Menu

Mode Gelap
Imbas Curanmor, 9 Kampus Sepakat Tarik Mahasiswa KKN Kolaboratif 2025 dari Lumajang Momentum Kemerdekaan, Okupansi Hotel di Bromo Naik hingga 70 Persen Percepat Sertifikasi Tanah Wakaf, BWI Probolinggo Masifkan Sosialisasi Pencurian Motor Beruntun Terjadi di Kota Probolinggo, Aksi Pelaku Terekam CCTV Pelaku Penganiayaan Sopir Bus di Pasuruan Ditangkap Tak Diberi Uang, Sopir Bus Dianiaya Preman di Pasuruan

Kesehatan · 12 Agu 2025 14:42 WIB

Sebanyak 1.320 Kasus TBC di Lumajang, Anak dan Usia Produktif Paling Rentan


					Bupati Lumajang Indah Amperawati ingatkan TBC masih mengancam warga Lumajang. (Foto: Istimewa). Perbesar

Bupati Lumajang Indah Amperawati ingatkan TBC masih mengancam warga Lumajang. (Foto: Istimewa).

Lumajang, – Wabah Tuberkulosis (TBC) masih menjadi ancaman nyata bagi masyarakat Lumajang. Data dari Sistem Informasi Tuberkulosis (SITB) mencatat, sebanyak 1.320 kasus TBC terjadi di Lumajang sejak Januari hingga Juli 2025.

Yang mencemaskan, kelompok yang paling terdampak adalah anak-anak dan usia produktif.

Bupati Lumajang Indah Amperawati mengatakan, dari total kasus tersebut, sebanyak 108 kasus dialami oleh anak-anak usia 0-14 tahun.  Sementara sekitar 70 persen penderita berasal dari kelompok usia 15-49 tahun masa-masa paling produktif dalam kehidupan seseorang.

“Ini bukan hanya soal kesehatan, tapi menyangkut masa depan daerah. Ketika kelompok usia produktif terserang TBC, produktivitas menurun, penghasilan keluarga terganggu, dan kualitas hidup masyarakat ikut terdampak,” kata Bupati Lumajang yang akrab disapa Bunda Indah, Selasa (12/8/25).

Ia menegaskan, TBC merupakan penyakit menular yang bisa dicegah dan disembuhkan, asalkan dikenali sejak dini dan ditangani secara tuntas. Namun, rendahnya literasi kesehatan masyarakat masih menjadi tantangan besar dalam upaya pengendalian penyakit ini.

“Banyak warga yang belum paham TBC bisa sangat berbahaya jika dibiarkan. Edukasi adalah kunci. Kita harus pastikan informasi ini sampai ke semua lapisan masyarakat,” tegasnya.

Bunda Indah mengajak seluruh elemen masyarakat, mulai dari pesantren, lembaga pendidikan, tokoh agama, hingga organisasi kemasyarakatan, untuk bersama-sama menjadi agen perubahan dan penyebar informasi kesehatan.

Langkah-langkah sederhana seperti etika batuk, ventilasi ruangan yang baik, kebersihan lingkungan, konsumsi makanan bergizi, dan menjauhi rokok, menurutnya, bisa menjadi awal dari perubahan besar.

“Kalau kita bergerak bersama, menyebarkan edukasi dan menjaga perilaku hidup sehat, kita sedang melindungi bukan hanya diri kita sendiri, tapi juga generasi masa depan Lumajang dari ancaman TBC,” pungkasnya. (*)

 


Editor: Ikhsan Mahmudi

Publisher: Keyra


Artikel ini telah dibaca 10 kali

badge-check

Reporter

Baca Lainnya

RSUD Lumajang Ungkap Fakta Meningkatnya Kasus Gangguan THT

8 Agustus 2025 - 17:23 WIB

Ratusan Warga Jember Ikuti Operasi Katarak Gratis, Lansia Prioritas

5 Agustus 2025 - 22:49 WIB

Waspada! Pasien Sakit Musiman di Jember Melonjak Gara-gara Anomali Cuaca

5 Agustus 2025 - 19:12 WIB

Capaian Cek Kesehatan Gratis Lumajang Baru 12,7 Persen, Tantangan Edukasi Masih Besar

27 Juli 2025 - 11:24 WIB

Gandeng UJ, Pemkab Lumajang Operasi Gratis Bibir Sumbing

13 Juli 2025 - 16:27 WIB

Canangkan Zero Kusta, Pemkab Probolinggo Gandeng Organisasi Pemerhati Kusta Internasional

9 Juli 2025 - 19:37 WIB

Kasus Kusta Indonesia Masuk 3 Besar Dunia, The Nippon Foundation Turun Tangan

9 Juli 2025 - 19:09 WIB

Dokter Muter: Harapan Baru Warga Terpencil Dusun Bakah Lumajang

3 Juli 2025 - 18:28 WIB

Ancaman di Balik Genangan Air: Leptospirosis Mengintai Warga Lumajang

2 Juli 2025 - 16:04 WIB

Trending di Kesehatan