Menu

Mode Gelap
Aksi Pengeroyokan di Gondangwetan, Korban Luka, Pelaku Terjatuh Kecelakaan Harga Naik, Pembeli Menyusut, Pedagang Pasar Pasirian Keluhkan Sepinya Pembeli Polres Probolinggo Gagalkan Peredaran Sabu dan Ratusan Ribu Pil Okerbaya Kemasan Vitamin Ternak Kemarau Basah di Lumajang Picu Longsor, Banjir, dan Ancaman Lahar Dingin Semeru Gunung Semeru Erupsi 2.449 Kali Sepanjang Januari Hingga September Luka Parah Akibat Ledakan Bondet, Maling Motor di Grati Pasuruan Akhirnya Tewas

Budaya · 2 Okt 2019 06:23 WIB

Menilik Batik Khas Kota Probolinggo, Diminati Sejumlah Negara


					Menilik Batik Khas Kota Probolinggo, Diminati Sejumlah Negara Perbesar

PROBOLINGGO-PANTURA7.com, Di Hari Batik Nasional produksi batik khas Kota Probolinggo tidak kalah bersaing dengan batik kondang seperti dari Pekalongan. Bahkan batik Kota Probolinggo ikut bersaing di kancah internasional.

Contohnya, produk batik di Mawar Permai Kelurahan Sukabumi, Kecamatan Mayangan ini. Dijumpai pada Rabu (2/10), perajin batik D’Aisha tengah melakukan proses pembuatan kain batik.

Pemilik yakni Yayuk Setiowati (53) ini menuturkan, mulai menekuni batik sejak 2011 silam. Awalnya ia hanya memiliki galeri batik umum, namun ada saran kenapa tidak khusus batik khas Probolinggo.

Dari situlah, kemudian ia kembangkan menjadi batik khas Kota Probolinggo bernama “Bayuangga”. Ada ciri khas khusus pada batiknya, yakni melalui pewarnaan remasol yang identik dengan warna cerah dan bercorak.

Proses pembuatan Batik Khas Kota Probolinggo milik Yayuk Setiowati yang diminati sejumlah negara. (Foto : Rahmad Soleh).

Kain yang dipilih pun berbagai jenis, seperti katun prima, primis, dobi hingga sutra. Berbagai corak batik juga ia kembangkan seperti kembang peksi, kembang dok, kembang janggel.

Tak hanya kain, hasil produksi batiknya juga bervariasi. Mulai jaket, kemeja, blouse, hingga tas dan sepatu serta aksesoris batik lainnya.

Istri dari Dwi Putantro Rio (55) ini menuturkan banyak tantangan yang dilalui hingga batiknya dilirik pasar internasional.

Hambatan baginya selalu ada karena persaingan yang begitu ketat. Namun ia punya cara jitu yakni inovasi yang harus dikembangkan bahkan sampai belajar ke Madura dan Solo.

“Hambatan pasti ada, namun harus kita lalui. Peran Pemkot Probolinggo melalui DKUPP termasuk Kadin juga membantu kami. Seperti lewat pelatihan dan pemasaran juga,” jelas ibu tiga anak ini.

Ia menjelaskan, sejumlah negara meminat batik produksinya. Meski belum dalam skala besar sejumlah negara pernah membeli seperti Hongkong, Arab dan Moscow.

Dirumah produksinya, ia kini juga dibantu beberapa karyawannya. Ia berharap di Hari Batik Nasional masyarakat semakin cinta batik dan khususnya Batik Probolinggo bisa bersaing di kancah internasional. (*)

 

Penulis: Rahmad Soleh

Editor: Ikhsan Mahmudi

Artikel ini telah dibaca 160 kali

badge-check

Reporter

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Baca Lainnya

Edisi ke-12 Bromo Marathon, Ribuan Pelari Adu Cepat Taklukkan Perbukitan Tengger

7 September 2025 - 16:05 WIB

Kemeriahan Maulid Nabi di Pasuruan, Warga Berebut Barang dalam Tradisi Arebbuan

5 September 2025 - 10:53 WIB

Santri Lumajang Unjuk Gigi di Forum Pramuka Internasional

2 September 2025 - 13:02 WIB

Padepokan Fashion Carnaval Probolinggo, Kuatkan Identitas Kebudayaan Indonesia

31 Agustus 2025 - 20:40 WIB

Terinspirasi Pejuang Kemerdekaan, Peserta Tajemtra Berusia 70 Tahun ini Tuntaskan Rute 30 KM

24 Agustus 2025 - 08:33 WIB

15 Ribu Peserta Semarakkan Tajemtra 2025, Termasuk WNA China

24 Agustus 2025 - 02:02 WIB

Tajemtra 2025 Siap Digelar, 15.171 Peserta Terdaftar

22 Agustus 2025 - 19:22 WIB

Viral di Media Sosial, Batik Fosfor Asal Lumajang Tembus Amsterdam dan Berlin

14 Agustus 2025 - 15:19 WIB

Dorong Wisatawan Kenali Budaya Tengger, Bupati Gus Haris Siapkan Kalender Even di Bromo

9 Agustus 2025 - 20:51 WIB

Trending di Budaya