Probolinggo – Keluarga dari Rifkotul Ibad (19), pemuda yang menjadi salah satu korban tewas usai pesta minuman keras (miras) di rumah Kepala Desa Temenggungan, akhirnya menyatakan kesediaannya untuk dilakukan autopsi terhadap jenazah almarhum.
Pernyataan tersebut ini disampaikan dalam audiensi bersama DPRD Kabupaten Probolinggo pada Rabu (21/5/25) siang
Pihak keluarga yang hadir menyampaikan harapan agar proses hukum atas kasus ini dapat berjalan transparan dan tuntas.
Termasuk membuka kemungkinan adanya unsur kelalaian atau tindakan pidana dalam insiden tragis yang terjadi pada Sabtu (26/4/25).
Kabag Ops Polres Probolinggo, Kompol M. Dugel mengatakan, autopsi akan menjadi kunci penting untuk mengungkap penyebab pasti kematian Rifkotul Ibad.
Menurutnya, langkah ini akan sangat membantu dalam pengembangan penyelidikan terhadap peristiwa yang terjadi di rumah kepala desa tersebut.
“Kami selama ini masih menunggu hasil catatan medis dari rumah sakit tempat korban sempat dirawat sebelum meninggal. Namun hingga saat ini, dokumen tersebut belum juga kami terima,” bebernya.
Ia menjelaskan bahwa pihak kepolisian segera memproses permintaan autopsi begitu surat permohonan resmi dari keluarga diterima.
Dugel menegaskan bahwa kepolisian tidak ingin gegabah dalam mengambil tindakan tanpa dasar medis yang kuat, sehingga autopsi menjadi langkah yang tepat untuk memperoleh data forensik yang objektif.
“Silakan keluarga membuat surat permohonan autopsi secara resmi. Setelah itu kami akan langsung tindak lanjuti,” tegasnya.
Hasil autopsi, sambungnya, nantinya akan menjadi bagian penting dalam penanganan kasus dugaan penyalahgunaan miras yang berujung maut tersebut.
Jika ditemukan indikasi zat berbahaya atau campuran miras oplosan, maka polisi akan menelusuri asal-usul minuman tersebut dan siapa saja yang bertanggung jawab atas penyediaannya.
Sebagaimana diketahui, Rifkotul Ibad merupakan salah satu dari beberapa pemuda yang mengalami kondisi kritis usai pesta miras di kediaman kepala desa Temenggungan. Ia tidak tertolong dan dinyatakan meninggal dunia.
Kasus ini memicu keprihatinan publik serta sorotan dari berbagai pihak, termasuk lembaga legislatif daerah. Banyak yang mendesak agar kejadian tersebut diusut tuntas mengingat dugaan keterlibatan oknum aparat desa dalam insiden yang seharusnya tidak terjadi.
Kini, dengan dibukanya jalan untuk proses autopsi, diharapkan misteri penyebab kematian Rifkotul Ibad dapat segera terungkap, sekaligus menjadi pintu masuk untuk membongkar fakta-fakta lain di balik pesta miras yang berujung maut ini. (*)
Editor: Mohammad S
Publisher: Keyra