Jember,- Tanaman okra kini menjadi peluang baru bagi petani Jember. Meski belum banyak dikenal masyarakat lokal, tanaman ini justru memiliki nilai jual tinggi di pasar luar negeri seperti Jepang, Taiwan, dan Hongkong.

Petani okra asal Kecamatan Ajung, Misbahul Ulum, mengungkapkan bahwa cara dan menanam dan merawat okra tergolong mudah, bahkan tidak berisiko tinggi.

“Jadi yang penting masa 25 hari pertama dijaga betul, jangan sampai banyak gulma dan hama. Kalau masa itu lolos, insyaallah aman sampai panen,” ujar Ulum, Jumat, (17/10/25).

Okra tumbuh subur di tanah Jember yang memiliki Ph sekitar 6–6,8. Petani biasanya memanfaatkan pupuk kandang saat pengolahan lahan, lalu menambahkan pupuk NPK secara bertahap untuk memperkuat pertumbuhan.

Kondisi tanah yang gembur dan memiliki drainase baik sangat mendukung tanaman ini. Panen okra bisa dilakukan setelah usia 45–50 hari.

Advertisement

Uniknya, panen dilakukan setiap hari karena buahnya terus tumbuh. Dari satu hektare lahan, hasil panen bisa mencapai 3,5 hingga 4 kuintal per hari.

“Buahnya cepat tumbuh, jadi setiap pagi kami bisa memetik hasilnya,” tambah Ulum.

Hasil panen para petani umumnya dijual ke Mitratani 27, perusahaan yang menyalurkan okra ke luar negeri. Harga jualnya pun cukup stabil.

Okra berukuran kecil dihargai sekitar Rp6.500 per kilogram (kg). Sedangkan ukuran besar sekitar Rp3.000 per kilogram.

Selain bernilai ekonomi, okra juga memiliki manfaat kesehatan. Buah hijau ramping ini kaya akan serat, vitamin A dan C, magnesium, serta antioksidan.

Sejumlah penelitian menyebut, konsumsi okra dapat membantu menurunkan kadar gula darah dan asam urat pada tubuh manusia.

“Saya sendiri sering makan okra mentah, rasanya segar dan bagus untuk kesehatan,” urai Ulum sambil tersenyum.

Ia berharap, masyarakat Jember semakin mengenal manfaat tanaman ini, bukan hanya sebagai komoditas ekspor, tetapi juga untuk konsumsi sehari-hari.

“Tanah kita subur, peluangnya besar. Okra ini bisa jadi sumber ekonomi sekaligus asupan yang menyehatkan,” tutupnya. (*)

Editor: Mohammad S

Komentar Ditutup! Anda tidak dapat mengirimkan komentar pada artikel ini.