Jember,- SDN Banjarsengon 02 Kecamatan Patrang, Kabupaten Jember, mulai menerapkan pembelajaran modern dengan memanfaatkan teknologi digital.
Upaya ini dilakukan untuk membekali para siswa agar lebih siap menghadapi perkembangan zaman dan kemajuan teknologi saat ini.
Kepala sekolah, Guntur Bayu Wibisono, mengatakan pembelajaran digital sudah dijalankan sejak April 2024 untuk siswa kelas V dan VI.
Dalam prosesnya, siswa dibiasakan menggunakan Chromebook, komputer, hingga aplikasi digital yang terhubung dengan akun belajar.
“Pembelajaran digital menggunakan perangkat sekolah. Anak-anak dibiasakan mengoperasikan Chromebook, komputer, hingga aplikasi digital yang terhubung dengan akun Belajar, dengan menggunakan ID Masing-masing,” ujar Guntur, Sabtu, (27/9/25).
Ia menuturkan, pembelajaran tidak hanya mengandalkan buku teks, melainkan juga menghubungkan materi dengan berbagai sumber informasi digital.
Bahkan, setiap siswa diwajibkan membuat portofolio digital dengan memanfaatkan Google Site, Canva, atau Google Docs.
“Semua produk siswa bisa terdokumentasi. Rekam jejak belajar tidak hilang, melainkan tersimpan rapi dalam sistem digital,” jelasnya.
Untuk mendukung itu, sekolah menyediakan learning management system (LMS) yang berfungsi sebagai pusat materi, penugasan, komunikasi guru–orang tua, hingga tempat pengumpulan produk siswa.
Menurut Guntur, ide ini lahir dari banyaknya perangkat sekolah yang jarang dipakai selama ini.
“Kami lihat laptop dan komputer jarang digunakan. Kalau tidak dipakai akan error dan rusak. Maka kami memulai konsep kelas digital,” katanya.
Selain pembelajaran, sekolah juga menerapkan absensi berbasis barcode sejak 2024. Guru kelas digital, Rania Shabrina Salsabil, menjelaskan sistem tersebut memanfaatkan data siswa yang terintegrasi dalam kartu identitas.
“Anak-anak setiap pagi berbaris, lalu memindai barcode di aplikasi Ship. Pulang sekolah juga memindai. Data langsung terekam oleh guru piket,” tuturnya.
Menurut Rania, sistem ini membuat orang tua lebih mudah memantau kehadiran anak. Bahkan ke depan, absensi akan langsung terkirim ke WhatsApp wali murid.
“Kalau sudah berjalan, hasilnya langsung terkirim ke WhatsApp wali murid,” ungkapnya.
Ia menambahkan, pembelajaran digital menggunakan pendekatan Merdeka Belajar. Siswa diajak aktif mengeksplorasi dan mempelajari fenomena yang terjadi di sekitar.
“Misalnya saat terjadi gempa, siswa mencari informasi penyebab, magnitudo, dampak, hingga sumber resmi. Jadi mereka belajar langsung dari peristiwa nyata,” jelas Rania.
Meski pada awalnya siswa membutuhkan waktu beradaptasi, perlahan mereka mulai terbiasa. “Kelas V biasanya masih penyesuaian. Namun di kelas VI, anak-anak sudah terbiasa dan lebih mandiri,” pungkasnya. (*)
Editor: Mohammad S
Publisher: Keyra