Menu

Mode Gelap
Sidak Pembangunan Gedung Inspektorat, DPRD Kota Probolinggo Pesimis Pengerjaan Tepat Waktu Dana Sosialisasi Raperda DPRD Jember Bermasalah, Kejaksaan Sita Rekening Rekanan Tak Hanya Belanja, Gubernur Khofifah Bagikan Sembako untuk Pedagang Pasar Kemarau Basah Picu Risiko Banjir Lahar Semeru, Enam Kecamatan Masuk Zona Rawan Upaya Pencurian Motor di Pasuruan Gagal, Pelaku Terluka Akibat Bondet Meledak Perjuangan Ahmad Musaddad, Qari Tunanetra Asal Jember yang Tampil Memukau di MTQ XXXI Jatim

Budaya · 20 Okt 2019 05:42 WIB

Sate Lanjheng dan Atraksi Api, Sambut HSN di Sumberasih


					Sate Lanjheng dan Atraksi Api, Sambut HSN di Sumberasih Perbesar

PROBOLINGGO-PANTURA7.com, Ratusan santri Pondok Pesantren (Ponpes) Bani Rancang Desa Lemah Kembar, Kecamatan Sumberasih, Kabupaten Probolinggo menyambut Hari Santri Nasional (HSN) dengan cara berbeda.

Mereka menggelar bakar sate massal, atraksi api hingga teatrikal perjuangan santri. Bakar sate massal atau yang mereka sebut ‘Sate Lanjheng,’ digelar di halaman pesantren dengan tungku sepanjang 50 meter, Sabtu (19/10) malam.

Daging kambing yang telah ditusuk dibakar bersama-sama oleh santri, baik putra dan putri, sehingga membentuk barisan panjang. Sekitar 10 menit kemudian, sate siap saji lantas dimakan sebagai menu polok’an (nasi yang dimakan diatas daun pisang).

“Ya senang sekali, bisa bakar sate dan makan bersama-sama. Setiap tahun, di pondok kami memang sering mengadakan kegiatan unik untuk merayakan hari santri nasional,” kata Nur Halusatul Jannah, santri asal Desa Jatisari, Kecamatan Kuripan.

Pengasuh Ponpes Bani Rancang, Gus Agus Hasan Muktasim Billah menjelaskan, bakar sate massal digelar sebagai wujud syukur santri atas ditetapkannya HSN setiap tanggal 22 Oktober oleh pemerintah.

“Ini bentuk syukur kita atas penetapan hari santri nasional oleh pemerintah. Artinya, pemerintah mengakui jasa-jasa pesantren, khusus santri dalam membangun, mengembangkan dan menjaga negara ini,” terang Gus Hasan.

Sementara atraksi api yang dipamerkan seusai bakar sate massal, menurut Gus Hasan, sebagai bukti bahwa santri itu jaduk (jago). Atraksi yang dilakukan pagar nusa ini meliputi sembur api dan perang api diatas pentas.

“Santri itu jaduk, pemberani dan bisa diandalkan yang ditunjukkan melalui atraksi api. Selain itu, kami juga akan tampilkam teatrikal perjuangan santri zaman dulu, sebagai refleksi bagi santri saat ini,” papar Gus Hasan.

Sekedar informasi, bakar sate massal dan atraksi api di Ponpes Bani Rancang, menjadi rangkaian peringatan HSN 2019 di Kecamatan Sumberasih. Puncak acara HSN, kembali akan digelar di pesantren tersebut bersama Muspika Kecamatan Sumberasih pada 22 Oktober nanti. (*)


Penulis : Moh. Rochim
Editor : Efendi Muhammad


Artikel ini telah dibaca 37 kali

badge-check

Reporter

Baca Lainnya

Perjuangan Ahmad Musaddad, Qari Tunanetra Asal Jember yang Tampil Memukau di MTQ XXXI Jatim

17 September 2025 - 15:16 WIB

Fisik Terbatas tak Halangi Para Tunanetra Unjuk Kebolehan di MTQ Jatim XXXI Jember

16 September 2025 - 17:24 WIB

Kue Pasar Jadi Konsumsi MTQ XXXI Jatim, Pedagang Tradisional Jember Kebanjiran Pesanan

15 September 2025 - 14:57 WIB

Meriahnya Pembukaan MTQ XXXI Jatim di Jember, Diwarnai Pertunjukan Drone dan Tari Taksu Ilahi

14 September 2025 - 06:57 WIB

MTQ Jawa Timur XXXI di Jember Resmi Dibuka, Disebut Setara Even Nasional

14 September 2025 - 06:33 WIB

Berkah Even MTQ Jawa Timur 2025, Hunian Hotel di Jember Melonjak

13 September 2025 - 08:48 WIB

Belasan Tahun Berlatih Tilawah, Istiqamah dan Doa Guru Jadi Bekal Herman di Panggung MTQ Jawa Timur 2025

13 September 2025 - 07:29 WIB

Dinkes Jember Siapkan 175 Tim Medis untuk Sukseskan MTQ XXXI Jawa Timur 2025

12 September 2025 - 19:11 WIB

Jelang Konfercab NU Kraksaan, Desakan Reformasi Pengurus Terjerat Pusaran Korupsi Bermunculan

12 September 2025 - 16:58 WIB

Trending di Religi & Pesantren