Menu

Mode Gelap
Turunkan Angka Stunting, Pemkab Jember Cegah Pernikahan Dini Coba Curi Motor di Pasar Maron, Lansia Diamuk Massa Disorot soal Ketimpangan Wilayah, Bupati Pasuruan: Tidak Ada Pasuruan Barat dan Timur Pariwisata Tumpak Sewu Terancam Stagnan, Homestay dan Atraksi Pendamping Tak Terkoordinasi Ketidaksepemahaman BUMDes dan Pengelola Tumpak Sewu Ancaman Serius bagi Ekonomi Lokal Pendapatan Tumpak Sewu Selama Ini Dipertanyakan

Ekonomi · 6 Jan 2021 10:02 WIB

Pedas! Harga Cabai Rawit di Kota Probolinggo Tembus Rp. 75 Ribu Per Kg


					Pedas! Harga Cabai Rawit di Kota Probolinggo Tembus Rp. 75 Ribu Per Kg Perbesar

MAYANGAN-PANTURA7.com, Harga cabai rawit di sejumlah pasar tradisional di Kota Probolinggo meroket. Kenaikan harga komoditas dapur ini bahkan hampir mencapai 50 persen dari harga jual sebelumnya.

Pantauan PANTURA7.com di Pasar Baru, Rabu (06/01/2021) pagi, harga cabai rawit telah menembus kisaran Rp. 70-75 ribu per kilogram (Kg). Padahal sebelumnya, harga cabai rawit merah hanya Rp 45 ribu per kilogram.

Tak hanya cabai rawit, harga cabai besar merah atau cabai keriting juga mengalami kenaikan. Jika pekan lalu harga jualnya masih sekitar Rp 23 ribu per kilogram, saat ini melejit seharga Rp 45 ribu per kilogram.

Salah seorang pedagang cabai, Sueb (43) mengatakan, naiknya harga cabai ini mempengaruhi pembelian konsumen di lapakanya. Tak hanya itu, jika cabainya tak laku sampai 2 hari, ia dipastikan rugi karena banyak cabai yang membusuk.

“Naiknya harga cabai ini sudah sejak natal. Naiknya harga cabai mempengaruhi daya beli konsumen, saat ini konsumen hanya cukup membeli Rp 2 ribu, hingga Rp 5 ribu saja,” pedagang asal Kelurahan Kebonsari Kulon, Kecamatan Kanigaran ini.

Hal senada diungkapkan pedagang cabai lainnya, Hamid (50). Menurutnya, lonjakan harga cabai dipengaruhi oleh faktor cuaca, yakni hujan yang hampir setiap hari mengguyur tanaman cabai petani.

“Karena faktor hujan yang setiap hari membuat tanaman cabai rusak, sehingga harga cabai naik,” tutur lelaki asal Kelurahan Sumberwetan, Kecamatan Kedopok ini.

Harga cabai rawit yang meroket, berimbas terhadap para pelaku usaha yang banyak mengandalkan tanaman pedas ini sebagai bahan baku. Mereka terpaksa mencari cara agar produknya tetap laku namun tetap tidak rugi.

Seperti yang di ungkap kholifah, pedagang lalapan ini mengaku hafus mengurasi rasa pedas di sambal lalapannya, hal ini agar konsumen tidak kecewa.

“Terpaksa, saya harus mengurangi cabai di sambal lalapannya, hal ini untuk menekan pengeluaran pembelian cabai rawit,” keluh pemilik warung lalapan di Kota Probolinggo, Kholifah. (ST1)


Editor : Efendi Muhammad
Publisher : A. Zainullah FT


Artikel ini telah dibaca 13 kali

badge-check

Reporter

Baca Lainnya

Serapan Tembakau tak Maksimal, HKTI Probolinggo Temui Bupati Gus Haris

17 Juni 2025 - 22:59 WIB

Perputaran Uang Pemotongan Hewan Kurban di Probolinggo Capai Rp 30 Miliar

14 Juni 2025 - 14:23 WIB

PHRI Lumajang Nilai Kebijakan Mendagri Buka Peluang Besar Pertumbuhan Hotel dan Restoran

8 Juni 2025 - 08:58 WIB

Terjadi Deflasi, Harga Cabai di Jember Turun Drastis

4 Juni 2025 - 01:41 WIB

Gurihnya Keripik Talas Lereng Gunung Semeru Rambah Luar Daerah

29 Mei 2025 - 17:17 WIB

Laris Sebelum Hari H, Sapi Kurban di Pasuruan Hampir Habis

28 Mei 2025 - 17:14 WIB

Disporapar Probolinggo Gelar Pelatihan Digital, Dorong Pegiat Ekonomi Kreatif Kuasai Teknologi

28 Mei 2025 - 16:43 WIB

Jual Sapi Zaman Now: Offline, Online, tetapi Tetap Bikin Dompet Tebal

27 Mei 2025 - 17:16 WIB

Menjelang Idul Adha, Harga Hewan Ternak di Lumajang Merangkak Naik

24 Mei 2025 - 18:34 WIB

Trending di Ekonomi