Menu

Mode Gelap
Libur Waisak, 10 Ribu Penumpang Sesaki KAI wilayah Daop 9 Jember Tragis! Dua Bocah Meninggal saat Mandi di Air Terjun Bidadari Kayangan Probolinggo Akademisi Desa Aparat Penegak Hukum Serius Berantas Miras di Probolinggo Tanggul Kampung Renteng di Lumajang Rusak, Butuh Perbaikan Segera Desakan Pencopotan Kades Temenggungan Usai Tragedi Pesta Miras kian Menguat Pariwisata Lumajang Butuh Inklusi Pelaku Lokal, Bukan Sekadar Panggung untuk EO Luar

Budaya · 11 Mei 2025 16:10 WIB

Pariwisata Lumajang Butuh Inklusi Pelaku Lokal, Bukan Sekadar Panggung untuk EO Luar


					Gelaran budaya Segoro Topeng Kali Wungu yang sudah menjadi kebanggaan Lumajang (istimewa). Perbesar

Gelaran budaya Segoro Topeng Kali Wungu yang sudah menjadi kebanggaan Lumajang (istimewa).

Lumajang, – Gelaran budaya Segoro Topeng Kali Wungu yang sudah menjadi kebanggaan Lumajang dan masuk dalam program Kharisma Event Nusantara (KEN) 2025, sejatinya menjadi momentum emas untuk mengangkat seni dan budaya lokal.

Namun, ada persoalan serius yang perlu menjadi perhatian bersama, yakni even tersebut didominasi event organizer (EO) dari luar daerah dalam pengelolaan acara ini.

Fenomena ini menimbulkan pertanyaan mendasar, mengapa EO lokal dan sanggar seni di Lumajang yang memiliki pemahaman mendalam tentang budaya dan kearifan lokal justru sulit mendapatkan kesempatan bersaing.

Ketua Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Lumajang, Agus Setiawan berharap, agar tahun ini diadakan mekanisme bidding atau beauty contest untuk memberi ruang bagi EO dan sanggar lokal agar konsep mereka bisa diadu dan dipilih secara transparan.

“Beri kesempatan teman-teman EO lokal, sanggar-sanggar lokal untuk membuat konsep. Dan itu diadu. Setelah diadu, biarkan pemerintah atau bupati yang memutuskan mau pakai yang mana,” kata Agus Setiawan, Minggu (11/5/25).

Kata dia, keterlibatan pelaku lokal bukan hanya soal keadilan, tapi juga kunci keberlanjutan pariwisata berbasis budaya. Pariwisata Lumajang harus dibangun secara berkelanjutan (sustainable tourism) yang tidak merusak alam, memberdayakan masyarakat sekitar, serta mengembangkan seni budaya secara simultan.

“Tanpa pemberdayaan EO dan sanggar lokal, potensi ekonomi kreatif masyarakat sekitar sulit berkembang optimal,” ungkapnya.

Lumajang masih tertinggal dibanding destinasi wisata maju. Contohnya Bali, yang mengintegrasikan pusat oleh-oleh, sanggar seni, dan ekonomi kreatif dalam setiap event budaya.

“Segoro Topeng Kali Wungu seharusnya menjadi wadah pengembangan seni budaya yang melibatkan pelaku lokal secara penuh, bukan sekadar panggung hiburan yang dikelola oleh pihak luar,” tuturnya.

Padahal, lanjut dia, Segoro Topeng Kaliwungu ini sering disebut oleh Dinas Pariwisata sebagai sarana promosi budaya dan ekonomi kreatif berbasis kearifan lokal.

“Namun, tanpa perubahan paradigma dalam pengelolaan yang membuka ruang bagi pelaku lokal, kata-kata ini hanya menjadi jargon tanpa implementasi nyata,” terangnya.

Pemerintah daerah dan penyelenggara harus segera menginisiasi mekanisme seleksi terbuka bagi EO dan sanggar lokal, memberikan pelatihan dan pendampingan agar kualitas produksi mereka semakin profesional.

“Langkah ini akan memperkuat daya saing lokal sekaligus menjaga keaslian budaya Lumajang,” jelasnya.

Tambah dia, Segoro Topeng Kali Wungu bukan sekadar even tahunan, melainkan cermin identitas budaya dan potensi ekonomi kreatif Lumajang. Memberi ruang dan kesempatan yang adil bagi pelaku lokal adalah investasi jangka panjang untuk keberlanjutan pariwisata yang inklusif dan berdaya saing.

“Jika tidak, Lumajang hanya akan menjadi penonton di tanah sendiri, sementara potensi besar seni budaya dan ekonomi kreatif lokal terabaikan,” pungkasnya. (*)

 


Editor: Ikhsan Mahmudi

Publisher: Keyra


Artikel ini telah dibaca 163 kali

badge-check

Reporter

Baca Lainnya

Harjakabpro ke-279, Ada Selametan Bumi di Alun-alun Kraksaan

10 Mei 2025 - 06:34 WIB

Umat Hindu Tengger Rayakan Kuningan, Berharap Dianugerahi Kesehatan dan Keselamatan

3 Mei 2025 - 20:50 WIB

Kontes Domba Lumajang 2025 Diikuti 65 Peserta

24 April 2025 - 16:24 WIB

Umat Hindu Bromo Rayakan Galungan, Begini Kemeriahannya

23 April 2025 - 22:18 WIB

Pantai Mbah Drajid Jadi Jujukan Warga Mandi di Laut saat Lebaran Ketupat

7 April 2025 - 16:24 WIB

Kapolres Pasuruan Kota Terbitkan Edaran Jelang Praonan, Ini Aturannya

5 April 2025 - 16:13 WIB

Sosok Kakek Calang, Pembabat Desa Kamalkuning Probolinggo (2)

5 April 2025 - 12:41 WIB

Sosok Kakek Calang, Pembabat Desa Kamalkuning Probolinggo (1)

4 April 2025 - 20:35 WIB

Mengenal Ogoh- ogoh, Tradisi Menjelang Hari Raya Nyepi

29 Maret 2025 - 02:24 WIB

Trending di Budaya