Menu

Mode Gelap
KPK Mulai Gerah! Bakal Jemput Paksa 21 Tersangka Korupsi Dana Hibah Jatim Pesawat Latih Jatuh di Bogor, Tewaskan Eks Kadispen TNI AU Toyota Fortuner Terjun ke Sungai di Jalur Wisata Bromo, 2 Orang Luka-luka Masuki Musim Hujan, Polisi Imbau Pengendara Waspada Longsor di Piket Nol Dari Lupis hingga Sayur Gratis, Cerita Hangat di Balik Pasar Minggu Rowojali RW 06 Ketahanan Pangan Gagal Jika Petani Hanya Jadi Objek, Bukan Subjek

Nasional · 23 Feb 2020 15:34 WIB

Bromo Lebih Tenang dan Sejuk Saat CFM, Benarkah?


					Bromo Lebih Tenang dan Sejuk Saat CFM, Benarkah? Perbesar

SUKAPURA-PANTURA7.com, Sejak sebulan lalu, Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS), menerapkan bulan bebas kendaraan atau car free month (CFM) di kawasan wisata lautan pasir Gunung Bromo. Kebijakan ini membuat kawasan konservasi itu lebih sejuk dan tenang tanpa polusi.

Hal ini diakui oleh salah seorang wisatawan, Artha Setiaputri (25). Menurut wisatawan asal Jakarta ini, kawasan lautan pasir yang bebas polusi dan suara bising knalpot, membuatnya betah berlama-lama di area tersebut.

“Lebih enak, lebih sejuk, telinga juga gak terganggu bunyi knalpot. Gak apa-apa meski harus capek-capek jalan kaki, mending begini daripada ramai kendaraan bermotor,” ujar Artha, Minggu, (23/2/2020) pagi.

Pengunjung menaiki kuda wisata untuk menikmati kawasan Gunung Bromo yang bersih dan tenang. (Foto : Moh Ahsan Faradies)

Sementara, Bupati Probolinggo yang disaat bersamaan juga berada di Bromo menjelaskan, CFM merupakan best season dan best moment untuk mengunjungi bromo. Saat CFM, pengunjung bisa menikmati alam bromo dengan segala keindahannya tanpa distraksi.

“Dengan adanya car free month saya merasakan experience (pengalaman) yang berbeda dan saya ingin menularkan experience ini kepada siapapun yang datang atau berkunjung ke Bromo,” kata Bupati Tantri.

Tantri menambahkan, kualitas udara di Gunung Bromo saat ini sangat baik dan bersih karena bebas dari paparan asap kendaraan bermotor. “Rasakan sendiri perbedaannya, kualitas oksigennya sempurna,” Tantri menegaskan.

Kedepan, sambungnya, pemerintah daerah akan mendorong agar CFM bisa diterapkan secara kontinyu setiap tahun. Masyarakat adat pelaku wisata dan TNBTS, paparnya, perlu duduk bersama kembali demi CFM yang berkelanjutan.

“Jika saat ini merujuk pada budaya atau adat masyarakat tengger pada saat wulan kapitu, kedepan saya harap CFM bisa dilakukan kontinyu. Sehingga wisatawan yang butuh suasana tenang dan oksigen berkualitas bisa datang saat car free month,” tutupnya.

Sekedar informasi, CFM diberlakukan TNBTS sejak tanggal 23 Januari hingga 24 Februari 2020. Larangan menggunakan kendaraan bermotor dilakukan untuk melestarikan alam bromo sekaligus menghormati masyarakat suku tengger yang tengah merayakan wulan kapitu. (*)


Editor : Efendi Muhammad
Publisher : A. Zainullah FT


Artikel ini telah dibaca 85 kali

badge-check

Reporter

Baca Lainnya

KPK Mulai Gerah! Bakal Jemput Paksa 21 Tersangka Korupsi Dana Hibah Jatim

3 Agustus 2025 - 17:04 WIB

Pesawat Latih Jatuh di Bogor, Tewaskan Eks Kadispen TNI AU

3 Agustus 2025 - 16:41 WIB

Pemkot Probolinggo Batalkan Rencana Bangun SMPN di Wilayah Barat, Disdikbud Beberkan Alasan

2 Agustus 2025 - 05:41 WIB

Mengenal Roisatul Muttaqin Alalloh, Dara Cantik asal Jorongan Probolinggo yang Wakili Indonesia di 3 Negara

1 Agustus 2025 - 20:50 WIB

Bupati Tersentuh Nasib Lansia Tinggal di Rumah Tidak Layak di Kunir

1 Agustus 2025 - 20:37 WIB

Gubernur Khofifah Tinjau Sekolah Rakyat Terpadu di Jember, ini Pesannya

31 Juli 2025 - 21:54 WIB

Gubernur Khofifah Sebut Gangguan Jalur Laut dan Darat Hambat Distribusi BBM ke Jember

31 Juli 2025 - 16:32 WIB

Warga Terjebak Banjir Lahar, Pemkab Lumajang Ajukan Normalisasi Sungai Regoyo

31 Juli 2025 - 14:50 WIB

Beredar Video KA Angkut BBM ke Jember, KAI: Itu Hoaks

30 Juli 2025 - 19:50 WIB

Trending di Nasional