Menu

Mode Gelap
Mediasi Buntu, Paguyuban Pedagang Oleh-oleh Haji Keukeh Berjualan di Sekitar Masjid Alun-alun Tinjau Pembangunan Jembatan Penghubung Condong – Brabe, Gus Haris Upayakan Akses Permanen Kesetrum Saat Kegiatan Sekolah, Siswa SMPN 3 Kota Pasuruan Tewas Tiga Direktur BUMD Lumajang Mundur, Bupati Siapkan Seleksi Visioner dan Audit PD Semeru Kesiapan Maksimal Lumajang Jaga Kesehatan Masyarakat di Tengah Tren Positif Covid-19 Nasional Sepasang Kekasih Kena Begal di Jalan Barito Kota Probolinggo, Motor Raib

Budaya · 2 Okt 2019 06:23 WIB

Menilik Batik Khas Kota Probolinggo, Diminati Sejumlah Negara


					Menilik Batik Khas Kota Probolinggo, Diminati Sejumlah Negara Perbesar

PROBOLINGGO-PANTURA7.com, Di Hari Batik Nasional produksi batik khas Kota Probolinggo tidak kalah bersaing dengan batik kondang seperti dari Pekalongan. Bahkan batik Kota Probolinggo ikut bersaing di kancah internasional.

Contohnya, produk batik di Mawar Permai Kelurahan Sukabumi, Kecamatan Mayangan ini. Dijumpai pada Rabu (2/10), perajin batik D’Aisha tengah melakukan proses pembuatan kain batik.

Pemilik yakni Yayuk Setiowati (53) ini menuturkan, mulai menekuni batik sejak 2011 silam. Awalnya ia hanya memiliki galeri batik umum, namun ada saran kenapa tidak khusus batik khas Probolinggo.

Dari situlah, kemudian ia kembangkan menjadi batik khas Kota Probolinggo bernama “Bayuangga”. Ada ciri khas khusus pada batiknya, yakni melalui pewarnaan remasol yang identik dengan warna cerah dan bercorak.

Proses pembuatan Batik Khas Kota Probolinggo milik Yayuk Setiowati yang diminati sejumlah negara. (Foto : Rahmad Soleh).

Kain yang dipilih pun berbagai jenis, seperti katun prima, primis, dobi hingga sutra. Berbagai corak batik juga ia kembangkan seperti kembang peksi, kembang dok, kembang janggel.

Tak hanya kain, hasil produksi batiknya juga bervariasi. Mulai jaket, kemeja, blouse, hingga tas dan sepatu serta aksesoris batik lainnya.

Istri dari Dwi Putantro Rio (55) ini menuturkan banyak tantangan yang dilalui hingga batiknya dilirik pasar internasional.

Hambatan baginya selalu ada karena persaingan yang begitu ketat. Namun ia punya cara jitu yakni inovasi yang harus dikembangkan bahkan sampai belajar ke Madura dan Solo.

“Hambatan pasti ada, namun harus kita lalui. Peran Pemkot Probolinggo melalui DKUPP termasuk Kadin juga membantu kami. Seperti lewat pelatihan dan pemasaran juga,” jelas ibu tiga anak ini.

Ia menjelaskan, sejumlah negara meminat batik produksinya. Meski belum dalam skala besar sejumlah negara pernah membeli seperti Hongkong, Arab dan Moscow.

Dirumah produksinya, ia kini juga dibantu beberapa karyawannya. Ia berharap di Hari Batik Nasional masyarakat semakin cinta batik dan khususnya Batik Probolinggo bisa bersaing di kancah internasional. (*)

 

Penulis: Rahmad Soleh

Editor: Ikhsan Mahmudi

Artikel ini telah dibaca 124 kali

badge-check

Reporter

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Baca Lainnya

Dari Hobi ke Bisnis, Kolektor Vespa di Jember Rambah Pasar Internasional

12 Juni 2025 - 19:18 WIB

Dihadiri Menteri Kebudayaan, Dua Dukun Pandita Dikukuhkan di Pura Luhur Poten

11 Juni 2025 - 14:37 WIB

Mengenal Sate Lanjeng, Tradisi Tahunan Santri Bani Rancang Probolinggo saat Idul Adha

10 Juni 2025 - 06:35 WIB

Tembakau Jember jadi Primadona Pasar Global, Sumbang Devisa Hingga US$ 31,9 Juta

8 Juni 2025 - 16:46 WIB

Menteri Perdagangan Lepas Ekspor Strategis dari Pasuruan ke China.

3 Juni 2025 - 20:30 WIB

Ngater Kajien Iringi Keberangkatan Belasan Jamaah Calon Haji asal Pulau Gili Ketapang

25 Mei 2025 - 13:17 WIB

Desa Senduro, Permata Lumajang dalam Program Berseri: dari Alam hingga Moderasi Beragama

19 Mei 2025 - 17:20 WIB

Mochamad Yusuf, Siswa SD Tempeh Lor 1 Jadi Kebanggan Lumajang di Kancah Sepakbola Asia Pasifik

18 Mei 2025 - 14:08 WIB

Pradaksina, Ritual Puncak Perayaan Waisak di Klenteng Tri Dharma Sumber Naga Probolinggo

13 Mei 2025 - 08:54 WIB

Trending di Budaya