Menu

Mode Gelap
Antisipasi Macet, Polres Pasuruan Atur Penyekatan dan Kantong Parkir untuk Haul KH Abdul Hamid ke-44 Gelombang Demonstrasi di Gedung DPRD Kota Probolinggo, Mahasiswa Tuntut Keadilan dan Reformasi Pemkab Jember Resmikan Layanan PMI, Dorong Proses Administrasi Lebih Efektif Polisi Ringkus Pelaku Pembacokan di Kedungsupit Probolinggo, Motif Masih Diselidiki Bupati Lumajang dan Ketua DPRD Kompak Jaga Harga Pangan Lewat GPM PT. KAI Daop 9 Jember Eksekusi Aset Rumah Dinas di Kota Probolinggo, Diklaim Penghuni Sejak 2005

Lingkungan · 5 Jun 2020 09:28 WIB

Derita Warga Desa Kalibuntu, Tiap Bulan Diterjang Rob


					Derita Warga Desa Kalibuntu, Tiap Bulan Diterjang Rob Perbesar

KRAKSAAN-PANTURA7.com, Peningkatan volume air laut di perairan utara Kabupaten Probolinggo, membawa petaka bagi warga Desa Kalibuntu, Kecamatan Kraksaan. Pasalnya, pemukiman warga pesisir tersebut terendam banjir rob.

Banjir akibat air laut yang pasang itu terjadi pada Kamis (4/6/2020) sekitar pukul 9.00 Wib. Air laut dari bibir pantai desa setempat meluap hingga ke merendam area pemukiman warga sekitar.

Bahkan, ketinggian air laut disejumlah titik pemukiman warga hampir mencapai 1 meter. Namun, selang 5 jam kemudian, air laut perlahan mulai surut kembali sehingga aktifitas warga berangsur kembali normal.

“Tingginya sekitar 50 meteran, tapi tidak berlangsung lama. Tidak enaknya kalau air laut naik ke pemukiman, setelah surut banyak kotoran dan sampah berserakan,” keluh salah seorag warga Desa Kalibuntu, Alan.

Banjir rob tersebut, menurut Alan, sudah sering terjadi di desanya, bahkan menjadi bencana rutin setiap tanggal belasan dalam kalender jawa. Ia menyesalkan banjir rutin itu tak kunjung ada penyelesaian dari pemerintah setempat.

“Setiap bulan sebenarnya ada banjir rob, cuma tidak sebesar ini. Banjir kali ini yang paling besar dibandingkan sebelumnya,” ujar dia.

Hal serupa disampaikan warga lainnya, Hasan. Menurutnya, dalam setahun banjir rob biasanya terjadi sebanyak 6 kali. Untuk bulan ke-5, ke-6 dan ke-7, air ke pemukiman warga pada siang hari. Sementara pada bulan ke-11, ke-12, Dan ke-1, air pasang datang pada malam hari.

“Kami harap pemerintah segera melakukan brake water atau tangkis gelombang di sekitar bibir pantai. Jika tidak, dampaknya pada pemukiman kami yang rutin kebanjiran setiap tahun. Setidaknya, ada 10 ribu warga sini yang menjadi korban banjir,” tuturnya. (*)


Editor : Efendi Muhamad
Publisher : A. Zainullah FT


Artikel ini telah dibaca 18 kali

badge-check

Reporter

Baca Lainnya

Kabar Gembira! Probolinggo Segera Buka Rute Pelayaran Langsung ke Lombok

30 Agustus 2025 - 14:44 WIB

Jelang Konfercab NU Kraksaan, Nahdliyin Mulai Suarakan Uneg-unegnya

29 Agustus 2025 - 20:36 WIB

DKKPro Tolak Alihfungsi Gedung Kesenian Kota Probolinggo, Beri Alasan Begini

27 Agustus 2025 - 04:03 WIB

Perkuat Jalur Gumitir, Pemasangan Beronjong di Tikungan Khokap Dikebut

27 Agustus 2025 - 03:35 WIB

Pasca Karyawan Tewas Diduga Gantung Diri, Disnaker Jatim Selidiki Pabrik Tepung di Jember

25 Agustus 2025 - 18:57 WIB

PT KAI Daop 9 Jember Berangkatkan 288 Peserta Tajemtra 2025 dengan Kereta Gratis

23 Agustus 2025 - 17:31 WIB

Polemik Royalti Musik, Pengusaha Hotel Bromo Mengaku Keberatan

22 Agustus 2025 - 19:09 WIB

Pasca Digeledah Kejaksaan, Disdikdaya Probolinggo Wajibkan Skrining Perpanjangan Kontrak PTT

22 Agustus 2025 - 17:16 WIB

Cuaca Ekstrem, BPBD Lumajang Ingatkan Hindari Kawasan Rawan Longsor dan Banjir

21 Agustus 2025 - 20:20 WIB

Trending di Lingkungan