Jember,- Keterbatasan sumber daya manusia (SDM) menjadi tantangan utama bagi Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan (DKPP) Kabupaten Jember dalam upaya meningkatkan produktivitas ternak, khususnya sapi.
Saat ini, jumlah tenaga paramedik dan petugas lapangan tidak sebanding dengan luas wilayah dan populasi ternak yang ada di wilayah Jember.
Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan (DKPP) Jember, Widodo Julianto, menyebut hanya terdapat sekitar 100 paramedik yang bertugas di 31 kecamatan.
“Jumlah itu sangat kurang, padahal kebutuhan layanan peternakan semakin besar seiring program ketahanan pangan nasional dan rencana makan bergizi gratis (MBG) yang memerlukan pasokan daging sapi stabil,” ujarnya, Senin, (28/7/25).
Menurut Widodo, keterbatasan tenaga lapangan berpengaruh pada penerapan teknologi reproduksi seperti inseminasi buatan (IB) dan transfer embrio yang menjadi kunci percepatan keberhasilan kebuntingan sapi.
“Teknologi ini sangat penting untuk meningkatkan populasi dan produktivitas ternak, tetapi pelaksanaannya membutuhkan SDM terlatih yang jumlahnya masih minim,” jelasnya.
Selain itu, sektor peternakan Jember juga sedang memulihkan populasi sapi yang sempat menurun sekitar 30 persen akibat wabah Penyakit Mulut dan Kuku (PMK).
“Kami membutuhkan tambahan tenaga paramedik maupun dokter hewan agar program pengembangan ternak dan pengendalian penyakit dapat berjalan optimal,” tegasnya.
Sebagai langkah awal, DKPP tengah melakukan pendataan populasi sapi dan jumlah peternak sebagai dasar penguatan program peternakan.
“Tidak mungkin ada ternak tanpa peternak yang kompeten, begitu juga keberhasilan program peternakan tanpa dukungan SDM memadai,” pungkas Widodo. (*)
Editor: Mohammad S
Publisher: Keyra