Menu

Mode Gelap
KPK Mulai Gerah! Bakal Jemput Paksa 21 Tersangka Korupsi Dana Hibah Jatim Pesawat Latih Jatuh di Bogor, Tewaskan Eks Kadispen TNI AU Toyota Fortuner Terjun ke Sungai di Jalur Wisata Bromo, 2 Orang Luka-luka Masuki Musim Hujan, Polisi Imbau Pengendara Waspada Longsor di Piket Nol Dari Lupis hingga Sayur Gratis, Cerita Hangat di Balik Pasar Minggu Rowojali RW 06 Ketahanan Pangan Gagal Jika Petani Hanya Jadi Objek, Bukan Subjek

Kesehatan · 19 Jun 2020 15:24 WIB

Rapid Test Reaktif, Ratusan Karyawan Pabrik Ikan Diisolasi


					Rapid Test Reaktif, Ratusan Karyawan Pabrik Ikan Diisolasi Perbesar

BANGIL-PANTURA7.com, Tim Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kabupaten Pasuruan, mengisolasi 261 karyawan pabrik ikan, yang dinyatakan reaktif Covid-19. Mereka diisolasi di sejumlah hotel di kawasan Puncak Tretes, Kecamatan Prigen.

Wakil Sekretaris Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kabupaten Pasuruan, Anang Saiful Wijaya mengatakan, jumlah tersebut merupakan karyawan yang berasal dari wilayah Kabupaten Pasuruan. Setelah dirapid test pekan lalu, hasilnya adalah reaktif (positif rapid).

“Kita prioritaskan dulu untuk karyawan yang berasal dari Kabupaten Pasuruan. Hari ini, 261 karyawan ini sudah diisolasi di beberapa hotel di kawasan Prigen,” terang Anang, Jumat (19/6/2020).

Menurut Anang, dari 261 karyawan yang akan diswab, 172 orang akan diprioritaskan. Sebab dari jumlah tersebut, ada 12 orang yang memiliki keluhan atau gejala sakit, serta 160 orang berusia diatas 45 tahun namun tanpa keluhan.

“Dari hasil rapid massal yang sudah dilaksanakan, ada 12 orang yang memiliki keluhan. Dari 12 orang tersebut, 9 orang berusia di atas 45 tahun, sisanya di bawahnya,” lugas dia.

Ia menambahkan, ratusan karyawan itu diberangkatkan dengan beberapa bus dari lokasi pabrik menuju hotel, pada Kamis (18/6) malam. “Jumlah hotel yang disediakan untuk isolasi sekitar 4 sampai 5 hotel,” paparnya.

Meski berpotensi menjadi klaster baru penyebaran Covid-19, namun tutur Anang, pabrik masih bisa berproduksi. Sebab ada 1400 karyawan yang dinyatakan sehat dan saat mengikuti rapid test, hasilnya non reaktif.

“Pihak pabrik kooperatif. Meskipun banyak karyawan yang menjalani isolasi mandiri atau dirawat di RS, semuanya tetap digaji. Haknya diberikan sebagaimana mestinya,” tandas Anang. (*)


Editor : Efendi Muhammad
Publisher : A. Zainullah FT


Artikel ini telah dibaca 4 kali

Baca Lainnya

Pemkot Probolinggo Batalkan Rencana Bangun SMPN di Wilayah Barat, Disdikbud Beberkan Alasan

2 Agustus 2025 - 05:41 WIB

Bupati Tersentuh Nasib Lansia Tinggal di Rumah Tidak Layak di Kunir

1 Agustus 2025 - 20:37 WIB

Gubernur Khofifah Tinjau Sekolah Rakyat Terpadu di Jember, ini Pesannya

31 Juli 2025 - 21:54 WIB

Gubernur Khofifah Sebut Gangguan Jalur Laut dan Darat Hambat Distribusi BBM ke Jember

31 Juli 2025 - 16:32 WIB

Warga Terjebak Banjir Lahar, Pemkab Lumajang Ajukan Normalisasi Sungai Regoyo

31 Juli 2025 - 14:50 WIB

Sekda Memasuki Masa Pensiun, Pemkot Probolinggo Segera Buka Seleksi Terbuka

29 Juli 2025 - 19:55 WIB

Tiga Tahun Mangkrak, Pembangunan Gedung Inspektorat Kota Probolinggo Kembali Dilanjutkan

29 Juli 2025 - 18:05 WIB

Antrean BBM di Lumajang Meningkat Drastis, Bupati Pastikan Stok Aman

29 Juli 2025 - 14:44 WIB

Dampak Kelangkaan BBM, Pemkab Jember Terapkan Belajar dan Kerja dari Rumah

29 Juli 2025 - 11:52 WIB

Trending di Pemerintahan