharap, agar harga cabai segera kembali normal.

Hal berbeda dirasakan oleh Syueb (50), salah seorang penjual cabai asal kelurahan Kebonsari Kulon. Dengan kenaikan harga cabai saat ini, ia mengaku cukup meraup untung meski sedikit. Namun ia berharap, agar kualitaa cabai dari beberapa desa kuaitasnya segera membaik.

“Harga cabai rawit merah naik, tentunya pedagang senang. Meski dapat laba tidak terlalu banyak, saya tetap untung. hanya saja, saya berharap kondisi cabai lebih bagus meski mahal” tegas Syueb.

Sementara, Naiknya harga cabai membuat Dinas Pertanian kota Probolinggo, ikut bersuara. Ditemui di kantornya di jalan Soekarno Hatta kota Probolinggo, Yudha Hartanto selaku Kepala Bidang Tanaman Pangan dan Hortikultura menjelaskan, jika naiknya harga cabai, khususnya cabai rawit merah disebabkan oleh faktor cuaca.

Baca Juga  Ekonomi Morat-marit Akibat Covid-19, Ansor Kraksaan Bagikan Sembako

Musim hujan yang kerap mengguyur wilayah Probolinggo dan sekitarnya, membuat stok berkurang sehingga harganya naik.

“Faktor cuaca jadi penentu sehingga stok berkurang, dan efeknya harga cabai rawit merah naik. Selain itu musim hujan membuat petani beralih menanam Padi” ujar Yudha.

Kendati demikian ia yakin dalam waktu dekat harga cabai rawit kembali normal. Ia menganjurkan pada masyarakat kota Probolinggo khususnya, agar mencoba menanam cabai dengan memanfaatkan pekarangan rumah. Baik melalui Pot, atau Polibag yang tidak terlalu menyita banyak lahan, dengan tujuan agar saat memasak tak perlu membeli cabai, (Mad/fly).

Baca Juga

Ada Pabrik Baru di Pasuruan, Siap Ciptakan Ribuan Lapangan Kerja

Pasuruan,– Kabar gembira datang dari Jawa Timur. Hari ini, Penjabat (Pj) Gubernur Jawa Timur, Adhy …