Lumajang,- Upaya menekan angka kematian akibat kanker serviks di Indonesia terus digalakkan, tak terkecuali oleh Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Lumajang.

Melalui Dinas Kesehatan, Pengendalian Penduduk, dan Keluarga Berencana (Dinkes P2KB), Pemkab Lumajang secara masif mendorong pencegahan kanker serviks.

Salah satu langkah yang kini digencarkan adalah pelaksanaan skrining Human Papilloma Virus Deoxyribo Nucleic Acid (HPV-DNA) secara masif bagi perempuan di wilayah tersebut.

Kabid Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinkes P2KB Lumajang, Marshall Trihandono menjelaskan, pemeriksaan HPV-DNA sebagai terobosan dalam dunia kesehatan, karena mampu mendeteksi keberadaan virus HPV penyebab utama kanker serviks bahkan sebelum munculnya gejala klinis.

“Selama ini, masyarakat sering datang ketika sudah sakit. Melalui pemeriksaan HPV-DNA, kita ubah cara pandang itu. Kita tidak lagi menunggu penyakit datang, tetapi mencegahnya sejak dini,” katanya, Rabu (22/10/25).

Advertisement

Menurut Marshall, teknologi HPV-DNA memiliki keunggulan dibanding metode konvensional karena tingkat kepekaan dan akurasinya yang tinggi.

Dengan deteksi sejak tahap pra-gejala, penanganan bisa dilakukan jauh lebih cepat, sehingga menurunkan risiko berkembangnya kanker serviks stadium lanjut.

“Deteksi dini ini bukan hanya soal kesehatan individu, tetapi investasi untuk kualitas hidup perempuan dan keluarga. Semakin awal diketahui, semakin besar peluang mencegah kanker berkembang,” tuturnya.

Langkah ini, sambungnya, juga sejalan dengan target nasional, yakni menurunkan angka kematian akibat kanker serviks melalui pendekatan preventif dan edukatif.

Bahkan, pemerintah pusat mendorong daerah untuk menggalakkan pemeriksaan dini dan memperluas akses layanan kesehatan perempuan, terutama yang bersifat promotif dan preventif.

Dinkes Lumajang memandang skrining HPV-DNA bukan hanya sebagai program kesehatan, tapi juga sebagai bagian dari perubahan paradigma dalam pelayanan publik.

“Paradigma baru ini menempatkan ilmu dan teknologi sebagai cahaya bagi masyarakat. Kita ingin masyarakat Lumajang tidak hanya tahu cara mengobati, tetapi juga memahami cara menjaga diri agar tidak sakit,” ungkap Marshall.

Ia berharap skrining ini tidak hanya berhenti sebagai program tahunan, tapi menjadi budaya baru masyarakat yang sadar akan pentingnya deteksi dini dan perawatan preventif.

“Kesehatan masyarakat tidak diukur dari berapa banyak yang sembuh, tapi dari seberapa banyak yang bisa kita cegah agar tidak sakit. HPV-DNA adalah simbol kemajuan itu,” pungkasnya. (*)

Editor: Mohammad S

Komentar Ditutup! Anda tidak dapat mengirimkan komentar pada artikel ini.