Menu

Mode Gelap
Ribuan Tenaga Honorer Tidak Lolos Seleksi PPPK, Anggota DPRD Kota Probolinggo ini Beri Solusi Begini Pimpin Partai NasDem Kabupaten Probolinggo, Dini Rahmania Siap Maju Pilkada Eks Gedung Banger Telecenter Bakal jadi Kantor Bersama FKUB, MUI dan BAZNAS Kota Probolinggo Gus Fawait Blusukan di Kecamatan Silo, Janji Perjuangkan Pupuk untuk Petani Kopi Isi Libur dengan Ilmu, Anak-anak di Prigen Pilih Belajar Bahasa Inggris Polisi Tetapkan Dua Tersangka Kasus Pengiriman TKI Ilegal di Pasuruan

Ekonomi · 20 Agu 2019 08:30 WIB

Pemkab Galakkan Operasi Pasar Tekan Harga Cabai


					Pemkab Galakkan Operasi Pasar Tekan Harga Cabai Perbesar

PROBOLINGGO-PANTURA7.com, Meroketnya harga cabai rawit hingga kisaran Rp. 100 ribu per kilogram, membuat Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kabupaten Probolinggo menggalakkan operasi pasar. Langkah ini dilakukan untuk menekan harga cabai.

Kepala Bidang (Kabid) Perdagangan Disperindag Kabupaten Probolinggo, Deny Kartika menjelaskan, pihaknya terpaksa turun tangan melakukan operasi pasar karena harga cabai rawit terus melejit sejak 3 bulan terakhir.

Dikatannya, operasi pasar sudah dilakukan sebanyak tiga kali selama bulan Agustus. Yakni pada tanggal 7, 10 dan 15 Agustus 2019. Operasi pertama di pasar Leces, dilanjutkan di Pasar Dringu dan terakhir di Pasar Patalan.

“Saat kita operasi, harga cabai rawit masih Rp 78 ribu dipasaran sedangkan ditingkat petani seharga Rp 60 ribu. Jadi wajar saja kalau saat ini sudah Rp 90 sampai Rp 100 ribu,” tutur Denny, Selasa (20/8).

Deny menyebut harga cabai rawit yang melangit, salah satu pemicunya karena pasokan dari petani berkurang. Sebab tanaman cabai rusak akibat kemarau, padahal banyak petani yang tak menanam cabai rawit karena dianggap kurang menguntungkan.

“Suplai berkurang, karenakan para petani memilih beralih ke tanaman lain. Selain itu, cuaca selama ini kurang baik bagi petani sehingga tanaman cabai banyak yang gagal panen,” Denny menjelaskan.

Sementara itu, Ghozali Rohman (25) petani cabai asal Desa Maron Kidul, Kecamatan Maron mengatakan, musim ini ia memang enggan menanam cabai rawit lantaran diperkirakan untungnya tidak seberapa.

“Males tanam cabai rawit, untungnya kecil dan cuaca juga tidak mendukung. Jadi saya beralih menanam cabai keriting karena keuntungannya jauh lebih besar,” ujar Zali, sapaan akrab Ghozali Rohman. (*)

 

 

Penulis : Moh Ahsan Faradies

Editor : Efendi Muhammad

Artikel ini telah dibaca 2 kali

badge-check

Reporter

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Baca Lainnya

Ribuan Tenaga Honorer Tidak Lolos Seleksi PPPK, Anggota DPRD Kota Probolinggo ini Beri Solusi Begini

28 Juni 2025 - 19:11 WIB

Gus Fawait Blusukan di Kecamatan Silo, Janji Perjuangkan Pupuk untuk Petani Kopi

28 Juni 2025 - 16:39 WIB

Ngantor di Desa, Bupati Jember Salurkan Pompa Air bagi Petani

28 Juni 2025 - 13:30 WIB

Para Difabel di Kota Probolinggo Digerojok Bantuan Puluhan Juta, Dini Rahmania Beri Pesan Begini

27 Juni 2025 - 14:25 WIB

Percepat Perbaikan Jalan Rusak, Pemkab Probolinggo Ajukan Dana Hibah Rp47 M ke Kementerian PUPR

27 Juni 2025 - 13:50 WIB

Rumah dan Harapan Baru Mbah Buati, Perjuangan Lumajang Tuntaskan Kemiskinan Ekstrem

27 Juni 2025 - 10:36 WIB

1.854 Pelamar PPPK Tahap II Tidak Lulus Seleksi, Wali Kota Probolinggo Janjikan Pengangkatan Paruh Waktu

26 Juni 2025 - 19:35 WIB

Pemkab Jember Perluas Layanan Wadul Gus’e untuk Akses Kesehatan

26 Juni 2025 - 18:07 WIB

GOR A. Yani Kota Probolinggo Dirancang jadi Sentra Kuliner, Libatkan 117 PKL

26 Juni 2025 - 17:45 WIB

Trending di Lingkungan