Menu

Mode Gelap
Prestasi Membanggakan, Siswi MA di Pasuruan Juara Satu Pencak Silat Internasional Resep Pupuk Organik KOPI Ubah Wajah Pertanian Lumajang 122 Perlintasan KA Tak Terjaga di Daop 9, 15 Kecelakaan Sudah Terjadi Sepanjang 2025 Ratusan Warga Berebut Gunungan Ketan dan Hasil Bumi di Festival Desa Darungan Pemotor di Kota Probolinggo Tabrak Truk, Satu Orang Meninggal Dunia Antisipasi Rabies, Pemkab Probolinggo Segera Buka Vaksinasi Hewan Peliharaan Gratis

Ekonomi · 8 Jan 2020 10:24 WIB

Hujan, Produksi Cabai Tak Maksimal


					Hujan, Produksi Cabai Tak Maksimal Perbesar

PROBOLINGGO-PANTURA7.com, Kendati harga cabai rawit terus naik, namun hal ini tak begitu nyaman dirasakan petani cabai Probolinggo. Sebab, efek musim hujan cabai rawit yang dipanen kurang begitu maksimal.

Sampai saat ini, harga cabai rawit tembus Rp40 ribu per kilogram. Sebelumnya hanya Rp24 ribu per kilogram.

Seperti yang dituturkan Abdul Basit, petani Desa Tarokan, Kecamatan Gending, Kabupaten Probolinggo.

Ia mengaku bisa panen sebanyak 1,5 kuintal cabai rawit meski kualitasnya kurang bagus. Efek hujan dan gangguan lainnnya menyebabkan kondisi cabai rawit tak sempurna.

“Dengan seringnya turun hujan terus-menerus, maka hama dan penyakit tanaman cabai akan meningkat. Seperti serangan lalat buah yang mengakibatkan buah cabai membusuk, penyakit antraknosa (petani menyebut penyakit cacar) cepat perkembangannya di musim hujan. Juga penyakit busuk batang dan daun (phitopthora infestans), penyakit yang menjadi momok petani cabeai” jelasnya, Rabu (8/1).

Oleh karena itu dengan banyaknya hama dan penyakit, produksi cabainya menurun. Akibatnya berimbas pada harga cabai yang juga naik.

“Harga cabai rawit naik bisa disebabkan karena tanaman cabsi banyak yang kena penyakit sehingga produksi menurun. Saya yakin ini juga terjadi di daerah lain,” tambahnya.

Namun dengan kondisi itu, pihaknya masih bersyukur sebab masih mendapat untung. Ia berharap harga cabai masih tetap stabil seperti sekarang.

Hasil panennya, ia jual ke tengkulak. Sebab ia merasa melalui tengkulak cabainya diambil dengan harga cukup tinggi. (*)


Editor: Ikhsan Mahmudi
Publisher: Rizal Wahyudi


Artikel ini telah dibaca 21 kali

badge-check

Reporter

Baca Lainnya

Resep Pupuk Organik KOPI Ubah Wajah Pertanian Lumajang

28 September 2025 - 16:31 WIB

122 Perlintasan KA Tak Terjaga di Daop 9, 15 Kecelakaan Sudah Terjadi Sepanjang 2025

28 September 2025 - 15:53 WIB

PKB Sesalkan Wabup Jember Surati KPK, Desak Bupati-Wabup Duduk Bersama

26 September 2025 - 21:15 WIB

Zona Merah Ojol di Lumajang, Antara Nafkah yang Terhalang dan Rasa Takut di Lapangan

26 September 2025 - 16:33 WIB

Rp475 Ribu Per Kapita Tentukan Garis Kemiskinan di Jember

26 September 2025 - 15:11 WIB

Berbahaya! 13 Kendaraan Jip Bromo Gagal Penuhi Standar saat Uji KIR

25 September 2025 - 18:10 WIB

Pos Polantas Pasar Besar Kota Pasuruan Disulap Jadi Pos Kamling Jalan Raya

25 September 2025 - 13:20 WIB

Jember Jadi Daerah Paling Rawan, KAI Intensifkan Edukasi Keselamatan di Perlintasan KA

24 September 2025 - 20:03 WIB

Alun-alun Kota Probolinggo Punya Tender Baru, Targetkan Revitalisasi Rampung Desember

24 September 2025 - 17:56 WIB

Trending di Regional