Lumajang, – Wabah Tuberkulosis (TBC) masih menjadi ancaman nyata bagi masyarakat Lumajang. Data dari Sistem Informasi Tuberkulosis (SITB) mencatat, sebanyak 1.320 kasus TBC terjadi di Lumajang sejak Januari hingga Juli 2025.
Yang mencemaskan, kelompok yang paling terdampak adalah anak-anak dan usia produktif.
Bupati Lumajang Indah Amperawati mengatakan, dari total kasus tersebut, sebanyak 108 kasus dialami oleh anak-anak usia 0-14 tahun. Sementara sekitar 70 persen penderita berasal dari kelompok usia 15-49 tahun masa-masa paling produktif dalam kehidupan seseorang.
“Ini bukan hanya soal kesehatan, tapi menyangkut masa depan daerah. Ketika kelompok usia produktif terserang TBC, produktivitas menurun, penghasilan keluarga terganggu, dan kualitas hidup masyarakat ikut terdampak,” kata Bupati Lumajang yang akrab disapa Bunda Indah, Selasa (12/8/25).
Ia menegaskan, TBC merupakan penyakit menular yang bisa dicegah dan disembuhkan, asalkan dikenali sejak dini dan ditangani secara tuntas. Namun, rendahnya literasi kesehatan masyarakat masih menjadi tantangan besar dalam upaya pengendalian penyakit ini.
“Banyak warga yang belum paham TBC bisa sangat berbahaya jika dibiarkan. Edukasi adalah kunci. Kita harus pastikan informasi ini sampai ke semua lapisan masyarakat,” tegasnya.
Bunda Indah mengajak seluruh elemen masyarakat, mulai dari pesantren, lembaga pendidikan, tokoh agama, hingga organisasi kemasyarakatan, untuk bersama-sama menjadi agen perubahan dan penyebar informasi kesehatan.
Langkah-langkah sederhana seperti etika batuk, ventilasi ruangan yang baik, kebersihan lingkungan, konsumsi makanan bergizi, dan menjauhi rokok, menurutnya, bisa menjadi awal dari perubahan besar.
“Kalau kita bergerak bersama, menyebarkan edukasi dan menjaga perilaku hidup sehat, kita sedang melindungi bukan hanya diri kita sendiri, tapi juga generasi masa depan Lumajang dari ancaman TBC,” pungkasnya. (*)
Editor: Ikhsan Mahmudi
Publisher: Keyra